Deru suara kendaraan bermotor hilir mudik terdengar sampai larut malam di tempat tinggal ane. Mereka yang sibuk mondar - mandir adalah petugas TPS yang akan bekerja pada pemilu serentak esok hari. Rabu, 17 April 2019 adalah hari dimana akan diadakannya hajatan besar negara ini untuk memilih pemimpin daerah, legislatif dan memilih presiden baru.

Sebetulnya pilihan ane sudah mantab tertuju pada salah satu calon. Tetapi karena ada sebuah video yang beredar di Youtube yang berjudul Sexy Killer, pikiran ane menjadi buyar dan ane menjadi bimbang tentang sajian isi video tersebut. Ane bertanya - tanya dalam hati, apa isi video itu benar - benar terjadi? apa maksud dari orang yang mengupload video tersebut?.

Dengan rasa penasaran itu ane mulai mencari tentang kebenaran video tersebut. Dari hasil pencarian, ane menemukan bahwa ada keambiguan dari isi video tersebut. Ane berpikir bahwa mungkin orang yang mengupload video tersebut mengajak untuk golput atau menyudutkan salah satu paslon. Dan ane memutuskan untuk tetap pada pendirian ane untuk ikut berpartisipasi dan meramaikan pesta demokrasi negeri ini.

Kembali ke petugas TPS yang sibuk - sibuknya melakukan persiapan untuk pemilu 17 April, membuat ane mulai berpikir bagaimana mereka bisa melaksanakan tugas mereka kalau bekerja sampai larut malam untuk mempersiapkan tempat dan logistik pada esok hari? apa hal tersebut tidak akan menurunkan kinerja mereka? apa mereka tidak kelelahan?.

Karena ane terbilang baru di lingkungan tempat tinggal ane, soalnya ane baru pindah. Ane memikirkan tentang petugas TPS yang mungkin akan kelelahan dan itu akan berpengaruh terhadap layanan yang mereka berikan untuk peserta pemilu yang akan menggunakan hak pilihnya. Ane takut mereka petugas TPS orangnya galak dan serem. Maklum karena ane juga belum mengenal orang sekitar dan sifat mereka.

Akhirnya hari pemilu pun tiba, ane bersiap - siap untuk menuju ke TPS. Jam 8 langsung menuju ke TPS, ane sempet kebingungan karena ternyata TPS masih sepi dan hanya ada petugas TPS yang sedang sibuk sendiri - sendiri. Ane gak berani tanya tentang kapan waktu untuk pencoblosan bisa dimulai. Melihat mereka petugas TPS yang sedang sibuk, ane berencana untuk pulang dan kembali nanti ketika TPS udah siap. Lalu seorang petugas TPS menghampiri ane dan memberitahu bahwa sebentar lagi TPS udah bisa digunakan. Tetapi ane memutuskan kembali ke rumah aja dulu.

Jam 10 ane kembali lagi ke TPS daerah ane.  Ane disambut dengan senyuman dan sapaan petugas TPS yang sudah mengenakan baju batik. Ternyata para petugas TPS di daerah ane ramah dalam melayani masyarakat dengan menunjukkan prosedur dan tata cara pencoblosan. Mereka sabar melayani masyarakat yang akan mencoblos. Dengan senyum dan sapa dari petugas TPS, ane tambah percaya diri dan nyaman untuk melakukan pencoblosan. Tetapi masyarakat yang mengantri banyak sekali. Mereka menunggu untuk dipanggil ke bilik suara. Jadi masyarakat yang datang haruslah mendaftar dengan menyerahkan lembar C6 yang telah diperoleh dari petugas kelurahan. Kemudian pemilih disuruh menunggu untuk dipanggil satu - persatu menuju bilik suara.

Dari hasil pengamatan ane, ada lima lembar surat suara yang harus dicoblos. Dan masing - masing orang dibilik suara rata - rata menghabiskan waktu 5 menit untuk menyelesaikan pencoblosan. Untuk para lansia rata - rata menghabiskan waktu yang lebih lama dari orang dewasa lainnya. Sementara hanya ada 4 kotak bilik suara yang tersedia. Hal itulah yang menyebabkan antrian panjang, sementara antusia warga sangat besar untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu kali ini.

Ane salut sama petugas TPS yang tidak kenal lelah bekerja keras ikut membantu melaksanakan pemilu kali ini. Mereka tetap menjaga profesionalitas mereka sebagai petugas TPS dengan melakukan pelayanan prima sekaligus ramah.