• Beranda
  • ...
  • Domestik
  • Libuaran Nomadik Glamp-Camp De Loano, Ikon Wisata Baru Borobudur

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Libuaran Nomadik Glamp-Camp De Loano, Ikon Wisata Baru Borobudur

Objek wisata De Loano yang terletak di kawasan Hutan Pangkuan Sedayu, Purworejo, memiliki konsep glamorous camping alias glamping, yaitu berkemah secara mewah dan nyaman.

Di De Loano, pemandangan Perbukitan Menoreh terhampar di depan mata. Dan di sela-sela pepohonan pinus yang menjulang tinggi, tujuh tenda berukuran 7x4 meter berdiri kokoh. Kemah Kemah tersebut disiapkan di atas alas susunan bambu. Sebagian tenda juga dibangun ala rumah panggung, dengan kaki-kaki bambu dan kayu. Di dalam tenda terdapat matras untuk enam orang. Lampu dan colokan listrik juga tersedia.



Tenda—tenda itu dihubungkan dengan jalan setapak dan anak tangga yang juga tersusun dari potongan bambu. Di sisi paling atas, sebuah tenda besar didirikan sebagai tempat makan dan ruangan multiguna. Ada pula tenda khusus yang berfungsi sebagai musala. Di area bawah, sebuah panggung atau amfiteater berlantai bambu dengan ornamen dan kursi kayu melengkapi kawasan perkemahan itu.

Di panggung ini, api unggun yang ditaruh di atas wajan besar mampu menghangatkan tubuh saat malam semakin larut dan udara bertambah dingin. Pertunjukan musik atau pemutaran film pun bisa ditampilkan. Pengunjung juga disuguhi aneka sajian kuliner lokal, seperti nasi merah, buntil, sayur lodeh, dan geblek.

Sebagai penghangat. ada penganan rebusan, seperti pisang, ubi, kacang, plus minuman kopi dan jahe. Bilik—bilik kamar mandi pun tak kalah nyaman. Ada pancuran dan toilet duduk serta dinding warna—Warni. Yang tak kalah istimewa, area ini punya toilet bergaya tradisional yang berada di seberang area tenda di wilayah Kulonprogo.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, meresmikan lokasi ini pada 14 Februari lalu. De Loano dianggap sebagai sebenar-benarnya nomadic tourism atau wisata yang berpindah-pindah, karena kemahnya ada di Purworejo, toiletnya ada di Kulonprogo.



Di area seluas 1,3 hektare, De Loano memanfaatkan lahan Perhutani. Karena itulah, kelestarian alam benar-benar dijaga. Selama persiapan dan penyelenggaraan kemah, ada larangan merusak tanaman, termasuk milik warga.

Wisata nomadik ala De Loano menjadi solusi untuk membangun sarana wisata secara cepat. Sebab, sarana dan prasarana permanen di lokasi wisata baru bisa terbangun setelah 20-30 tahun. Nilai ekonomi wisata nomadik ini tinggi, contohnya, Orchid Forest di Lembang, Jawa Barat, yang bisa mendatangkan 6000—an orang dalam satu acara, dengan tarif masuk Rp75.000 per orang.

Di Jawa Barat, terutama di Ciwidey, memang banyak arena glamping, yakni Lake Side Rancabali, Legok Kondang Lodge, dan Bubu Jungle Resort. Glam-camp ditargetkan merebut pangsa pelancong milenial yang besarnya separuh dari target kunjungan 20 juta orang ke Indonesia pada tahun ini. Untuk itu atraksinya harus banyak dan undang orang terkenal.

Bukan hanya berkemah, wisatawan bisa berpetualang dan menikmati aneka ragam hayati. Selain ditumbuhi pinus, kawasan ini juga menjadi lokasi budi daya teh dan kakao. Selain itu juga ditemukan jenis-jenis anggrek alam, karenanya Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada diajak bekerja sama untuk meneliti flora dan fauna area ini. Kawasan ini menjadi bagian proyek Bedah Menoreh yang menghubungkan New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo dengan Candi Borobudur.


Spoiler for Proyek Bedah Menoreh:


De Loano pun disiapkan sebagai ikon wisata baru di zona otorita Borobudur atau Borobudur Highland. Area dengan total luas 309 hektare ini diharapkan bisa menopang pariwisata candi di Kabupaten Magelang, yang ditujukan sebagai satu di antara 10 destinasi Bali Baru.

Selama enam bulan kemarin, glam-camp De Loano sempat dibuka sebagai ajang promosi. Hingga Maret 2019, wisatawan dikenai tarif hanya Rp100.000 per orang per malam. Glam-camp ini dibangun cepat, tidak mahal, dan tanpa kontruksi luar biasa, tapi nuansa kemahnya tetap bisa dirasakan.

Destinasi ini sebelumnya dikenal sebagai jalur wisata offroad dan perkebunan the Nglinggo, Kulonprogo, yang dikunjungi 50.000 turis per tahun. Diajak bekerja sama, mobil-mobil jip offroad pelaku wisata lokal pun siap mengantar wisatawan dan menjelajahi area di sekitar kemah. Maklum saja, jalur kawasan ini lumayan ekstrem. Kemiringan akses jalan raya sampai sekitar 50-60 derajat. Selain dengan jip, area ini bisa dijelajahi dengan sepeda motor dan berjalan kaki. Jalur setapak dan bambu untuk trekking pun telah disiapkan.




Spoiler for Referensi:

azidqiAvatar border
azidqi memberi reputasi
1
2.4K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Domestik
DomestikKASKUS Official
10.2KThread3.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.