• Beranda
  • ...
  • Movies
  • Perkembangan Film berlatar belakang Kisah Nyata yang Mengasyikkan

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Perkembangan Film berlatar belakang Kisah Nyata yang Mengasyikkan
Menonton film berlatar belakang kisah nyata memang mengasyikan, seolah penonton dihadapkan pada pandangan yang sebenarnya tepat ketika peristiwa terjadi. Salah satunya adalah film 'Buster' produksi tahun 1988 yang memasang musisi Phil Collins, penyanyi yang pernah menjadi drummer grup Genesis, sebagai Buster Edwards. Buster adalah salah satu dari kelompok 15 orang yang merampok kereta di dekat Buckinghamshire, Inggris. Buster berhasil melarikan diri ke Meksiko, sebelum menyerah pada pemerintahan setempat.

Yang menarik dari film ini adalah uang hasil rampokan mereka hingga saat ini tak pernah ditemukan. Orang- orang berharap dengan menonton film ini akan muncul titik terang keberadaan uang tersebut.



Kisah yang terjadi di masa lalu adalah sajian paling empuk dan gurih untuk dijadikan film bergenre kisah nyata. Meskipun berpijak pada kenyataan kisahnya namun penulis cerita dan naskah akan bisa sedikit bereksperimentasi di dalamnya. Rentang waktu yang jauh dan terbatasnya referensi dari masa lalu membuat hal-hal yang difilmkan dimungkinkan terjadi.

Kalau toh terdapat referensi yang mewakili masa itu, maka biasanya agak bersifat dramatis karena sangat subyektif. Tapi hal ini sah-sah saja demi memenuhi sisi komersil dari sebuah proses produksi film. 'Hidalgo' adalah satu contohnya, film yang bertutur tentang legenda penunggang kuda Frank Hopkins yang bangga dengan kuda mustangnya. Hopkins sering memenangkan balapan kuda jarak jauh di Amerika. Ini saja sudah membuatnya menjadi legenda di kalangan pecinta kuda Mustang khususnya. Namanya kian terangkat ketika menjuarai balapan kuda paling ganas menyeberangi gurun Sahara di tahun 1890 dengan kudanya bernama Hidalgo.

Film 'Hidalgo' yang dibintangi oleh Viggo Mortensen ini, terasa sangat 'Amerika' sekali. Dengan kebanggan kuda mustang, asal kuda ini sebenarnya dibawa oleh Spanyol ke Amerika pada masa penjelajahan bangsa Eropa menemukan benua baru, yang berperawakan kecil mampu mengalahkan kuda-kuda Arab yang tinggi besar. Juga gaya hidup sebagai koboi yang dielu-elukan oleh seorang sheik kaya ysng diperankan oleh bintang gaek berdarah Arab, Omar Sharif. Termasuk pula sifat kepahlawanan orang Amerika yang akan tampil membela kaum lemah dan tertindas.

Meskipun demikian ternyata rentang waktu tak juga membuat pembuat film agak melencengkan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Meskipun kembali lagi dari sudut mana si pembuat film memproduksi filmnya. Seperti dalam film 'The Black Hawk Down' yang disutradarai oleh Scott Ridley, sarat propaganda Amerika.



Film ini diangkat dari kisah sebenarnya tentang pasukan ranger AD Amerika yang hendak menangkap panglima perang Somalia, Mohamed Farrah Aidid. Tentara Amerika menganggap hanya dalam hitungan menit saja Aidid bisa tertangkap. Namun ketika ranger-ranger ini diturunkan dari helikopter ke pusat kota Mogadishu, mereka menghadapi perlawanan sengit baik dengan senapan mesin maupun persenjataan berat.

Dalam kejadian sebenarnya ratusan tentara Amerika menjadi korban dari milisia yang setia pada Aidid. Sayangnya pada film yang memasang bintang Josh Harnett itu, layaknya film koboi dan indian, digambarkan militan Somalia sangat mudah ditembaki melalui semburan senapan mesin lVI-16 atau AR—15. Padahal dari buku yang sama dikarang oleh Mark Bowden, jumlah sipil maupun milisia yang menjadi korban tak sebanding dengan korban luka dan tewas tentara Amerika. Namun ini adalah sebuah kewajaran apalagi film ini mendapat dukungan penuh dari angkatan darat Amerika.

Sedangkan kebalikannya terjadi pada film We were Soldiers' yang digarap oleh Randall Wallace dan dibintangi oleh Mel Gibson. Film yang dikeluarkan pada tahun 2003 ini, sangat jujur menggambarkan pertempuran Ia Drang pada perang Vietnam. Wallace tidak membuat film perang Vietnam ini seperti film perang sejenis lainnya, mungkin bisa disamakan dengan 'Full Metal Jacket' milik Oliver Stone. Ia tak membuatnya dengan sisi melodrama yang sering mengaburkan sisi realita kejadian sebenarnya. Wallace menuangkan semua realita yang terjadi dalam pertempuran itu.

Tentunya kejujuran sangat jarang dinikmati pada layar Hollywood. Hanya ada beberapa film versi Hollywood yang disampaikan dengan kejujuran, meskipun juga melewati beberapa polesan agar lebih halus. Seperti film 'Antwone Fisher', berkisah tentang pria berkulit hitam yang mengalami gangguan kejiwaan akibat trauma masa kecilnya. Antwone yang saat ini bekerja sebagai tenaga keamanan di sebuah studio besar, menulis sendiri naskah filmnya. Kemudian ia sodorkan pada Denzel Washington untuk disutradarai. Butuh waktu sekitar enam tahun dari tahun 1997, untuk mendengar kata setuju dari Washington. Sayangnya film bagus dengan sudut penyutradaraan berbeda ini tak memiliki distribusi luas.



Begitu juga dengan film 'Men of Honor', film tentang diskriminasi rasial pada divisi penyelam angkatan laut Amerika. Film yang memasang Robert De Niro dan Cuba Gooding Jr. ini, tak malu-malu mengungkap peristiwa yang terjadi dalam tubuh AL Amerika itu. Carl Basher adalah opsir AL berkulit hitam pertama yang menjadi penyelam di AL. Namun tidaklah mudah bagi pria berkulit hitam yang beranjak dari dapur pada dinas ketentaraan kala itu, kebanyakan orang kulit hitam hanya bekerja di dapur saja atau rumah tangga lainnya, menuju pada tugas ketentaraan yang sebenarnya. Berbagai hal dilakukan untuk menjegal jalannya lulus dari sekolah penyelam di Bayonne, New Jersey.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Jean-Jacques Annaud yang menggarap film 'Seven Years in Tibet'. Kisah tentang petualang asal Austria Heinrich Harrer yang menembus wilayah larangan, Tibet. Film yang memasang Brad Pitt sebagai bintangnya ini tak berbeda dengan buku yang sama yang dilepas di tahun 1953. Kedekatan Harrer dengan Dalai Lama pada saat itu ia masih remaja, saling memberikan pertukaran kebudayaan barat-timur, hingga sampai pada invasi Cina ke Tibet di tahun 1950.

Tak sedikit film—film genre ini berkembang dengan baik. Banyak tema yang diangkat dari berbagai kisah nyata publik figure. Seperti Mandela, Steve Jobs, Snowden atau Putri Diana. Tak pelak juga berbagai peristiwa besar seperti 911 New York, penyelamatan penambang yang terjebak di San Jose atau peristiwa tsunami.




Spoiler for Referensi:


2
2.7K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.