projecteAvatar border
TS
projecte
Motivasi Robby Firlian, untuk Go International
Karena kepo kopi Robby Firlian menemukan bakat nya yang mengantarkan kepada kesuksesan. Hai Sobat Alter, kali ini Alter akan membahas tentang perjalanan karir dari seorang Robby Firlian (26). Berawal dari perjalanan karir yang berliku akhirnya Robby Menemukan bakat nya yang terpendam dan dapat mengeksplor hobi menggambarnya.
Awal Karir
Background sekolah yang ia ambil adalah jurusan F&B product. Setelah lulus ia sempat bekerja di hotel sebagai chef. Dengan tuntutan rapih dan bersih tanpa brewok, membuat Robby sedikit agak menjenuhkan. Ia senang dengan grooming asal tidak mewajibkan untuk mencukur brewoknya. Ada beberapa coffeeshop yang memperbolehkan barista brewokan tetapi tetap good looking. Akhirnya ia memutuskan untuk geser jalur sedikit dari F&B produt dan pindah menjadi barista.

“Awalnya, kepo sama kopi. Sekarang kan coffeeshop sudah menjamur tuh dimana-mana. Terus gue nongkrong di adalah salah satu brand coffeeshop internasional. Gue pesen hot latte waktu itu. Pas gue perhatiin foam nya, gue hirup aroma kopi nya dan gue cicipin kayak ada yang beda. Dari situ gue kepo”, ucap Robby.

Kemudian karena rasa penasarannya tersebut, Robby memutuskan untuk mencoba melamar pekerjaan di coffeeshop ternama itu. Dengan diterima nya ia menjadi barista tetapi tidak membuat nya langsung cinta kepada kopi. “Gue mulai di kopi pada tahun 2015 awal, cuma masih belom suka banget sama kopi”, pungkasnya. Dan menganggap pekerjaan barista membosankan bagi nya. Lalu ia memutuskan untuk resign dan cari coffeeshop lain dan mencari coffeeshop yang lebih memberikan challange. “Akhirnya gue masuk St. Ali di tahun 2016, nah disitu gue mulai bener-bener tertarik dengan kopi”, ucap Robby.

Karir Professional
Yang awalnya ia penasaran dengan teknik yang ribet membuat kopi latte pada waktu dulu, di St. Ali ia menekuni latte art. Kemudian St. Ali membantunya dengan memberikan pelatihan. “Dari roastery lab St.Ali gue belajar banyak tentang kopi dari pertumbuhan, jenis kopi, proses kopi 

sampai menjadi sebuah minuman dan disitu gue mulai mendalami tentang kopi”, ucapnya kembali.

Pada awal nya yang kepo tentang kopi dengan proses teknik manual brew membuatnya berpikir teknik tersebut ribet. Ternyata ada satu teknik lagi yang unik baginya dan memiliki tantangan tersendiri. “Gue inget kan waktu order latte di Sturbucks, kok bisa yaa buat seperti itu? Gimana ya cara nya. Dan gue tertarik sama latte art. Gue emang kan aslinya suka gambar. Jadi gue pikir kenapa gak gue tuangin aja yaa di secangkir kopi, hehehe. Udah gitu gue perhatian banyak orang yang suka latte, kalo gue gambar diatasnya orang pasti tambah suka. Karena menurut gue itu tantangan, membuat latte art itu harus rapih dan drinkable. Maka dari itu awal mula gw buat latte art pun gak langsung rapih dan akhirnya gw belajar trus untuk perbaiki latte art gw yg jelek sampai bisa improve apa yang mau gue gambar di secangkir kopi itu.”, penjelasan yang disampaikan Robby.
Kompetisi Barista

Dengan latihan kerja keras Robby yang giat, membuatnya tertarik untuk bisa mengikuti kompetisi. Di St. Ali Robby mendapat kesempatan untuk kompetisi tersebut. St. Ali sendiri sebelum mengirinkan perwakilannya untuk mengikuti kompetisi tingkat Nasional ini, memiliki ketentuan dan syarat yang berlaku bagi setiap barista nya. Tes bagi seluruh barista St. Ali, apakah layak untuk menjadi perwakilan St. Ali? Apabila memang layak, mereka yang lolos dapat mendaftar dan mulai latihan intens di roastery lab nya St. Ali.
“Sebelumnya gue juga pernah test tapi scoop nya belum nasional, dari situ gue mulai percaya diri dan follower gue terus bertambah banyak sampai gue sekarang nerima endorse-an hehehe dan setelah itu juga St. Ali Aussie ngelirik gue. Gue diminta untuk kerja di sana. Tp menurut St. Ali di sini gue ini aset bagi mereka. Jadi nanti dulu, dan alhamdulillah gue juga mau fokus untuk championship di Brazil dulu untuk menaikan nama Indonesia di Industri kopi. Yaa semoga gue menang terus jadi di rolling deh ke St. Ali Aussie. Hahaha”,  ia menutup nya dengan tawa.

Sobat Alter, kita dapat menarik kesimpulan dari cerita Robby diatas. Kalau Sobat Alter masih berpikir bagaimana meraih kesuksesan? Kesuksean itu tidak dapat kita tunggu dengan melipat tangan saja, dan bekerja yang monoton tapi jiwa Sobat Alter tidak disitu. Ada baiknya melihat peluang, dan menaruh passion Sobat Alter dalam pekerjaan tersebut. Terus berusaha, berjuang sampai kesuksesan yang Sobat Alter inginkan tercapai. Karena tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.


sumber :https://www.altermedia.id/segelas-ko...oes-to-brazil/
0
494
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Dunia Kerja & Profesi
Dunia Kerja & ProfesiKASKUS Official
37KThread8.5KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.