Pilpres, bukan hanya sekedar memilih Presiden.


Tanggal 17 April tinggal beberapa hari lagi, ya gan dan sista. Itu artinya artinya sebentar lagi  kita akan segera merayakan pesta demokrasi lima tahunan.


Bagaimana, agan dan sista sudah menentukan pilihan untuk calon presiden, caleg dan partai, belum?


Jangan bilang mau golput, Gan dan sista, plisss!!


Percaya deh, itu bukan pilihan bijak!


Kalo agan dan sista saat ini mempunyai pikiran untuk golput karena terlanjur kecewa dengan keadaan bangsa kita sekarang ini, maka percaya deh itu adalah alasan yang sangat keliru!


Kenapa?


Karena bagaimana kita bisa memperbaiki keadaan bangsa kita, bila kita tak perduli siapa yang akan memimpin bangsa ini!


Atau agan dan sista punya alasan 'alaaahh … siapapun presidennya, kalo ga kerja sendiri, kita ga bakalan bisa makan!’


Alasan seperti itu tak sepenuhnya benar, gan dan sista.


Betul, siapapun presidennya Kita tetap harus kerja keras agar dapat menghidupi diri kita dan keluarga. Tapi kebijakan sang pemimpin bangsa, akan sangat berpengaruh pada keadaan ekonomi dan politik bangsa.







‘'Jangan berpikir kejauhan deh!”


Mungkin ada yang bilang seperti itu. Baiklah Gan, sist, coba kita pikirkan sejenak ya.


Kita ambil salah satu contoh saja. Lapangan kerja misalnya. Sepertinya bukan rahasia lagi kalau banyak sekali anak-anak muda di usia produktif saat ini menjadi pengangguran, betul?


Padahal, mereka bukan orang-orang yang kurang pendidikan. Banyak sarjana dan bahkan ada yang lulusan S2 tapi kesulitan mendapatkan pekerjaan.  Bila mereka saja kesulitan mencari kerja, bagaimana dengan hanya lulusan SMA, SMK?


Ketika keadaan ini menjadi sebuah masalah, siapa yang kita harapkan akan membantu mencari solusi?


Yuupp, benar sekali!

Pemerintah!


Dalam hal ini, presiden dan menteri serta badan terkait wajib mencari solusi atas masalah yang dihadapi oleh anak bangsa.


Lalu, apa jadinya bila pemerintah dalam hal ini presiden dan jajarannya malah mengambil kebijakan yang salah dan merugikan kepentingan anak bangsa?


Misalnya, alih-alih menyalurkan pemuda-pemuda warga negara sendiri agar mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka, tapi malah membuat kebijakan sangat merugikan dengan mendatangkan tenaga kerja dari luar negri!


Apapun alasannya, itu bukan kebijakan yang pantas ditengah banyaknya pengangguran yang membutuhkan pekerjaan. Apalagi bila tenaga kerja asing itu didatangkan untuk pekerjaan yang anak bangsa sendiri juga bisa dan mampu melakukannya!


Coba agan dan sista pikirkan ulang dengan kepala dingin. Kita memilih saja, bisa salah memilih orang. Lalu bagaimana bila kita masa bodoh dengan masa depan bangsa ini?


Atau, mungkin presiden yang agan dan sista pilih di pemilihan yang lalu, dia ternyata tidak seperti yang kita sangka sebelumnya. Kita hanya melihat kulit luarnya saja, tanpa teliti melihat program apa yang dia tawarkan. Atau bisa juga kita hanya melihat seseorang dari penampilannya yang sederhana hingga kita berpikir bahwa dia akan membuat kebijakan pro rakyat. Tapi buktinya ternyata jauh panggang dari api.


Karena itu sekarang waktunya kita memilih seseorang yang menurut kita lebih mampu mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin, lebih cakap dan berwibawa, lebih bisa membawa Indonesia menjadi negara yang kembali di segani dan di hormati oleh negara-negara tetangga dan dunia.


Pemimpin yang bisa membuat kebijakan yang lebih pro rakyat, mengutamakan kehormatan dan kedaulatan bangsa dan negara juga di segani karena kemampuan yang mumpuni dalam segala hal.


Bukan hanya dapat mengelola urusan dalam negri, tapi cakap dan pintar berdiplomasi dalam kancah internasional sehingga bangsa kita lebih dihargai oleh negara lain karena dapat berperan aktif dan bisa memberi solusi dan bisa berkontribusi bagi peradaban internasional. Seperti pada jaman presiden Ir. Soekarno bersama wakilnya bapak Mohammad Hatta.


Juga kebijakan yang di terapkan di dalam negri yang lebih berpihak dan mengutamakan kepentingan anak negri sendiri dibanding mendatangkan pekerja dari luar negri padahal kita tahu anak bangsa pun mampu melakukan semua itu.


Dan itu tak akan bisa terjadi bila kita memutuskan untuk golput!


Percayalah, agan dan sista.

Golput menurutku tidak akan membuat kita lebih baik.


Mungkin kita akan beruntung bila yang terpilih adalah orang yang baik dan kompeten memenangkan pilihan karena di dukung oleh suara mayoritas, tapi bagaimana bila orang yang nanti terpilih adalah seseorang yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan golongannya sendiri?


Yang menghalalkan segala cara asal dia dan kroninya bisa berkuasa?


Percaya deh, agan dan sista …

Keadaan akan jauh lebih buruk dari sekarang ini.


Hasil dari pilpres sekarang, memang sudah ada dalam takdir yang maha kuasa, Allah Subhanahuwata'ala, dan kita mungkin tidak bisa merubah takdir yang maha kuasa. Seperti burung Pipit yang tak dapat memadamkan api, ketika nabi Ibrahim dibakar oleh raja Namrudz.


Namun percayalah, Allah melihat usaha terbaik yang kita lakukan untuk merubah keadaan negara kita menjadi lebih baik. Bukankah Allah sudah berfirman dalam Al-Quran bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, bila kaum itu tak mau berusaha merubah nasibnya sendiri?


Karena itu, marilah kita berkontribusi dalam pemilu kali ini, dengan memilih Capres dan cawapres, Caleg dan juga Partai politik yang menurut kita lebih banyak mewakili kepentingan masyarakat banyak, bukan hanya menguntungkan segelintir orang atau golongan saja.


Semoga usaha kita Allah catat menjadi amal kebaikan, seperti Allah telah catat usaha burung pipit yang menyiramkan setetes air ke dalam api ketika nabi Ibrahim dibakar penguasa angkara.


Selamat memilih, agan dan sista. Insyaa Allah, kita selangkah menuju ke arah yang lebih baik.