Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kaniarfAvatar border
TS
kaniarf
Kami Wanita! Bukan Samsak Tinju!

 

ALOHA GANSIS

WELCOME TO MY THREAD

emoticon-Selamatemoticon-Ultah

Lagi, Kaskus Kreator melempar topik serius dan cukup berat untuk dibahas. Tema kali ini mengangkat soal “Kekerasan Terhadap Wanita”. Reaksi pertama ane waktu baca tema ini adalah… “Uuuuu, menarik.”

Sebagai salah satu makhluk Tuhan yang bernama “wanita”, ane lumayan punya banyak unek-unek yang berkeliaran di kepala. Kalau thread ini macam diary, mungkin bakal jadi panjang berepisode-episode kaya sinetron di TV. Tapi berhubung threadnya harus bermuatan edukasi mungkin ane cuma akan beropini ringan seperti biasanya.

Kekerasan, apa yang terbayang sih kalau mendengar kata itu? Dipukul, ditampar, dijambak… ah pokoknya macam-macam kegiatan fisik yang hasil akhirnya akan menimbulkan rasa sakit di sekujur tubuh korban. Kekerasan macam ini mungkin akan menimbulkan luka dan bekas, tidak hanya bekas luka yang terlihat secara fisik, melainkan bisa juga bekas luka psikologis pada korban.


Gak perlu lah ya ane bahas masalah psikologis terlalu dalam, nanti jadinya cuma “teori sotoy” karena ane buka ahli psikologis. Tapi kalau mau dihubung-hubungkan dengan wanita yang sifat dasarnya sudah perasa, kebayang gak sih akan seberapa besar efek psikologis itu dirasakan oleh mereka? Bisa jadi trauma yang berujung depresi loh.

Ada beragam faktor yang menyebabkan kekerasan pada wanita bisa terjadi. Ane gak akan bahas satu-satu karena ane yakin gansis di sini sudah lebih tahu dari ane. Intinya sih adanya sikap kurang menghargai, masalah pribadi / psikologis pelaku dan pemahaman yang salah di kepala pelaku yang ‘mungkin’ menganggap wanita adalah makhluk lemah, gak akan melakukan perlawanan yang berarti kalau dikasari.

Salah? Gak juga kok. Kalau bicara sains, kekuatan wanita memang jauh lebih lemah dari laki-laki (kecuali si wanita melakukan kegiatan fisik melatih tubuhnya untuk jadi lebih kuat). Apalagi wanita Indonesia yang kebanyakan lemah lembut dan menjunjung asas budaya ketimuran. Mereka enggan untuk melaporkan kasusnya dengan beragam alasan, malu, hormat pada suami, dan alasan-alasan lainnya. Ya, intinya kebanyakan korban akan diam, yang artinya tidak ada perlawanan.

Efeknya? Para pelaku akan semakin menjadi dan semena-mena, kasus kekerasan tidak terungkap, korban hanya bisa mengelus dada sambil gigit jari. Di sinilah wanita harusnya berani mengatakan “Hey, kami wanita! Bukan samsak tinju!”. Meskipun sulit, tapi hal itu harus dilakukan.


Kekerasan terhadap wanita, tidak melulu soal kekerasan fisik. Pelecehan seksual juga menjadi salah satu bagian di dalamnya. Sedihnya, kasus-kasus pelecehan seksual seringkali dianggap hal sepele dan sulit dilaporkan karena kurangnya bukti kuat. Kalaupun korban berani speak upseringkali korbannya yang disalahkan (tengoklah kasusnya Ibu Baiq Nuril). Yang begini nih, bikin korbannya enggan untuk buka mulut. Duh miris banget kalau bahas yang satu ini.

Terkadang ane juga berpikir bahwa budaya “maklum” orang Indonesia seringkali salah tempat. Misal nih terjadi kekerasan seksual terhadap seorang gadis SMA oleh teman lingkungannya. Terus hal itu dianggap maklum, bukannya dilaporkan justru diselesaikan dengan cara yang katanya “kekeluargaan”.

Dinikahkanlah mereka untuk menyelesaikan masalah. Lalu apakah hal itu benar-benar menyelesaikan masalah? Mungkin, tapi efek domino nyatanya jauh lebih mungkin terjadi. Karena dapat pemakluman sebelumnya, bukan mustahil nantinya si laki-laki melakukan kekerasan fisik lain terhadap istrinya di kemudian hari. Keluarga lain yang tau nantinya akan hanya bisa berkata, “Saya tidak mau ikut campur urusan rumah tangga orang lain”. Hmm…


Ya kalau ngomongin masalah ini memang seolah gak ada habisnya dan terkesan sulit tertangani. Entah apa yang harus diperbaiki, tapi dalam lingkup kecil cobalah untuk saling menghargai sesama makhluk Tuhan. Untuk urusan hukum yang belum kuat, kita serahkan saja pada mereka yang lebih punya kuasa. Sebagai rakyat, kita hanya bisa sumbang suara pada April nanti memilih pemimpin dan para wakil yang sekiranya akan menangani serius masalah ini.

Jadi, kamu-kamu para wanita, jangan sampai asal pilih apalagi sampai golput. Kenali pilihan kamu dengan baik karena suara pemilih wanita di pemilu nanti cukup besar loh pengaruhnya. Pilihan kita nyatanya bisa membawa perubahan terhadap masalah ini ke arah yang lebih baik. Semoga....

emoticon-Big Kissemoticon-Angelemoticon-Peluk

 

Quote:

 

 

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
2
1.1K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.