Suatu saat seorang pemain biola terkenal sedang mengadakan konser di sebuah gedung konser yg penuh sesak.
Permainannya sangat bagus, shg para penonton tersihir penuh kekaguman.
Ketika ia selesai memainkan lagu terakhir, seluruh penonton berdiri sambil bertepuk tangan. 

Pemain ini melihat ke arah para penonton, keluar dari panggung, lalu kembali untuk memainkan satu lagu penutup. 
Lagu ini lebih indah daripada yg sebelumnya. 
Kembali penonton bertepuk tangan dg penuh kekaguman. 
Pemain ini lalu keluar dari panggung, tapi kembali memainkan satu lagu lagi.
Lagu yg dimainkan jauh lebih mengaggumkan dari yg sebelumnya. 

Demikian seterusnya, sampai akhirnya ia menutup konser malam itu dg permainan yg luar biasa indah.

Para repoter berdesak-desakan di luar panggung, untuk mewawancarai sang maestro, “Pak, mengapa Bapak memainkan lagu penutup berkali-kali?Padahal lagu penutup pertama pun sudah membuat para pentonton terkagum-kagum.”
Dijawab, “Hari ini guru biola saya hadir & duduk di antara para penonton."

Ketika saya selesai memainkan lagu penutup yg pertama, semua penonton berdiri & bertepuk tangan, kecuali beliau, jadi saya memainkan lagu penutup kedua.
Dan saya terus bermain, sampai lagu terakhir, ketika guru saya berdiri & memberikan tepukan tangan. 
Barulah saya puas, bahwa saya telah melakukan yg terbaik.

Sebenarnya, di hadapan siapa kita “bermain biola” dalam hidup ini?
Tepukan tangan siapa yg Anda harapkan?
Kesuksesan karir kita mungkin membuat banyak orang kagum. 

Deretan mobil bisa membuat para tetangga terkesan.
Tetapi apakah “penonton terpenting”, yaitu Tuhan, juga terkesan dg kehidupan kita?
Apakah kita bermain dalam hidup ini untuk menyenangkan Dia???

Orang terkesan dg apa yg terlihat di luar,  Tuhan terkesan dg apa yg ada di dalam. 


LEBIH BAIK MENDAPATKAN PERSETUJUAN TUHAN, DARIPADA TEPUKAN TANGAN DUNIA.


Semangat pagi sahabat & saudaraku..

Everyday is a Miracle day..
Have a faith 💐
Keep smile 💐
Keep fighting 💐
GOD bless you..🙏