Ada banyak kontroversi dari kampanye terbuka Prabowo Subianto di Manado, Sulawesi Utara, pada Minggu (24/3) lalu. Berbagai kontroversi itu semakin menegaskan sikap publik untuk antipati dengan gaya kampanye capres nomor urut 02 tersebut.

Salah satu pernyataan Prabowo yang kontroversi adalah saat dirinya memarahi pendukungnya yang terlalu ribut saat dirinya tengah berorasi. Prabowo menyebut pendukungnya saja yang berbicara bila tidak menghentikan keributannya.

Prabowo yang suka marah ini tak hanya terjadi di Manado saja. Sebelumnya Prabowo juga sempat terekam media memarahi warga ketika berpidato, seperti di Sumenep beberapa waktu lalu.

Tak hanya merah, Capres nomor urut 02 itu sempat menghentikan orasi politiknya saat azan dari masjid Nurul Huda yang bersebelahan dengan panggung kampanye berkumandang.

"Maaf karena ada azan saya hentikan dulu," kata Prabowo. "Kita harus saling menghormati semua agama. Saat ini sedang azan, kita istirahat sejenak dan ada kesempatan saya untuk minum kopi," tutur Prabowo sembari tersenyum.

Candaan itu praktis membuat beberapa masyarakat yang hadir merasa miris. Menurut warga, walaupun bercanda, tetapi saat mendengar azan, seharusnya mengajak untuk ke masjid bukan minum kopi.

Kontroversi berikutnya terlihat dari adanya bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid. Bendera tersebut berkibar tepat di depan panggung utama saat Prabowo menyampaikan orasi politiknya.

Kontan saja ini memicu perdebatan di tengah masyarakat Kota Manado. Pasalnya, bendera hitam dinilai identik dengan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan pemerintah ini.

Padahal, Kota Manado adalah kota toleran yang tidak menginginkan adanya paham radikalisme di Indonesia. Lantas, mengapa justru di kampanye calon presiden ada bendera-bendera organisasi radikal?

Selain tiga kontroversi di atas, masih ada beberapa hal lain yang tak elok dipandang. Seperti, Prabowo berkampanye pada jam ibadah umat Nasrani. Ini yang membuat masyarakat kecewa karena Prabowo tidak memperhatikan kebijakan lokal derah dan tidak menghormati waktu beribadah.

Kemudian, keributan di atas panggung kampanye antara sesama parpol pendukung, dan terjadinya gempa di Manado saat Prabowo datang yang dikaitkan masyarakat sebagai teguran alam semesta atas kedatangan Prabowo ke Manado. Apalagi dia berkampanye ketika waktu sembahyang.

Sederatan kontroversi dari kampanye Prabowo di atas menunjukkan bahwa dirinya memang tidak pantas dipilih oleh masyarakat, khususnya warga Manado.

Selain itu, dari kontroversi tersebut terlihat bahwa Prabowo terlalu berambisius berkuasa sehingga mengesampingkan aturan dan adat di Manado. Jujur saja, berbagai kontroversi Prabowo itu sudah menyakiti perasaan warga Manado.