diyanti978Avatar border
TS
diyanti978
[STORY] AYAH

Gambar : Idn Times


Aku menutup telinga dengan kedua tangan ku. Di luar sana pertengkaran sedang terjadi. Dan aku merasa kamar yang nyaman ini berubah menjadi seperti neraka. Api-api yang berkobar seolah menarik ku untuk disiksa.

Quote:


Kepala ku langsung berdenyut nyeri. Bulir-bulir air mata mulai membasahi pipi ku. Di cermin itu terlihat gadis remaja yang menyedihkan dengan mata memerah, serta air mata yang terus mengalir membanjiri wajah pucatnya. Rambut panjang ku berantakan belum di sisir, dan seragam SMP sudah melekat di tubuh ku. Sepagi ini aku harus mendengar pertengkaran mereka. Harusnya mereka bertengkar saat aku sudah keluar rumah, itu lebih baik.

Dengan sigap aku langsung mengusap mata ku yang memerah. Seperti ini sudah biasa, seharusnya aku tidak lagi menangis. Aku menghela nafas, kemudian tangan ku meraih sisir di nakas, lalu merapihkan rambut panjang ku dan menulikan suara-suara di luar sana.

emoticon-Mewekemoticon-Mewek

Quote:


Aku merasa sudah menutupinya dengan bedak. Rambut ku juga ku gerai agar menutupi sebagian wajah yang terlihat menyedihkan. Walau teman-teman yang lain tidak menyadari bahwa aku sehabis menangis, tetapi Meli tau. Dia adalah sahabat terdekat ku.

Quote:


emoticon-angelangel

Aku dan Meli bersamaan keluar dari toko buku setelah menghabiskan tiga puluh menit memilih buku yang akan di beli. Aku menenteng kresek belanjaan ku yang ku dapat secara gratis dari Meli. Begitupun dengan Meli sendiri, dia juga menenteng belanjaannya.

Quote:


Aku terkekeh mendengar celotehannya. Segera saja, kami menyusuri trotoar jalan lalu masuk ke dalam kedai bakso yang lumayan ramai. Sambil menunggu Meli yang sedang memesan, aku pun mencari tempat yang masih kosong. Pilihan ku jatuh pada tempat duduk paling pojok dekat jendela yang terbuka. Aku melambaikan tangan kepada Meli yang terlihat bingung mencari.

Quote:


Kami akhirnya memakan bakso sambil berbincang ringan. Mata ku sesekali menatap luar jendela. Di sana sudah ada papa yang duduk di atas motornya sedang merokok dan berbincang dengan tukang ojek lainnya.

emoticon-Ngacirngacir

Quote:


Aku tidak bisa menahan mama yang berjalan dengan sengaja menyenggol bahu ku kasar. Mama melenggak-lenggokkan pinggulnya keluar rumah. Aku semakin mengeratkan cengraman tangan ku di plastik yang ku tenteng dan menggeram tertahan. Kini, pikiran ku sudah kemana-mana akibat mama yang katanya bekerja dengan pakaian ketat yang dikenakannya.

emoticon-Ngaciremoticon-Ngacir

BRAK!!!

Aku sungguh terkejut melihat pintu rumah yang sudah di dobrak. Jantung ku berdegup kencang dan tangan ku mencekram pena yang ku pegang dengan kuat.  Aku di rumah sendirian dan ini sudah malam. Tubuh ku seolah beku tidak bisa di gerakkan. Bahkan aku sudah meneteskan air mata akibat saking takutnya.

Quote:


Jantung ku seolah meluruh ke bawah saat mendengar suara batuk papa. Dengan segera, aku berjalan keluar dengan kedua kaki yang masih gemeteran. Dan aku sangat syok saat melihat papa yang tergeletak mengenaskan dengan wajah yang babak belur.

Quote:


Aku segera membantu papa masuk ke dalam. Indra penciuman ku merasakan bau alkohol yang menyengat. Pasti papa mabuk lagi, aku mendudukkan papa di sofa ruang tamu.

Quote:


Papa meracau tidak jelas karena efek minuman keras. Papa memaki pada seseorang yang tidak ku ketahui. Bahkan sampai selesai aku mengobatinya, papa tidak berhenti memaki.

Quote:


Aku membanting pintu kamar ku keras, lalu membanting tubuh ku sendiri ke kasur. Aku menenggelamkan kepala di bantal dan berteriak sekencang-kencangnya. Apa pun yang terjadi, aku tidak ingin orang tua ku bercerai. Aku hanya tidak ingin mereka bercerai. Biarkan aku egois, seharusnya mereka memikir kan aku sebagai anak yang tidak bersalah, tapi mereka dengan tega melibatkan ku dengan masalah yang mereka hadapi.

emoticon-Nohopenohope

Quote:


Terdengar samar-samar suara papa. Aku pun membuka mata ku perlahan, mengedip beberapa kali sampai aku tersadar. Aku menyibakkan selimut, mengubah posisi menjadi duduk. Dan mata ku melihat jam dinding yang masih menunjukkan angka lima pagi.

Quote:


Aku menenggelamkan diri ku di dalam selimut. Air mata ku kembali mengalir, rasanya tidak pernah kering hanya menangisi keadaan ini. Sudah dua minggu ini mama selalu pulang subuh dengan alasan bekerja. Dan setiap mama pulang, pertengkaran itu terjadi. Seperti ini.. rasanya aku ingin berteriak, menumpahkan semua rasa frustasi ini.

Quote:


Aku langsung berteriak bagai orang kesetanan. Biarkan saja, aku ingin mereka sadar bahwa ada aku yang tidak pernah mereka pikirkan. Ada aku yang selama ini sengsara mendengar perkelahian mereka. Ada aku, anaknya yang sangat frustasi.

Quote:


Hari ini adalah hari minggu, hari libur ku dari rutinitas sekolah. Seharusnya aku bisa beristirahat dengan tenang. Tapi lagi-lagi mereka mengacaukannya. Rasa frustasi yang akhir-akhir ini ku alami seperti menguap, terkumpul di kepala ku. Rasa pening yang sangat menyengat tiba-tiba menyerang ku. Kata cerai adalah hal yang ku takutkan selama ini. Jika sudah seperti ini, buat apa aku masih ada di dunia ini? buat apa aku melihat mereka berpisah dan menjalani hidup masing-masing? Aku tidak bisa. Kini, aku tidak lagi mempunyai tujuan hidup. Aku ingin pergi dari dunia ini saja.
--BERSAMBUNG--

Masih ada kelanjutan kisah Naya..

Di tunggu aja ya...

Diubah oleh diyanti978 23-03-2019 03:30
0
606
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.