Setiap orang punya masa di mana ia terlihat culun, bahkan sangat culun. Eh gak tiap orang ding, saya aja mungkin.

Namun, setiap orang punya kewajiban untuk berubah--kewajiban ya, bukan hak. Tentu berubah ke arah yang lebih baik.

"Penampilan juga harus berubah, mang?"
Menurut saya sih harus.

Saya teringat pesan guru-guru saya. Waktu SD, wali kelas saya selalu bilang tiap kali memberi wejangan saat upacara bendera hari Senin. Bahwa penampilan itu penting, terutama bersih dan rapi. Tidak harus mewah atau bermerek, yang penting nyaman dipakai dan nyaman dilihat.

Guru ngaji saya pun sering berpesan dalam beberapa kesempatan. Jadi anak santri itu harus resik. Kalau penampilan kita kusam, kucel, "and the kumel", mana mau orang melirik. Pernyataan ini keluar karena saat itu banyak santri yang seolah tak peduli pada penampilan luar, padahal ngaji dan ilmu agamanya luas. Alhamdulillah santri sekarang mah keren-keren, semoga diikuti juga sama ilmunya yang keren bukan hanya tampilan luarnya saja.

Sejatinya saya bukan laki-laki metroseksual yang sangat memperhatikan penampilan. Namun, setelah menikah saya belajar untuk memperbaiki penampilan. Saat istri sudah berusaha menampilkan yang terbaik untuk suaminya, maka suami pun harus peduli sama penampilannya.

Aslinya saya lebih suuka pakai kaos oblong dan celana jeans meski warnanya sudah kusam. Kadang bagian kerah sudah robek gara-gara cuci-kering-pakai. Kini belajar untuk memilih mana pakaian yang pantas, menyeimbangkan dengan gaya berpakaian istri.

Satu hal yang belum bisa dirubah sampai saat ini, sendal jepit. Agak susah ternyata ya membiasakan diri pakai sepatu. Beruntung bekerja di lapangan, tidak punya kantor khusus, lebih sering masuk rumah warga jadi lebih nyaman pakai sendal. Ya, bukan sendal jepit oplosan merek swalow juga sih. Paling tidak tak perlu repot saat harus berkunjung ke rumah warga.

Foto berikut bolehlah dibilang sebuah metamorfosis saya. Berawal dari semester pertama kuliah tahun 2007, itu bareng almukarom Firman Attasiki. difoto menggunakan handphone terbaik pada masanya milik Munaji LdZie suaminya Nolisa LdZie. Kami satu kelas dulu saat kuliah.

Oh ya, saat itu belum ada aplikasi beauty plus. Kalau pun terlihat lebih tampan itu karena posisi dan angle pengambilannya pas. Foto saat belum ada smartphone android atau saat handphone merek Nokia jadi raja di dunia telekomunikasi.

Thanks mas bro Nur Fajar Nashrulloh sharing fotonya.
#ngomong_apa_ya?
#belajar_nulis
#postperdana