Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Alfrida303Avatar border
TS
Alfrida303
Kisahku Dengan Sang Mantan
Kisahku Dengan Sang Mantan

     
Angin pagi menghembus celah – celah ruangan kosanku. Kosan baru yang kuhuni sendiri di sekitaran kampusku. Aku harus berpisah lebih cepat dengan teman satu kosanku karena perbedaan prinsip.

Kosan baru menghadirkan perasaan baru bagiku. Perasaan nyaman damai, bisa tiduran dengan berbagai gaya dan makan apa saja sesuai keinginan hati. Tak terkecuali perasaaanku pada seorang pria. Selepas putus cinta untuk kesekian kalinya, seorang laki – laki datang dengan gagahnya di hadapanku. Namanya parman, seniorku di kampus. Kami bertemu pertama kali dalam sebuah acara latihan dasar kepemimpinan di sebuah lokasi wisata alam.

‘’nama kamu siapa dek?, kok baru aku lihat’’ ungkap parman sambil melirik wajahku yang sedang kecapean.

‘’aku juga baru lihat kakak’’ jawabku sambil tertunduk menggerakkan tanganku di tanah.

Perbincangan hari itu menjadi pintu tumbuh – tumbuhnya perasaan cinta di hatiku. Aku terpana melihatnya, bukan karena ketampanannya tapi lebih dari itu. Jiwa kepemimpinannya dalam kelompok membuatku merasa kalau dia layak menjadi kekasihku.

Sayang seribu sayang, parman sepertinya lebih tertarik dengan temanku yang bernama rahmi. Aku sadar itu, gerak – geriknya ketika acara terlihat. Bahkan aku sempat diminati tolong untuk memberikan kontak whatsapp rahmi. Kuberikanlah kontak whatsaap tersebut dan parman tak lagi datang padaku.

***

Kampusku tampak sepi, beberapa mahasiswa telah menyelesaikan final semester dan beberapa lagi sedang melakukan tes praktikum. Aku sendiri baru menginjak semester 3 waktu itu dan parman sementara menyusun skripsinya. Tak sengaja kami bertemu di tengah koridor kampus. Aku menuju ruangan A2 sementara iya B7.

‘’eh, ketemu lagi dek, kukira kampus libur. Mengapa kamu datang?’’ Tanya parman sambil membawa beberapa buku.

‘’aku sedang menunggu tes praktikumku kak’’ jawabku singkat

Pertemuan tersebut membuka kembali pintu hatiku yang sebelumnya tertutup.

Ternyata tak ada hubungan spesial antara parman dan rahmi. Akupun semakin semangat membangun perasaanku.

***

Gayung bersambut, parman mengajakku keluar malam itu. Lewat whatsapp iya memberikanku pilihan untuk nonton bioskop atau makan nasi goreng di warung andalannya. Kupilih nonton bioskop, dan memilih fim Dilan 1990.

Parman datang ke kosanku dengan motor besar miliknya, iya hanya menungguiki di depan kamar karena malu dengan tetangga kosanku. Kamipun berangkat menyusuri lorong – lorong menuju bioskop.

Nonton bersampingan di bagian paling atas, film ini tambah membuat hatiku berbunga – bunga. Semoga saja aku bisa mendapat pria seperti Dilan. Dan pria yang kuinginkan seperti dilan sedang ada disampingku. Film tersebut tak terasa sudah usai. Rombongan penontonpun keluar.

Aku dan parman melanjutkan perjalanan kami ke sebuah rumah makan padang. Sebelumnya kami tak merencanakan itu, tapi parman mungkin tahu aku sedang lapar. Akupun melahap nasi padang yang dihidangkan, sembari makan iya berbagi keluh kesahnya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Akupun membalas dan memberinya semangat.

Selepas makan kamipun langsung pulang, diatas motor parman menyatakan perasaannya cintanya kepadaku.

‘’maukah kau jadi pacarku’’ ucap parman sambil melihatku ke belakang.

‘’iya’’ jawabku

Angin malam menjadi saksi cinta kami malam itu tak terkecuali pengamen di lampu merah yang sempat mendatangi kami. Kupeluk parman malam itu, tubuhku larut bersama deru angin.

***

Parman selalu hadir ketika suka dan duka melanda hidupku. Ia tak pernah membuatku menangis, pun aku juga tak pernah membuat ia marah. Hubungan kami berjalan dengan baik. Beberapa teman bahkan mendukung hubungan kami.

Ditengah kesibukannya menyusun tugas akhir, parman tak pernah lagi memberiku perhatian. Tak ada lagi whatsapp darinya, aku juga tak berani mengiriminya pesan. Akupun fokus dengan tes praktikumku.

Tes selesai, liburpun datang. Liburan kali ini kuputuskan untuk tidak pulang kekampung karena berbagai alasan termasuk biaya mobil yang cukup mahal. Jadilah aku hidup di kosanku saja sembari menunggu parman yang kusebut sayang muncul di depan mataku menghapus dahaga rindu ini.

***

‘’Yuk ke bioskop lagi’’ whatsapp parman siang itu ketika aku sedang duduk termenung di depan jendela.

Pastinya permintaan itu langsung kuiyakan mengingat jarangnya kami bertemu semenjak ia menyatakan perasaannya kepadaku.

Dengan dandanan bak putri raja aku bersiap menyambut raja yang akan datang menjemputku. Namun malang, pertemuan kami dibatalkan sepihak oleh parman. Ia harus bertemu dengan pembimbingnya sore itu. Akupun memahami itu dan memberikannya dukungan untuk menyelesaikan itu terlebih dahulu baru kita berangka ke bioskop

3 jam tak datang, akupun tertidur. Ponsel pintarku ternyata berdering tak karuan, 18 kali panggilan darinya. Ia mungkin marah kepadaku hari ini.

Pesan whatsapp nya pun datang, iya betul marah padaku. Iya luapkan kekesalannya dengan kata – kata kotor yang tak pantas. Aku bahkan tak habis pikir, mengapa ia berubah sedrastis itu.

***

Semenjak kejadian itu aku mulai sadar jika ternyata parman tak sesuai dengan dilan yang kudamba – dambakan. Ia timbuk tenggelam, datang dan pergi sesukanya. Ia menarikku bagai layangan di udara.

Secara tak sengaja, aku bertemu parman di depan kampus. Kami saling tatap, dingin. Seperti kami tak saling kenal sebelumnya. Aku sempat memberinya senyuman tipis tapi tak berbalas. Kulihat iya dari belakang, kukejar dan kuraih tangannya.

‘’mengapa kau berubah, tidak seperti dulu lagi’’ kataku dengan nada yang tinggi sambil bersujud.

‘’aku sudah punya penggantimu’’ ungkapnya enteng sambil meninggalkanku yang berurai air mata.

Aku tak tahu harus bilang apa hari itu. Hatiku hancur, luluh, dan tak ada semangat lagi dalam hidupku. Cinta ternyata tak seindah pikiranku selama ini, hubunganku dengan parman berakhir seperti ini. Ibuku pernah berkata, cinta itu nikmatnya diawal saja nak, jika sudah dijalani pasti mulai membosankan, untuk itu jatuh cintalah pada orang yang tepat di waktu yang tepat pula.

Hingga saat ini aku masih sendiri, menikmati hidupku bersama sahabat – sahabat karibku. Tanpa cintapun aku bisa hidup bahagia. 

 

0
450
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.