Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

phannu.ariAvatar border
TS
phannu.ari
Karena Mantan Selalu Memberi Kenangan

     

Namaku lia, ketika usiaku 19 tahun aku mengenal cinta. Semuanya berawal dari perkumpulan pemuda di gerejaku. Aku menyukai salah satu pria yang perawakannya biasa saja, namanya andri. Tapi aku tak pernah menyatakan perasaan ini kepadanya. Berbulan – bulan kusimpan perasaan ini hingga akhirnya andri sadar jika aku menginginkan hatinya.

Selepas ibadah pemuda malam itu, andri menghampiriku.

‘’malam ini aku antar yah, takutnya nanti kamu ketemu hantu dijalan’’. Kata andri sambil tertawa.

‘’boleh’’ jawabku singkat.

Andripun mengantarku malam itu, dinginnya malam merasuk hingga tulangku. Namun aku bahagia.

***

Hari berganti hari, akupun semakin di mabuk cinta. Andri hampir setiap hari menghiasi pikirannku. Pikiran anak SMA, yang masih labil. Mengingat namanya saja aku mulai melayang – layang.

Hampir setiap hari jika tak kerja, iya pasti datang menjemputku. Menggunakan sepeda motor vespa milik ayahnya iya datang.

Diatas motor kami selalu bercanda, berandai andai menjadi seorang suami istri diatas pelaminan.

Sebelum mengantarku pulang kerumah, kami biasanya singgah di warung mbak iyem menikmati segelas es teler kacang ijo. Dan hari itu iya menyatakan perasaannya kepadaku. Kuterimalah iya menjadi raja di hatiku.

***

Tak terasa aku akan tamat dari SMA dan akan meninggalkan kampung halamanku untuk melanjutkan pendidikanku ke bangku perkuliahan. Sembari sibuk mencari tempat kuliah, akupun tak lupa untuk meluangkan waktu berdua dengan andri.

Danau yang letaknya tak jauh dari rumahku menjadi tempat kami biasa menghabiskan waktu. Minuman dingin dan seplastik gorengan menjadi penganan kami.

 

‘’Yuk, dimakan gorengannya. Nanti masuk angin loh’’ ucap andri mengajakku makan.

‘’iya’’ jawabku santai.

 

Hari ini aku banyak curhat ke Andri mengenai keinginanku untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Iyapun mendukungku dan memberi dorongan semangat. Bahakn membantu mencari informasi perguruan tinggi yang cocok dengan minat dan bakatku.

 

‘’coba tes di perguruan tinggi negeri aja dulu, siapa tahu keterima. Lumayan biaya pendidikannya lebih terjangkau di bandingkan di perguruan tinggi swasta’’ Usul andri.

 

Usul yang menarik menurutku, apalagi kehidupan kami dikampung pas – pasan. Ayahku seorang PNS golongan rendah di kantor desa dan ibuku seorang petani.

***

Tibalah hari pendaftaran masuk perguruan tinggi negeri. Akupun memilih untuk masuk ke perguruan tinggi yang memiliki jurusan keguruan. Pilihankupun jatuh ke salah satu kampus negeri yanga jaraknya 300 km dari kotaku. Itu adalah kampus negeri terdekat dari tempat asalku. Kupilih jurusan pendidikan guru sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini.

 

Hari itu aku bersama andri berboncengan ke bank terdekat untuk membayar biaya pendaftaran. Andri dengan senyum menyodorkan uangnya kepadaku. Aku tak tahu harus berkata apa, kuambil uang itu dan kusetor ke teller bank. Pembayaranpun lunas, waktunya untuk mempersiapkan diri sebelum ujian.

 ***

Andri tak pernah lagi menghubungiku, semenjak beberapa minggu ini. Mungkin dia tak mau mengganggu konsentrasiku belajar. Tapi aku rindu, aku butuh dukungannya. Kucoba menghubunginya tapi tak di angkat, mungkin sibuk kerja.

 

Kualihkan rinduku dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Berharap semua akan baik – baik saja pun hubunganku dengan andri.

 ***

Hari ujianpun semakin dekat, aku harus segera bersiap. Segala peralatan tempurku telah sedia. Akupun akan meninggalkan kampung ini untuk meraih cita – citaku. Tapi cintaku entah kemana?. Iya tak tampak sampai hari ini.  Hatiku makin lama makin gelisah. Nomor teleponnya tak aktif lagi.

 

Tiba waktunya keberangkatanku menuju kota. Kedua orang tuaku mengantarkan sampai di depan halaman. Lambaian tangannya melepasku menelusuri belantara kehidupan baru.

‘’hati – hati dijalan nak, jangan lupa kabari bapak jika kau sudah sampai’’ kata bapak sambil berurai air mata.

***

Berangkat  sore dan sampai di waktu tengah malam, kira – kira pukul 01.00 dini hari. Perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan, kukirim pesan singkat ke tetangga rumahku bahwa aku telah sampai di kota dan meminta tolong untuk disampaikan kepada bapak dan ibu. Malam ini aku tinggal di rumah kerabat bapak, aku disambut dengan tangan terbuka. Tante Mira, nama panggilannya. Di kota ini iya tinggal bersama seorang anaknya yang masih berusia 5 tahun, suaminya seorang pelaut dan iya seorang ibu rumah tangga. 

***


Hapeku berdering, sebuah pesan singkat masuk dari nomor baru. Aku kadang malas membukanya karena nomor baru kadang mengirim pesan penipuan,sex atau judi. Kubuka pesan tersebut.

‘’semangat yah sayang, jangan lupa jaga kesehatan dan berdoa. From AnDrHy’’.

Tak langsung kubalas, akupun duduk termenung menatap langit. Berpikir mengapa andri baru memberiku kabar hari ini.

 

‘’kemana saja sayang?, aku rindu kamu’’ tulisku di pesan singkat

‘’aku sibuk sayang, pekerjaan kantor membunuhku’’. Balas andri

 

Aku tak membalasnya lagi, aku sadar iya pasti sibuk di tempat kerjanya dan aku harus mengerti itu.

***

Hari ujianku pun tiba, aku bersiap pagi itu. Bangun lebih pagi bersih – bersih rumah dan menyediakan sarapan. Jarak lokasi tes dengan rumah tante mirah sekitar 200 m, sangat dekat. Segelas teh hangat dan sepiring nasi telur mata sapi goreng menjadi menu sarapanku pagi ini. Meja makan tampak sepi, tante mira dan anaknya masih berkeliaran di alam bawah sadarnya.

Kemeja putih dan rok hitam, perpaduan warna yang selalu menjadi identitas manusia ketika sedang mengundi nasibnya.

 

Waktu menunjukkan pukul 07.15 akupun pamit kepada tante mira.

Tes di mulai 08.00 dan berakhir pukul 15.00

Cukup lama untuk satu kursi di perguruan tinggi negeri yang jadi primodana di kampung halamanku.

Semua tes sudah kulalui, tinggal menunggu hasilnya saja.

***

Sembari menunggu hasil tes, akupun pamit untuk kembali kekampung. Tante mira sebenarnya tak ingin jika aku pulang. Tapi aku tetap bersikukuh dan iyapun merelakan kepergianku. Akupun berangkat malam itu dengan mobil yang pernah mengantarku datang ke kota ini.

Aku rindu, aku ingin pulang, aku ingin bertemu dengan andri. Kekasihku yang raganya tak pernah lagi bersamaku.

***

Nomor baru yang sempat mengirim pesan ke handphoneku kukirimi pesan balik

‘’selamat siang, apakah benar ini andri?’’ tulisku

Tak berselang lama pesan singkatkupun dibalas

‘’iya betul sayang, ada apa yah? balas andri.

‘’aku kangen’’ balasku lagi

 

Pagi itu aku tiba di kampung, disambut pelukan bapak dan ibu. Mereka tersenyum melihat anaknya telah pulang berjuang mengejar mimpinya.

Sementara aku masih terjebak dengan perasaan rinduku.

Kutelpon nomor andri dan diangkat.

Kami bersepakat untuk bertemu, andri akan datang menjemputku siang ini. Iya sedang cuti kerja dan memiliki waktu untuk bertemu denganku.

Akupun senang bukan kepalang, bisa bertemu dengannya.

 

***

Andri mulai tampak gemukan, aku bahkan mulai tak mengenalinya lagi. Iya datang dengan motor besar barunya. Akupun langsung naik dan berangkat ke danau tempat kami biasa bersenda gurau.

 

Iya memegang tanganku, kedua matanya memandangku.

‘’maaf selama ini aku tak menghubungimu lagi, bukan karena aku tak sayang tapi aku telah memiliki wanita lain’’ ungkap andri.

Seketika itu mataku berkaca – kaca dan air mataku tumpah.

Ternyata andri akan menikah, iya menikahi rekan kerjanya yang ia hamili.

 

‘’kamu jahat,kamu,kamu jahat’’. Kataku sambil meronta dan memukulnya.

‘’maaf,maaf,maaf ini semua salahku’’ kata andri.

Andripun langsung mengantarku pulang, diatas motor tangisku tak henti pecah.

 

Semenjak hari itu aku duduk termenung seperti tak punya semangat hidup, pria yang kubangga – banggakan dan kelak menjadi suamiku justru mengacaukan perasaanku.

***

Seminggu berpisah aku belum juga bisa melupakan andri.

Pengumumanpun akhirnya keluar, aku lulus. Betapa bahagianya hatiku hari itu, di tengah kesedihan karena putus cinta ada kabar baik datang dengan sendirinya. Kubagikan kebahagian ini dengan bapak dan ibuku. Mereka berdua tak henti bersyukur kepada TUHAN.

 

***

Akupun berangkat ke kota melanjutkan perjuangan meraih mimpiku. Aku telah lupa bagiamana rasanya patah hati. Kini aku fokus mengejar mimpiku, di tempat baru yang kurasa akan memberiku pelajaran hidup yang berharga.


nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
395
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.