" Sesaaaa .. .!" Teriakan itu membuat Sesa yang sedang berjalan menghindari teriknya panas matahari harus terhenti dan melihat kebelakang

" iya .. sini cepet " Balas Sesa ke Tita, yang udah teriak kenceng padahal jarak ga sampe sepuluh meter

" eh, kamu dah tau belom berita nya si Mirwan? "

"Apaan sih, bahas yang lain aja bisa kann " Jawabku sambil melolot ke Tita

" Mirwan seminggu lagi nikah , nih aku dapet undangannya tadi pagi baru nyampe, masi anget lohh "

"Yeeiss, lu kira gorengan . Yuk lah cepet, keburu jam masuk "

Sesa dan Tita bergegas mempercepat langkahnya menuju ruang kelas karena perkuliahan siang akan segera dimulai.







Sesa masih ingat betul undangan Mirwan yang tadi siang sempat ditunjukan kepadanya. Warna emas dengan hiasan pita di tenganya, begitu cantik. Ahh, andai saja dulu Sesa dan Mirwan tidak putus , mungkin hari indah untuk bersanding bersama bisa terwujud.

Sesa kembali ke meja kecil disudut kamar sambil membawa secangkir coklat hangat dan semedi didepan notebook kesayangannya. Masih ada beberapa mata kuliah yang memiliki tugas dengan deadline mepet. Dan itu membuat Sasa hanya bisa mendengus kesal.


Ding.. ding..
Hp Sesa yang sedari tadi diletakan diatas kasur berbunyi,
Ding.. ding.. .
Ding.. ding.. .
Kali ini berbunyi lagi dengan jeda yang cukup dekat . Pastinya ini membuat Sesa yang mendengarnya penasaran dan mulai mengambil hpnya.








Hati Sesa seketika bergetar, ternyata Mirwan mengirim pesan langsung kepada Sesa. Sudah hampir 7bulan mereka tidak berkomunikasi setelah memutuskan untuk berpisah, dan sama sekali tidak bertemu setelah perpisahan itu, kini Mirwan mengirim pesan undangan pernikahannya.

Sesa hanya terdiam. Entah harus bahagia atau sedih dengan undangan itu, meski sebelumnya Tita sudah memberi tahu bahwa Mirwan akan menikah. Berbeda, karena kali ini Mirwan yang memberitahu langsung. Kenangan akan hal indah yang pernah Sesa dan Mirwan lewati bersama muncul kembali.








Hujan deras yang sedari tadi turun perlahan mulai memudar, berganti dengan rintik . Meski mendung juga berangsur pergi, namun masih menyisakan betapa lebatnya hujan yang tiba- tiba turun membuat siapapun yang sedang dijalan terbirit untuk mencari tempat teduh.

" Abii, jalan lagi yuk "Ajak Sesa pada Mirwan

" untung ujannya cepet reda ya Sa,
Yok aku anter balik keburu sore "

" he.em Bii, sepatu aku juga basah ni dingiin brrrrr"

" oia mampir dulu ke mesjid udah jam setengah lima, aku belum solat "

" oke , jangan lama2 Bii "

Sesa hanya duduk di tangga masuk menuju pintu masjid. Sudah puluhan kali Sesa kemesjid, namun tak sekalipun pernah Sesa masuk. Yaa, Sesa beda keyakinan dengan Mirwan. Namun begitu, perbedaan diantara Sesa dan Mirwan tak menyurutkan kasih Sayang diantara mereka berdua yang telah berjalan hampir tiga tahun.

Apalah daya, jodoh, maut dan rejeki sudah diatur oleh Tuhan. Kasih Sesa pada Mirwan harus terhenti karena terganjal restu orang tua mereka berdua yang sama2 tidak setuju. Mau sekuat apapun dan bagaimanapun, apabila orang tua tak merestui, tidak akan bahagia. Mereka sepakat untuk berpisah baik2.





"Sesaaaa " Teriak Tita dari luar kamar
" ooo Sesaaaa... "Teriak lagi kali ini lebih kenceng

" aduhh , iya Titaaa Moluscaaa, Sesa kaga budeg, nih lari2 mau bukain pintu akhirnya kaki aku kejedot meja "

"Upss .. sorii ,
Udah siap belom ??
Wah Putri Sesa cantikk banget hari ini ...!" Puji Tita , dan seketika mata Tita terlihat bintang2 seperti Nobita yang melihat Sisuka berdandan anggun. Wkwk

" woy, ngeledek lu yaa !"


" hhaa , beneran suerr! Dah siap , yuk berangkatt.
Ehh lu ga bawa celurit buat dibawa kepesta mantan kan "


" wkwkk , Amplop isi duit iya. "

" wokeey, Sesaaa udah Move on dari mantaaan " Teriak Tita sambil jalan keluar , dan Sesa yang gemes langsung jitak kepala si Tita sampai Tita bilang ampunnn.


Tita mulai mengegas motornya, semetara Sesa duduk diboncengan. Mereka bergegas menuju pesta pernikahan Mirwan yang lokasinya 40menit dari rumah Sesa.