Gemuruh suara hujan terdengar dari luar rumah, layar monitor laptop aku biarkan terus menyala, sedangkan diri ini masih sibuk dengan game mobile yang aku mainkan sejak tadi.
Setelah sekian lama bermain, iseng aku membuka website yang penuh cerita bernama kaskus, terlihat dari halaman Hot Thread sebuah event untuk menceritakan sosok mantan yang pernah mewarnai kita,
Sejenak aku mengingat dia,
"Hujan ya", gumam ku..
dia sangat menyukai hujan, bahkan terkadang dia memutar suara hujan hpnya saat mau tidur,
tak sadar aku tersenyum kecil mengingatnya, gadis kecil yang menyebalkan namun merindukan,
rindu akhirnya menyerang, namun apa daya kita sudah resmi berpisah dan mungkin tidak akan lagi bersama..
Quote:
Siang itu harinya sangat cerah, aku duduk di motor matic ku didepan sekolah negeri menengah pertama di kota ini. Tak lama kemudian dia datang dengan wajahnya yang ceria, dia yang akhirnya menyelesaikan ujian nasional terakhirnya hari ini..
"gimana ujiannya dek ?"
"alhamdulilah mas lancar, semoga bisa lulus dan nilai un nya bagus" sahutnya..
"Amiiinn", kataku.
motor matic pun ini melaju menuju sebuah mall besar dikota seberang,
Ya, sebelumnya kami sudah membuat janji nonton film bioskop hari ini, tepat di hari terakhir ujian nasionalnya.
walaupun film yang kami tonton berjudul 3600 detik, tapi total waktu yang kami habiskan untuk menonton justru 90 menit, film aneh..
Hari berganti hari, kami mulai disibukan dengan pendaftaran sekolah kami masing-masing, aku yang baru lulus dari sma memutuskan melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di kota seberang, sedangkan dia melanjutkan sekolah menengah akhirnya di sma yang sama dengan ku.
Sore itu aku mengantarnya untuk melihat pengumuman kelulusan masuk sma, aku mengandeng tanganya sambil melihat lihat kertas di papan pengumuman.
"Aurelia Dewi Salsabilla"
sebuah nama yang akhirnya membuat kami larut dalam kebahagian.
"Mas ded, saya masuk....", ucapnya dengan girang..
"Ciee, selamat ya, alhamdulilah akhirnya lolos",
"Alhamdulilah mas, oiya Mas, ayok keliling dulu, liat bangunan sekolahnya"ajaknya..
"Ayokk" timpal ku..
siang itu aku menjadi tour guide dadakannya, menjelaskan satu persatu ruang disekolah ini, naik turun tangga pun tak terasa sudah berkali-kali kami lakukan. Setelah makan sejenak di kantin sekolah, kami akhirnya beristirahat di taman kecil dekat musholla sekolah ini..
"Mas, punya mantan berapa banyak disekolah ini"
"satu doang, itupun pas kelas satu, terus kelas dua sampek sekarang kan sama kamu hehe" goda ku
"ah bohong, pasti sering selingkuh ya?" ucapnya dengan sarkastis
"Haha.. sumpah dek, mas ga pernah selingkuh" ucapku
"Awas ya kalau selingkuh". terlihat kesan serius di wajahnya..
"Siap bos"
"Mas, coba dong praktekan kalau mas ngelamar aku nanti gimana caranya"
"Hah ?"
kami pun tertawa sebuah kalimat yang sangat lucu namun terkesan serius..
Aku pun beranjak mengambil sajadah dan mukena di dalam musholla, aku cabutin benang hiasan yang biasanya ada di ujung-ujung sajadah. Aku menghampirinya kemudian berlutut didepannya, suasana yang sepi dan angin yang bersepoi ria waktu itu menambah kesan moment guyonan kami waktu itu..
"Aurelia Dewi Salsabilla mau kah menerima lamaran ku, memang saat ini aku belum bisa memberi mahar yang mewah, tapi terimalah seperangkat alat sholat ini dan cinci benang ini, suatu hari pasti akan saya ganti dengan yang lebih mewah dari ini" kataku
dia tertawa, namun dia juga menangis, terlihat air matanya mengalir
"Aku mau mas, aku mau" ucapnya..
Aku tertawa mengingat momen itu, moment dimana bocah yang lagi dimabuk kasmaran melakukan adengan lamaran layaknya pasangan dewasa pada umumnya, namun bagi kami waktu itu, mungkin itu adalah salah satu hari terindah bagiku, sepanjang hari melihatnya bahagia dan melihatnya tertawa..
hari dimana dia berhasil lolos seleksi masuk sma pilihannya, hari dimana dia bahagia karena kekasihnya juga menyatakan lamaran tak resminya..
"Mas terimakasih ya hari ini, aku seneng banget, terimakasih sudah memberiku semangat, terimakasih sudah membantu aku masuk sma, dan terimakasih kasih sayangnya mas yang diberikan kepada ku, aku seneng mas", aku tersenyum mendengarnya ucapan manis, dar seorang gadis cantik dengan lesung pipi dikirinya, yang kini beranjak remaja.
Aku dan Aurelia sudah hampir dua tahun bersama sebagai sepasang kekasih. Senang bersama, atau marahan sudah biasa kami alami, namun dia yang unik membuat diri ini yakin untuk setia padanya..
"Mas, kamu janji ya setia sama aku," sahut nya
"Iya janji, santai aja kok" ucapku singkat
"Tapi biasanya cewek kuliahan itu cantik cantik loh mas, awas kepincut".
"Haha... gak akan to adek ku sayang, janji deh aku ga bakal selinhkuh"..
"Ok, awas lo ingkar" ucapnya sembari menatap ku dengan penuh kehardikan..
"Oiya, besok daftar ulang berangkat sendiri ya, mas ada kumpul mahasiswa daerah nih dikampus".
"iya mas, gapapa, hati hati ya"
"iya siap".
Malam kian larut percakapan telepon pun diakhiri, dan siapa sangka jika akhir dari telepon tersebut sautu nanti menjadi akhir dari hubungan ini..
Gerimis hujan membasahi tubuh ini, motor matic yang ku kendarai terus melaju membelah jalanan raya yang basah karena gerimis hujan...
"Dek jangan pergi, tunggu mas" lirih hati ini berkata..
Cinta itu menyakitkan dan sungguh menyakitkan..
perpisahan itu tak memandang seberapa dekat kita denganya, tak memandang seberapa banyak moment romantis kita bersamanya dan tak memandang seberapa besar cinta kita kepadanya.
karena perpisahan akan selalu datang kepada kita yang memang tidak ditakdirkan untuk bersama.
Beberapa jam yang lalu salah satu teman aurelia memberi kabar melalui telepon, sebuah kecelakaan yang melibatkan aurel dengan sebuah motor carry.
Hujan yang mengujur kota saat itu membuat aurel menaikan kecepatan motornya, dia yang berniat menyalip mobil di depannya, masuk kejalur yang berlawanan, dan naas baginya dari jalur tersebut terdapat mobil cary yang juga melaju dalam kecepatan tinggi hingga benturan pun tak bisa dihindari.
Aku menangis, menangis dan menangis..
Melihat wajahnya yang cantik kini di penuhi luka.
aku menatapnya sayu, menyimpan penyeselan dalam diri ini..
"Dek, seandainya mas lebih memilih mengantar mu daftar ulang, mungkin ini tidak bakal terjadi" gumam ku saat itu
kini bagaimanapun aku harus ikhlas menghadapi kepergiannya, sebuah cinta kecil bernama Aurelia Dewi Salsabilla..
gadis yang bercerita bahwa dia menyukai hujan,
pergi meninggalkan orang orang yang mencintainya, disaat hujan turun membasahi jalanan..
Perpisahan memang menyakitkan, namun bukan alasan jika perpisahan membuat kita tak bersemangat dalam menjali kehidupan..
karena sesungguhnya kehidupan adalah sebuah perjalan..
disimpang jalan terkadang kita harus mengalami perpisahan dengan orang orang yang kita sayang.
Namun teruslah berjalan, karena kebahagian lain menunggu kita di suatu tempat dalam perjalanan kita..
#saatnyamoveon
#mantanmanten