Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

imuttarAvatar border
TS
imuttar
Hari Pertama
Hei, kamu tahu kan nenek moyang kita bekerja menjalankan profesinya agar bisa bertahan hidup bahkan sebelum mereka tinggal di dalam gua yang mereka sebut rumah. Kita pun begitu. Tapi tidak semua orang bisa langsung bekerja, tentu perlu belajar lebih dahulu. Bahkan kata orang, orang-orang terpilih butuh persiapan bertahun-tahun sebelum berkerja. Aku salah satunya dan sepertinya kamu juga. Sebelum bisa mencari makan sendiri, orang-orang terpilih itu perlu belajar dengan makan bangku sekolah terlebih dahulu. Itu bukanlah hal yang buruk karena makan bangku sekolah rasanya sedap, itu adalah makanan yang langka. Aku yakin kamu juga berpikir begitu.
Aku saat ini sudah bekerja. Sudah lebih setahun malahan. Aku bekerja di sebuah perusahaan IT bernama GDP Labs. Aku sudah menceritakanmu sebelumnya, mudah-mudahan kamu ingat. Tempat kerjaku GDP Labs Bandung cukup sejuk karena tempatnya di Bandung. Banyak pohon di sekitar sana, tidak perlu takut kehabisan oksigen. Aku suka kantor itu karena ada ruang terbuka di tengah-tengahnya, bisa menurunkan kadar stress. Tempatnya tidak seaktraktif kantor perusahan-perusahaan IT lain yang terlihat warna warni dan ikonik dengan banyak tulisan motivasi di dindingnya. Memang tempat seperti itu terlihat menyenangkan untuk bekerja dan mengurangi stress. Tapi percayalah udara segar dan pepohonan teduh jauh lebih menyenangkan. Kalau tidak percaya datanglah kemari.

Hari pertama pasti akan selalu diingat. Sampai sekarang aku masih ingat hari pertamaku masuk SD yang sudah lama sekali. Apa lagi hari pertama masuk kerja yang baru setahun lalu. Pada hari itu aku diminta datang jam 08.00 WIB. Waktu itu jam ku masih WITA jadi aku tiba di sana pukul 7 pagi. Sungguh bodoh ya. Aku memilih berkeliling mengamati keadaan di sekitar kantor dalam radius 300 meter sembari membuang waktu menunggu jam 8. Itu adalah kejadian yang bahkan rekan kerjaku pun tidak ada yang tahu. Seharian itu diisi dengan penjelasan mengenai peraturan-peraturan kantor, setup laptop, email, github dan wiki. Tenang aku tidak akan bercerita tentang itu, aku yakin kamu sudah sering mendengar tipikal cerita itu dari orang lain.
Silsilah keluarga GDP Labs, dia adalah anak perusahaan GDP Venture dan cucu perusahaan Djarum. Awalnya aku punya ekspektasi kurang bagus terhadap kantor dan sistem kerjanya karena merupakan anak dari perusahaan besar. Mungkin karena efek menonton film televisi dan cerita orang-orang tentang kehidupan kerja. Terdengar jauh berbeda dari tipikal perusahaan-perusahaan startup yang lebih terdengar lebih anak muda. Jujur saja waktu itu ekspektasiku bekerjanya harus datang dari jam 8 pagi dan pulang jam 5 sore dan suasana kerja mencekam dengan senior-senior dan bos-bos jahat terhadap anak baru. Tapi tenang saja, malamnya aku tetap bisa tidur nyenyak. Aku sudah mempersiapkan kalau itu benar terjadi, insting bertahan hidupku sudah ada di level waspada waktu itu.
Ekspektasi petama, aku harus datang jam 8 pagi dan pulang jam 5 sore. Aku datang jam 7 pagi waktu itu agar aman, berjaga-jaga supaya tidak terlambat dan tidak mendapat masalah pada hari pertama. Lima belas menit sebelum jam 8 aku masuk ke dalam ruang kerja. Aku melihat sebuah sensor finger print dan mencoba menempelkan jariku tapi tidak terbaca. Benar juga, sidik jariku belum diinput. Aku masuk ke ruang kerja sambil mengamati keadaan, tapi kok belum ada orang ya? Mungkin tidak apa-apa terlambat kalau sudah senior. Waktu itu cuma ada Teh Linda yang memberikan kertas untuk dibaca dan ditanda tangani dan laptop untuk dipakai kerja. Sejam menunggu satu persatu orang mulai berdatangan. Wah, aku berpikir bahwa mereka semua terlambat. Ternyata aku salah. Baru kemudian setelah itu aku tahu bahwa jam kerjanya cukup fleksibel dan tidak perlu absen dengan finger print perusahaan percaya kalau karyawannya bertanggung jawab. Aku merasa bodoh menempelkan jari di sensor finger print waktu itu. Ekspektasi pertamaku hancur waktu itu. Hal pertama yang harus kulakukan besok adalah datang jam 9 pagi.
Suasana mencekam untuk anak baru dengan senior/bos yang jahat. Orang kedua yang ku jumpai waktu itu adalah Petrus, dia baru masuk sebulan waktu itu. Dia membantuku men-setup keperluan-keperluan kerja. Selanjutnya rekan-rekan yang lain datang satu persatu. Aku masih ingat yang datang ketiga adalah Jansen yang dulu menginterviewku, kemudian Doni yang terlihat agamis dan Fakri yang merupakan managerku, selanjutnya aku tidak ingat lagi urutannya. Aku sebisa mungkin tidak membuat gerak-gerik yang menarik perhatian agar terhindar dari masalah. Insting bertahan hidupku bekerja, kalau tidak ada masalah kenapa harus mendatangkan masalah. Aku merasa perlu membungkukkan badan kalau berjalan di melewati mereka agar tidak terkesan anak baru yang songong. Itu kulakukan ketika aku melewati mereka yang sedang makan siang dan ketika lewat di depan meja rekan kerja yang lain.
Aku baru mulai banyak berinteraksi dengan mereka setelah jam makan siang. Kamu tahu, ternyata tidak seperti yang kupikirkan, aku merasa disambut waktu itu. Seakan-akan kehadiranku merupakan sesuatu yang positif untuk mereka. Ternyata mereka tidak menganut paham senionitas dimana senior selalu benar, junior selalu salah. Orang-orangnya berpikiran terbuka, mendengarkan bahkan mau belajar dari orang yang tidak lebih pintar dari mereka. Mungkin karena nilai yang dianut GDP Labs adalah continuous learning jadi sudah terbiasa untuk belajar dan mengambil pelajaran dari mana saja. Sore harinya ada pizza, aku tidak berani mengambil ataupun melihat ke arah mereka. Sampai seseorang berkata "Kenapa tidak ambil, itu kita beli untuk menyambut kamu". Di akhir hari itu ekspektasi keduaku juga runtuh.
Kamu mungkin mengenalku sebagai orang yang pendiam dan pemalu. Itu karena respon alamiah terhadap lingkungan yang masih harus kuamati dan insting bertahan hidup yang aktif. Kalau kamu mengenalku sebagai orang yang random, melempar jokes walau tidak lucu dan agak nyeleneh, aku sudah merasa tempat itu sebagai tempat yang aman. Sekarang di tempat kerjaku aku sudah menjadi tipe yang kedua itu.
Hari pertamaku, 4 Desember 2017 adalah hari yang menyenangkan dengan semua reruntuhan ekspektasiku. Walau sudah lama, aku masih bisa tersenyum dan tertawa sendiri kalau mengingat hari itu. Aku berjalan pulang ke kosanku dengan bahagia dan membawa sepotong pizza yang kumakan di jalan. Jaraknya hampir 2 kilometer, aku pulang berjalan kaki. Itu cukup dekat untuk ukuranku, tapi mungkin untukmu itu jauh.
Kamu mungkin berpikir bahwa aku cukup lucu dan polos waktu itu. Tenang saja, kamu tidak sendiri. Sudah itu saja dulu, nanti kamu malah menertawaiku. Kalau kamu mau, nanti akan kuceritakan perjalanan setahun setelahnya. Tapi bukan kejadian tiap harinya, aku juga sudah lupa dan aku yakin kamu juga tidak mau. Hanyak yang penting-penting saja.
 
Diubah oleh imuttar 18-03-2019 04:32
reverumAvatar border
reverum memberi reputasi
1
2.1K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Dunia Kerja & Profesi
Dunia Kerja & ProfesiKASKUS Official
37KThread8.6KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.