Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Buku
  • Review Buku Jalan Raya Pos Daendels Pramoedya Ananta Toer

bintangkaedeAvatar border
TS
bintangkaede
Review Buku Jalan Raya Pos Daendels Pramoedya Ananta Toer
Review Buku Jalan Raya Pos Daendels Pramoedya Ananta Toer

Indonesia adalah negeri budak. Budak diantara bangsa dan budak lagi bagi bagsa-bangsa lain.” 

-Pramoedya Ananta Toer-


Seperti itulah suaut quotes yang berada di cover balakang buku ini serta pada awal halaman 5 di buku ini. Dalam buku ini Pramoedya atau Mas Pram membahas tentang Jalan Raya Pos, atau Jalan Daendels yagn dulu membuat ribuan nyawa “pribumi” melayang karena bangsa Belanda yang melakukan genosida di Indonesia untuk keuntungan negaranya. 


Kita adalah Bangsa kaya tapi lemah. Bangsa yang sejak lama bermental diperintah oleh bangsa-bangsa lain. Bangsa yang penguasanya lebih asyik memupuk ambisi berkuasa daripada menggerai keejahtraan bagi warganya.(hlm 6) Mengenai itu, secarik tulisan tersebut sangat menghantam Bangsa Indonesia juga di masa kini. 


Secara garis besar buku ini membahas tetang “pembuatan” Jalan Raya Pos, Jalan Daendels dari Anyer hingga Panarukan. Mas Pram melakukan analisis terhadap beberapa, dan apa yang terjadi di wilayah-wilayah yang dilewati Anyer Hingga Panarukan kala Kolonial juga kadang ditambah pengalaman Mas Pram sendiri ketika berada di wilayah tersebut. Sebgai contoh ketika membahas Kota Serang, pada tahun 1964 Komite Perdamaian Indonesia menghadap pada Presiden Soekarno, dalam hal ini Pram menitnipkan pesan kepada Soekarno untuk mendirikan patung Multatuli, tapi Soekarno malahan menjawab kenapa Multatuli? Mengapa bukan Sneevliet? Atau Baars?. Kurang lebih seperti itu yang dituturkan Pram di buku ini halaman 39 ketika membahas kota Serang. 


Sedikit kembali pada sejarah Jalan Anyer-Panarukan ini, sebenanrya pembuatan jalan ini merupakan suatu kebijakan Gubernunr jendral Daendels untuk menyambung jalan-jalan ke kota agar muda dilalui. Masa ini di Hindia Belanda disebut sebagai republik Bataaf, setelah Prancis berhasil menyebarkan pengaruhnya karena kemenangan Napoleon Bonaparte melawan negara pesekutuan di Eropa. Daendels sendiri merupakan salah satu kaum patriot, yaitu orang Belanda yagn terpengaruh semboyan Prancis Liberte, Egalite, Franiete. Bahkan, menurut buku ini Daedels sering menyebut dirinya Napoleon kecil. 

Daedels sendiri merupakan salah satu orang yang dipilih untuk mempertahankan pulau Jawa khususnya Hindia Belanda pasca kebangkrutan VOC agar tidak jatuh ke tangan Inggris. Dan tentu saja salah satu kebijakannya adalah Kerja Rodi. Dalam buku pelajaran sering diterangkan bahwa kerja rodi merupakan kerja paksa yang membuat jalan dari Anyer ke Panarukan, tampaknya hal tersebut agak ditepis oleh buku ini. Buku ini lebih membicarakan bahwa Daendels memperbaiki, menghubungkan, dan melebarkan jalan antar kota yang sebelumnya sudah ada dengna kerja paksa para rakyat Nusantara. 


Buku berawal dari penjelasan Blora-Rembang semasa Pram dahulu. Pada buku ini membahas tiap wilayah yang dilawati Jalan Pos Raya ini yaitu:

 Anyer-Cilegon-Banten-Serang-Tangerang-Batavia-Cornelis/Jatinegara-Depok-Bogor-Priagangan-Cianjur-Cimahi-Bandung-Sumedang-Karangsembung-Cirebon-Losari-Brebes-Tegal-Pekalongan-Batang-Welweri-Kendal-Semarang-Demak-Kudus-Pati-Juwana-Rembaang-Tuban-Gresik-Surabaya-WonoKromo-Sidoarjo-Porong-Bangil-Pasuruan-Probolinggo-Krasakan-Besuki-Panarukan

1
2.9K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.