Mulai rutin berolahraga saat usia tak lagi muda? Mengapa tidak. Pasalnya riset terbaru membuktikan, orang tetap bisa merasakan manfaat kesehatan yang sama dengan mereka yang sudah rutin berolahraga sejak belia.

Minat anak muda di Indonesia untuk berolahraga masih cenderung rendah. Data SUSENAS BPS pada 2015 menunjukkan hal ini.

Dilihat dari jenis kelamin, persentase pemuda laki-laki yang berolahraga lebih besar dari perempuan. Lebih dari sepertiga pemuda laki-laki berolahraga, sedangkan perempuan sekitar seperlima.

Sementara, Kementerian Kesehatan RI lewat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merekomendasikan aktivitas fisik 30 menit per hari.

American Heart Association Recommendations merekomendasikan orang dewasa melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang 150 menit per minggu, atau aktivitas intensitas kuat atau kombinasi setara dari keduanya 75 menit per minggu.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk berolahraga. Baik itu untuk menurunkan berat badan atau demi hidup lebih lama.

Menurut riset baru yang dipublikasikan dalam JAMA Network Open, orang berusia 40 hingga 61 tahun yang mulai rutin berolahraga setiap minggu, risiko kematiannya berkurang 16 hingga 43 persen. Orang paruh baya juga mendapat manfaat kesehatan yang sama dengan mereka yang telah rutin berolahraga sejak remaja.

Tingkat aktivitas fisik yang setara dengan pedoman ini telah dikaitkan dengan manfaat kesehatan. substansial, termasuk berkurangnya semua penyebab kematian terkait penyakit kardiovaskular dan kanker.

Peneliti mengamati data 315 ribu orang dari National Institutes of Health–AARP Diet and Health Study yang dihelat pada tahun 1995 hingga 1996. Mereka mengklasifikasikan peserta menjadi tiga kategori. Ada maintainers, increasers, dandecreasers.

'Maintainers' adalah mereka yang memiliki LTPA secara konsisten lebih tinggi atau stabil dari waktu ke waktu. Merupakan 56,1 persen dari total atau 176.654.

'Increasers' adalah mereka yang melihat peningkatan LTPA dari masa remaja, atau pada usia dewasa. Mencapai 13,1 persen atau 41.193.

'Decreasers' adalah mereka yang memiliki pola LTPA awal dewasa lebih tinggi, tetapi mengurangi aktivitas di kemudian hari, Jumlahnya 30,8 persen atau 97.212.

Peneliti mencatat ada lebih dari 71 ribu kematian. Sebanyak 22.219 kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, 16.388 kematian disebabkan karena kanker.

"Kami berhipotesis peserta yang mempertahankan tingkat aktivitas tertinggi di semua kelompok umur akan memiliki risiko kematian terendah," tulis peneliti.

Ternyata, orang yang meningkatkan LTPA pada masa dewasa setelah hidup tak aktif saat remaja, risiko kematiannya--baik karena penyebab spesifik maupun umum--berkurang, dibandingkan orang dewasa yang secara konsisten hidup tak aktif. .

"Orang dewasa yang tak aktif saat remaja tapi mempraktikkan LTPA pada usia 40 hingga 61, risiko kematiannya berkurang 16 persen hingga 43 persen. Manfaat ini sebanding dengan mereka yang melakukan LTPA secara konsisten sejak remaja hingga dewasa," urai Pedro Saint-Maurice Ph.D., peneliti dari National Cancer Institute.

Kata Dr. Saint-Maurice, peneliti telah mengantisipasi peserta yang mempertahankan tingkat aktivitas tertinggi sepanjang masa dewasa akan memiliki risiko terendah. Sehingga mereka terkejut saat menemukan peningkatan aktivitas pada usia dewasa dan paruh baya juga dikaitkan dengan manfaat yang sebanding.

"Menjaga gaya hidup aktif sepanjang waktu berapapun usia Anda adalah hal baik. Kabar baiknya, bahkan jika belum menjalani gaya hidup aktif, temuan kami menunjukkan Anda masih bisa merasakan manfaatnya saat mulai di usia 40-an dan 50-an," tegas Dr. Saint-Maurice.

Satu hal yang pasti, manfaat ini berlaku sama untuk perempuan dan laki-laki. Tidak tergantung pada perubahan indeks massa tubuh (BMI) dari waktu ke waktu.

Temuan ini senada dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan peningkatan aktivitas fisik di usia paruh baya dikaitkan dengan manfaat kesehatan.

Riset tahun 2009 menunjukkan, laki-laki yang mulai rutin berolahraga pada usia 50-an memiliki risiko kematian yang sama dengan mereka yang berolahraga secara konsisten.

Penelitian lain tahun 2003 menemukan hal serupa pada laki-laki maupun perempuan. Sementara studi tahun 2007 mengungkap, walaupun orang yang hidup aktif merasakan manfaat paling banyak, orang yang baru mulai hidup aktif di kemudian hari tetap mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 25 persen.

Bagaimanapun, gaya hidup aktif itu baik. Seberapapun Anda bergerak, lebih baik daripada tidak sama sekali. Jadi, mulailah dari sekarang.