Akhirnya acara resepsi pernikahan selesai, Asep dan Entin kini bisa berdua saling bersenda gurau di kamar berbilik bambu. Malam pertama yang sudah mereka nantikan akhirnya terwujud.

Tangan Asep meremas jari jemari Entin, sesekali tangannya mengusap tangan Entin dari atas ke bawah, dari bawah ke atas.

"Neng, akhirnya kita sah menjadi suami isteri, ya."

"Iya, Aa. Berasa mimpi kita bisa duduk berdua di kamar ini."

Saat Asep tengah mengusap lengan atas Entin, rasanya ada yang aneh ....

"Neng, ini bulunya lebat banget, ya."

"He he he ... gak pernah dicukur, A."

Tanpa disadari, kedua teman Asep, Emen dan Udin mengintip dari balik bilik bambu.

"Aa buka baju dulu, ya, Neng. Gerah."

Emen dan Udin semakin penasaran apa yang akan dilakukan Asep.

"Udah siap, Neng."

"Udah, A. Tapi, pelan-pelan, ya."

"Tenang aja, coba Neng terlentang. Biar mudah nanti nyabutnya."


Entin menuruti perintah suaminya, karena Entin kata pak K.H. Jujun juga, kalo gak nurut sama suami itu hukumnya dosa.

"Buka bajunya, Neng. Terus buka lebar-lebar."

"Ini udah, A. Udah siap, kan?"

"Udah."

Aksi intip mengintip Emen dan Udin masih berlanjut, melalui lubang bilik bambu.

"Ehhh ... kok gelap, ya, Din. Jadinya gak keliatan," ucap Emen, sembari tetap mengintip.

"Hooh. Gimana mau tau caranya kalo gelap," timpal Udin.

Asep dan Entin masih melanjutkan aksinya.

"Awwww ... pelan-pelan dong A, Neng sakit tau."

"Ini juga udah pelan-pelan, tahan dikit, ya."


Entah apa yang dilakukan Asep dan Entin, hingga membuat Entin menjerit kesakitan.

"Udah belum, A. Lama banget."

"Bentar lagi, Neng."

"Awwww ... nyabutnya jangan kenceng-kenceng."

"Kalo gak kenceng susah nyabutnya, lagian ini rapet banget."


Sementara Asep sedang berusaha mencabut, Emen dan Udin masih setia mengintip dengan seksama.

"Dikit lagi, nih, Neng."

"Cepetin aja, A. Neng udah sakit, nih."


"Satu ... dua ... tiga. Naahhh ... selesai juga akhirnya."


"Aduuhh ... Neng sampe keluar keringat, A."

"Lagian bulu ketek lebat banget, panjang-panjang lagi, jadi susah nyabutnya."


Emen dan Udin menghembuskan nafas bersamaan, "Huffff".

" Kirain apaan yang bikin sakit, taunya lagi dicabutin bulu ketek."


Tamat