RSKOJakartaAvatar border
TS
RSKOJakarta
Bener Steril kah Alkes Yang Dipakai Fasilitas Kesehatan !!!!!


Hallo Agan dan Sista udah pada steril belom ????

Pasti pada nanya, ngapain juga mimin RSKO (Miko) nanyain begituan

Miko pernah ngerasain sendiri sewaktu kejadian kecelakaan tahun 2010. Bayangin aja sebulan kena 3 kali kecelakaan kendoraan bermotor. Hadeeuuhh sial amat ya Miko.

Sewaktu berada di fasilitas kesehatan Miko melihat benda-benda logam menyerupai gunting, pinset dan lainnya berwarna silver.

Saat itu Miko mengalami luka di kepala, lengan dan temperung dengkul menganga dengan darah yang mengucur. Yang ada dipikiran "Amankah saya dari infeksi kuman penyakit...?"

Kayaknya Agan/Sista kalau inget sama Rumah Sakit yang ada di kepala Agan/Sista yakni pelayanan dan pemeriksaan kesehatan oleh dokter, perawat, radiologi, laboratorium, fisioterapi dan layanan kesehatan lainnya.

Dalam kenyataannya Rumah Sakit juga harus memberikan edukasi kesehatan, dan prevensi kesehatan. Salah-satu tindakan prevensi kesehatan ialah sterilisasi bagi alat-alat, peralatan dan bahan habis pakai kesehatan.

Dalam melakukan kegiatan tersebut, Untuk itu RSKO Jakarta tempat Miko berkerja sebagaimana rumah sakit lainnya di Indonesia, wajib dan senantiasa harus memelihara standar mutu dan standar keamanan dalam setiap pelayanan kesehatan kepada pasien dan pengunjung. Terutama dalam hal tindakan medis yang aman bagi pasien, dalam artian jaminan mutu terhadap sterilitas alat medis harus ditempatkan pada skala yang absolut tidak bisa ditoleransi.

Agan/Sista patut mengetahui bahwa keberhasilan sebuah tindakan medis atas pasien tidak hanya ditentukan oleh aspek keterampilan Dokter, Perawat dan Petugas Kesehatan lainnya, melainkan juga mutlak ditentukan oleh kualitas alat kesehatan yang dipergunakan.

Tidak Tawar Menawar, Steril itu 100 %, Tidak Bisa Ditawar
Pada prinsipnya, sterilisasi adalah suatu hal yang absolut 100 %, makna sterilisasi tidak dapat sedikitpun di negosiasi pada skala 99% ataupun dibawahnya. RSKO Jakarta menggunakan dua metode sterilisasi yang pertama sterilisasi suhu tinggi yang bekerja mematikan kuman menggunakan suhu panas di atas 121 derajat Celsius.

Itu mengapa RSKO Jakarta harus menggunakan alat canggih untuk mencapai target sterilisasi absolut. Tahun 2012, RSKO Jakarta membeli alat sterilisasi suhu rendah dengan menggelontarkan dana lebih dari 1 milyar rupiah. Sterilisasi membutuhkan proses yang sangat ketat demi menjamin keamanan.

Emak, Bapak, Tante, Om dan yang sudah punya bocah pastinya terbiasa melihat dalam kehidupan sehari-hari, mematikan kuman para ibu-ibu di rumah mensterilkan botol susu menggunakan teknik perebusan.

Apa yang dilakukan Ibu-Ibu sih sudah benar karena pendekatannya adalah mematikan kuman dengan suhu panas. Hanya saja bila ini diterapkan dalam target sterilisasi yang absolut di layanan kesehatan ini tidak dapat dipertanggungjawabkan tuh gan.

Bila fasilitas kesehatan menggunakan konsep mendidih dalam suhu 100 derajat celcius untuk mensterilkan alat kesehatan nya itu patut dipertanyakan. " Masa sudah tau ilmu nya masih salah sih !!!!! "


Untuk membunuh kuman tertentu suhu 121 derajat Celcius merupakan standar sterilisasi Absolut 100%. Untuk itu bukan 99% atau dibawahnya karena fasilitas kesehatan (Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas) melakukan pelayanan dan perawatan dengan risiko infeksi yang besar.

Kenapa Proses Sterilisasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta Begitu Penting ???...
Sebelum membahas bagaimana proses sterilisasi di RSKO jakarta, Agan sebaiknya harus tau pengertian sterilisasi. Untuk itu penulis mengunjungi Instalasi Sterilisasi & Loundry. Alhamdulillah Miko ketemu langsung dengan Kepala Instalasi CSSD & Loundry RSKO Jakarta secara langsung yakni bapak Muhammad Arief Hidayat, SKep., RN (Arief) yang terlihat muka beriman. 

 
Kata pak Arief "Sterilisasi itu adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisika atau kimia. Sterilisasi di fasilitas kesehatan amatlah begitu penting dan utama. Pendapatnya bila tanpa sterilisasi mustahil mencapai tindakan medis yang aman baik bagi pasien maupun bagi petugas"

Biar agan tau terdapat berbagai media penghantar infeksi baik kontak melalui udara, kontak melalui petugas langsung maupun kontak melalui alat kesehatan yang dipakai bersama, menjadi sebuah fokus besar bersama segenap pengelola rumah sakit di Indonesia.

Ada payung hukum loo Agan/Sista yaitu UU 44 tahun 2009. Auran ini menjadi sebuah kewajiban mutlak bagi pengelola rumah sakit untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas yang salah satu pasalnya menyebutkan melalui penyelenggaraan kegiatan steriliasasi alat kesehatan .

Maka dari itu kebutuhan akan keberadaan instalasi pusat sterilisasi/CSSD (Central Sterille and Supply Departement) kian bergeser yang pada awalnya CSSD hanya diperuntukkan sebagai supporting dari Unit Kamar Operasi menjadi sebuah instalasi yang mutlak diharuskan ada di sebuah instansi pelayanan setingkat rumah sakit.

Mengenal Proses Sterlisasi Demi Keamanan dan Kesehatan Bersama
Yang patut diketahui sejatinya tindakan medis bukan hanya merupakan tindakan operatif saja, tindakan medis invasif maupun tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien menuntut jaminan yang absolut dalam hal keamanan (sterilitas) alat kesehatan yang dipergunakan.

Bapak Arief melanjutkan pada prakteknya sterilisasi merupakan tahapan yang panjang dan rumit karena untuk mematikan kuman dan sporanya itu butuh jaminan dan proses yang panjang di CSSD RSKO. Patut diketahui bahwa RSKO melayani para pasien pengguna Narkoba / Napza dengan penyakit penyerta dan komplikasinya.

Salah satu yang perlu diberi perhatian khusus ialah HIV / Aids dan infeksi oportunistik. RSKO Jakarta merupakan Rumah sakit yang bisa dibilang memiliki peta kuman yang termasuk grade tinggi. Untuk itu wajib melaksanakan SOP keamanan dalam setiap tindakan medis yang dijamin melalui proses sterilisasi yang tersandar.

Setelah menjelaskan hal-hal dasar dan penting menyangkut CSSD, bapak Arief menyampaikan tahapan sterilisasi yang dimulai dengan tahapan alat kotor yang telah dipergunakan di unit layanan (Rawat Jalan, IGD, Rawat Inap) diambil oleh CSSD untuk dilakukan proses yang namanya pembersihan dan pencucian. Tahapan ini penting untuk mematikan rumah (house) tempat kuman-kuman menetap.

Kegiatan cleaning dilakukan di ruang cleaning dan dekontaminasi unit sterilisasi (CSSD). Alat kotor pasca penggunaan di ruang perawatan langsung dimasukkan kedalam tromol/container tertutup rapat untuk ditransportasikan ke unit sterilisasi. Adapun tromol/container tertutup rapat tersebut ditujukan untuk menghindari tumpahan bahan infksius selama fase transportasi dari unit perawatan ke unit sterilisasi.

Proses cleaning pada dasarnya menghilangkan mikroorganisme dan proses mikrobasidal. Proses cleaning sangat diperlukan agar barang aman dari kontaminasi. Pencucian merupakan proses keseluruhan dari proses dekontaminasi yang memiliki peran dalam rangka memutus rantai infeksi atau langkah paling kritis.

Pada proses ini alat dan bahan kesehatan kotor dibersihkan dari noda dan kotoran fisik. Standar mutu yang ditetapkan pada proses ini adalah output berupa alat kesehatan yang bebas dari noda darah, pus, sputum, dan limbah/produk tubuh pasien lainnya.

Teknik mematikan rumahnya kuman menggunakan enzimatik cleaner. Kemudian setelah rumah kuman nya mati dilanjutkan ke tahapan yang namanya desinfeksi yang berfungsi melemahkan kuman.

Dilanjutkan kemudian dengan proses dekontaminasi alat kesehatan. Pada tahap ini dilakukan di ruang cleaning unit sterilisasi. Dekontaminasi merupakan proses yang tidak terpisahkan dari kegitan cleaning sehingga tahapan dekontaminasi dilakukan saat kegiatan cleaning pada saat fase kedua proses cleaning (Soak).

Tehnik dekontaminasi mempergunakan media dalam prosesnya, adapun media yang digunakan : Air biasa, Larutan enzimatis triple atau double enzyme, larutan Desinfectan (HLD/DTT). Parameter mutu pada proses ini adalah proses desinfeksi terlaksana secara sempurna.



Setelah itu berikutnya ialah proses packing alat kesehatan. Kegiatan ini dilakukan setelah tahap cleaning dan dekontaminasi dilakukan. Parameter mutu pada proses ini adalah alat kesehatan dapat dipacking dengan baik dengan indikator pouches berbahan kertas crepe/Kain/plastic film dalam keadaan baik, tidak sobek, dan menutup sempurna alat kesehatan didalamnya.
Ada tape external untuk indikator bahwa proses sterilisasi telah berjalan sempurna, serta ada labeling tertera tanggal kadaluarsa sterilitas.

Packing merupakan bagian penting dari aspek cost CSSD sehingga beberapa pertimbangan harus diberikan dalam upaya memilih kemasan yang paling sesuai dan tehnik pengemasan yang benar.

Dalam proses sterilisasi sendiri ada beberapa opsi teknik sterilisasi yang ada di Indonesia. Bapak Arif mengungkapkan sebuah rahasia bahwa RSKO Jakarta memiliki salah satu device sterilisasi yang canggih yakni sterilisasi teknik suhu rendah yang menggunakan bahan kimia.

Adapun bahan kimia yang kita gunakan di sini adalah dengan etilen oksida. Bahkan device ini tidak banyak dimiliki oleh fasilitas-fasilitas kesehatan karena harganya yang terbilang mahal. Untuk menyediakan alat yang berukuran seperti microwave ini butuh dana diatas 1,3 milyar rupiah, bahkan saat ini ada yang bernilai 3 milyar.

Bahan kimia jenis etilen oksida mampu melakukan penetrasi sampai ke bagian paling dalam dan paling sulit dari alat kesehatan dan mematikan kuman serta sporanya. Dengan sterilisasi suhu rendah ini target sterilisasi yang sulit dijangkau dapat dibasmi dan dimatikan.

Alat kesehatan yang telah disteril harus dapat disimpan untuk setiap saat dapat dipergunakan tanpa mengurangi sedikitpun mutu sterilitasnya. Adapun parameter mutu dalam proses ini adalah packing alat kesehatan steril tidak rusak dan tidak expired, serta kontak terhadap dunia luar terbatas untuk menjaga mutu sterilitas alat kesehatan. Untuk itu penatalaksanaan setting ruang penyimpanan harus bertekanan positif, sehingga menjadi barier kuman dari luar masuk kedalam.

Tahapan Sterilisasi di CSSD RSKO Jakarta
Ketersediaan fasilitas CSSD secara efektif kegiatan sterilisasi di RSKO mengadopsi 2 jenis yakni : sterilisasi dengan tehnik suhu rendah dan tehnik suhu tinggi kering dengan suhu rasional diatas 121 derajat celcius.

Dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan sterilisasi metode dry heat adalah dikarenakan mayoritas jenis alat kesehatan yang tersedia dan dibutuhkan dalam pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan di RSKO masih didukung oleh alat kesehatan yang bermaterial logam.

Pertama Kenapa sterilisasi itu tahapannya prosesnya panjang yang pertama adalah kita harus mematikan rumahnya dulu supaya kuman tidak berkembang biak . Yang kedua kita harus mematikan kuman nya sendiri. Ketiga kita harus menjamin sporanya atau telurnya juga mati teknik yang digunakan di dunia lazimnya ada dua metode suhu tinggi dan suhu rendah.

Dengan metode sterilisasi dengan suhu tinggi kering 121 derajat celcius selama paparan waktu tertentu diatas 45 menit baru kuman dan sporanya akan mati. Ada yang perlu diluruskan, titik didih air adalah 100 derajat Celcius jadi teknik sterilisasi dengan perebusan ini belum menjamin sampai rumah kuman dan sporanya mati.

Metode sterilisasi suhu rendah dengan mengadopsi kimia berjenis etilen oksida dengan paparan kontaminasi selama 3 jam. Metode ini akan mengakibatkan kuman dan sporanya dipastikan mati. Keduanya memang berbeda dalam cara kerja namun satu tujuan hasil akhir adalah steril.

Alat-alat kesehatan yang dilakukan sterilisasi dengan teknik suhu tinggi adalah alat-alat yang tahan panas contohnya instrumen gunting-gunting jahitan dan untuk perawatan muka misalnya pinset dan sebagainya
Sedangkan untuk alat yang tidak tahan panas maka CSSD RSKO Jakarta menggunakan teknik suhu rendah. Untuk alat-alat yang tidak tahan panas ini biasanya yang terbuat dari bahan nelaton atau seperti karet contohnya adalah pipa tubing-tubing untuk alat bantu ventilator pernapasan dan adapula kabel-kabel Wayer EEG.
-----------------------------------
Sambil tersenyum Bapak Arief mengingatkan kepada penulis, dalam dunia kesehatan setiap kegiatan layanan kesehatan menggunakan alat kesehatan harus disteril.

CSSD RSKO Jakarta melakukan pemilahan dengan menggunakan kriteria spalding. Pertama ada alat yang masuk kategori non kritis yang hanya kontak dengan permukaan tubuh luar pasien. Bagi yang tidak terkait dengan cairan tubuh ini tidak perlu di steril.

Alat semi kritis ialah alat yang kontak dengan mukosa pasien misalnya bagian mulut. Namun bila tidak kontak dengan cara ini cukup didesinfektan saja. Sedangkan alat yang kontak dengan cairan tubuh misalnya darah dan sebagainya ini masuk kategori alat kritis alat ini wajib disterilisasi secara absolut.

Konsekuensi dari teknik sterilisasi absolut adalah karena baik metode suhu tinggi maupun suhu rendah keduanya sama-sama menggunakan alat canggih dan mahal. Sterilisasi menggunakan standarisasi ketat di penjuru dunia termasuk yang dilaksanakan di RSKO Jakarta. Bila sterlisasi ini diabaikan kontaminasi dari pasien satu ke pasien yang lainnya dapat terjadi.
Pilihlah fasilitas kesehatan (Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas) yang telah menggunakan standar Sterilisasi yang baik agar tercegah infeksi.

Penulis : Andri M
Nara Sumber : Mohammad Arief Hidayat, SKep., RN
Terima kasih, Salam Hangat RSKO Jakarta
Facebook (DISINI) - Twitter ( DISINI )- Instagram ( DISINI ) -email : rskojakarta@yahoo.co.id





Diubah oleh RSKOJakarta 11-03-2019 05:05
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen JournalismKASKUS Official
12.5KThread3.3KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.