Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jamalmrAvatar border
TS
jamalmr
Kunjungan ke Palembang, Jokowi Kampanyekan 3 Kartu Sakti Baru
Kunjungan ke Palembang, Jokowi Kampanyekan 3 Kartu Sakti Baru
Kunjungan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo ke Palembang, Sumatera Selatan, benar-benar dimanfaatkan untuk mengkampanyekan program yang akan diusungnya bila terpilih kelak.

Jokowi memamerkan 3 kartu baru untuk melengkapi program sebelumnya, yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP) hingga Kuliah, Kartu Pra-Kerja, dan Kartu Sembako.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam deklarasi dukungan masyarakat di Palembang, Sumatera Selatan, pada Sabtu (9/3) pagi.

Jokowi menyebutkan, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bisa digunakan untuk para pelajar guna melanjutkan studi ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. 

Ia mengatakan kartu ini akan melengkapi KIP yang sebelumnya bisa digunakan untuk jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA. 

Kemudian, Kartu Prakerja yang ditujukan untuk para pengangguran, mulai dari lulusan SMA, SMK, hingga perguruan tinggi agar bisa mendapatkan penambahan keterampilan untuk mencari pekerjaan baru.

Selain itu, kartu ini juga bisa digunakan bagi pengangguran yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Terakhir, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menunjukkan Kartu Sembako Murah. Kartu tersebut, katanya, bisa digunakan untuk membeli sembako, seperti beras, gula, minyak, dan lainnya.

Selain berkampanye positif, Jokowi juga mengajak masyarakat untuk tidak percaya kabar bohong (hoax) dan fitnah.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menepis informasi hoaks yang kerap menyerangnya, seperti tidak akan ada suara adzan dan legalisasi pernikahan sejenis bila terpilih kembali menjadi orang nomor satu di Indonesia. 

Menurutnya itu tidak akan mungkin karena Indonesia negara Muslim. Oleh karena itu, jangan mudah percaya fitnah itu. 

Tak ketinggalan, Jokowi juga menekankan tidak akan ada kriminalisasi ulama. Prinsipnya, kalau memang melanggar hukum, masalah dengan hukum, itu siapa pun akan berurusan dengan polisi dan dipenjarakan, termasuk para ulama.

Dengan demikian, kita sebaiknya dapat kritis melihat informasi di media sosial. Semuanya jangan langsung ditelan mentah-mentah, tetapi harus disaring terlebih dahulu.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
237
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.