credit. tempo.co

Tak terasa ya gansis, setelah gegap gempita Asian Games tahun 2018 lalu, akhirnya tiba juga tahun pemilu 2019. Ditandai dengan debat capres cawapres yang sudah berjalan, banyaknya spanduk dan baliho caleg dan capres, serta berkibarnya bendera-bendera partai peserta pemilu dimana-mana.

Gansis, sudah punya pilihan capres dan caleg favorit belum nih? Jangan khawatir kalau belum, masih ada waktu sampai bulan April untuk menentukan pilihan.... Kalau bisa jangan sampai golput ya gansis, mari kita gunakan hak pilih kita untuk Indonesia yang lebih baik....


Buat Agan Sista yang sudah punya pilihan sendiri, pernah ga ngalamin 'bentrok' dengan keluarga/saudara/teman yang mungkin berbeda pilihan? Jangan sampai deh ya... Masa capresnya aja berpelukan kok kita gontok-gontokan...

Nah... Untuk menghindari benturan-benturan tersebut ada baiknya kita perlu memahami pentingnya bertoleransi dalam berdemokrasi...
:semangat

credit. detik.com

Negara sudah menjamin bahwa semua warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas berhak ikut memilih dan dipilih dalam pemilihan umum. Saling menghormati hak orang lain.Itu kuncinya. Jangankan satu negara, satu rumah pun bisa beda-beda pilihan tiap kepala. Ane sendiri pun sekeluarga beda-beda bendera nih gan. Ada yang merah, kuning, hijau, di langit yang biru... .

Hargai pilihan orang lain, insya Allah orang lain juga menghormati pilihanmu. Jadi tidak perlu sampai mengolok-olok orang yang berbeda pilihan. Kan semua orang punya hak yang sama. Kalau ada yang ngatain duluan? Yasudah. Biarin aja. Mungkin dia panik karena kurang piknik.

credit. brilio.net

Saat seseorang menentukan pilihan capres/cawapres ataupun caleg dan partai politik tentunya dipengaruhi pengalaman hidup masing-masing yang tidak akan sama satu sama lain.

Tidak bakal ada satu pun pemimpin yang akan bisa menyenangkan semua orang. Mustahil. Apalagi jika dalam pilpres ada petahana seperti sekarang. Pengalaman 5 tahun ke belakang tentunya akan sangat berpengaruh. Dan kita ga bisa memaksa orang untuk ikut pilihan kita. Wong apa yang kita rasakan belum tentu sama dengan apa yang orang lain rasakan.

Jadi ya monggo, dipikirkan masak-masak. Yang merasa hidupnya ada peningkatan di jaman Pakdhe Jokowi bisa pilih 01. Sedangkan yang merasa kurang berkenan dan yakin dengan Pakdhe Prabowo silakan pilih 02.
:monggo

credit. brilio.net

Indonesia dengan beragam suku, agama, ras, dan bermacam golongan adalah bangsa yang majemuk dan diikat dengan 'bhineka tunggal ika'. Walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Semua orang memiliki harapan masing-masing.Semua orang memiliki kepentingan masing-masing. Pemilu adalah pesta demokrasi untuk menyampaikan aspirasi dan harapan kita semua.

Jangan sampai deh gara-gara pemilu doang beda pilihan jadi berantem antar teman dan saudara sebangsa dan senegara. Rugi. Ingat kita ini bangsa Indonesia. Perbedaanlah yang menyatukan kita...

Kuncinya ya ini : toleransi.

Lagian namanya pilihan itu bisa benar bisa juga salah. Kadang kita ga milih capres yang menang, tapi setelah jadi ternyata presiden tersebut malah membawa dampak positif terhadap kehidupan kita. Kadang juga sebaliknya, ternyata tak sesuai harapan. Hehehe... Jadi yasudah. Pokoknya pilih aja yang menurut kita yang terbaik. Jika pilihannya bener, presiden tersebut membawa pengaruh positif ke hidup kita ya alhamdulillah giliran kita senang. Jika ternyata nggak pun tetap alhamdulillah. Mungkin pengaruh positifnya lagi kena sama orang lain, lagi giliran orang lain yang bahagia. Belajar untuk ikut bahagia saat melihat orang lain bahagia....

Demikian yang bisa ane sampaikan di thread kali ini. Sekali lagi, ingat ya, walau beda pilihan tetap toleran. Ga perlu gontok-gontokan. Wong capres nya aja akrab begini kok... Masa pendukungnya ga bisa akrab juga... Iya ga...


credit. brilio.net

Oke... Selamat menyambut pesta demokrasi dengan antusias dan gembira, tetap bersatu dalam keanekaragaman. Salam damai.