Ilustrasi gunung es | robert mcgillivray /Shutterstock
Gunung es dengan ukuran dua kali kota New York, Amerika Serikat, diprediksi segera melepaskan diri dari lapisan es Antartika. Penyebabnya adalah
keretakan yang bergerak cepat.
Demikianlah pantuan dari peneliti The National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Peneliti NASA sebelumnya telah memberikan peringatan dini mengenai gunung es yang akan longsor dari Antartika tersebut.
Prediksi peneliti retakan es yang akan terjadi bakal retak, terbelah, dan lepas dari Antartika.
Kondisi yang tak bisa diperkirakan secara akurat ini bisa menjadi ancaman bagi pusat-pusat penelitian NASA yang berlokasi di
Antartika selama 10 tahun terakhir.
Gambar yang diambil NASA dari satelit Landsat memperlihatkan retakan menyebar ke arah timur.
Retakan yang disebut dengan istilahHalloween krack ini telah bersinggungan dengan celah lain yang tampak stabil selama 35 tahun terakhir. Namun, sekarang berakselerasi ke utara dengan kecepatan sekitar 2,5 mil setahun.
Rangkaian celah ini akan terus bergerak dan bertemu satu sama lain. Nanti, setelah menyatu, maka akan terlepas ke laut.
Sebuah stasiun riset gabungan yang didirikan oleh British Antartic Survey memberikan perhatian khusus dalam peristiwa dramatis ini. Sebab, lokasinya berdekatan dengan dua lempeng yang baru, tidak ada yang tahu mengenai stabilitas kedua gunung es tersebut ketika menyatu.
NASA mencatat bahwa stasiun itu telah terabaikan selama bertahun-tahun dikarenakan ancaman dari pergerakan es yang tidak stabil.
Potongan yang bakal terlepas merentang sekitar 660 mil persegi. Peneliti mengatakan, potongan itu adalah yang terbesar semenjak penelitian ini berlangsung.
Perubahan yang terjadi ini dipandang tidak familiar pada lokasi gunung es, Brunt. Oleh karena itu, hal yang demikian dapat menyebabkan destabilisasi lapisan es di sekitarnya.
Chris Shuman, ilmuwan dari NASA, menyebutkan bahwa ukurang gunung es yang retak adalah yang terbesar kelima berdasarkan pelacakan Pusat Es Nasional di Suitland Maryland.
"Penyebabnya adalah aliran es gletser alami jangka panjang dari pinggiran Antartika sehingga es mulai mengapung di laut," kata Shuman dikutip dari
The Independent.
Tahun demi tahun, kata Shuman, es bergerak lebih jauh ke lepas pantai karena mendapatkan tekanan gletser di daratan sampai dengan tekanan berkekuatan pasang surut, arus, badai, dan lain-lain. Akhirnya, pecahan es pun satu per satu mulai mengambang.
Menurut Joe MacGregor, seorang ahli glasiologi di Goddard Space Fligh Centre NASA, jika kedua celah tersebut bertemu, lapisan es bakal menjadi tidak stabil.
"Masa depan jangka pendek Brunt Ice Shelf kemungkinan tergantung pada lokasi celah yang bergabung relatif menjadi gumpalan es McDonald," ujar MacGregor.
Jika terjadi penyatuan di hulu (Selatan) dari gumpalan es McDonald, kata MacGregor, ada kemungkinan Brunt Ice Shelf menjadi tidak stabil.
NASA mengungkapkan bahwa lepasnya gunung es adalah fenomena biasa. Namun, perubahan yang terjadi pada lapisan es dan retakan terbesar ini dianggap tidak biasa.