Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tribawonoAvatar border
TS
tribawono
Menanam Padi Bersama Kelinci dan Kambing
Dengan wajah berseri dan penuh bangga Pak Tani menceritakan hasil panen padinya kepada penulis. Lahan seluas 1/4 hektar yang biasa dikelola katanya menghasilkan tonase gabah lebih dari biasanya. Kali ini, ia terima tambahan uang 1 juta dari tengkulak yang memanen padinya. Jika harga gabah di kisaran lima ribuan rupiah per kilogram, maka kini ada penambahan hasil panen lebih kurang 2 kwintal.

Penambahan hasil panen yang tidak seperti biasa ini tidak lepas dari jerih payah Pak Tani yang menerapkan teknis baru pengolahan lahan dan perawatan tanaman. Dengan metode baru yang diterapkan, ia mengaku dapat menghemat 1 karung pupuk urea ukuran 50 kilogram. Jadi, selain keuntungan hasil panen bertambah 1 juta, juga menghemat pengeluaran sebesar 90 ribu rupiah untuk penggunaan pupuk urea sebagaimana harga yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 60/PERMENTAN/SR.310/12/2015.

Lantas bagaimanakah metode baru yang diterapkan Pak Tani? Penjelasannya ternyata tidak rumit, bahkan boleh dibilang tradisional. Bukan pada pola tanam atau penggunaan verietas unggulan, ataupun penggunaan bahan-bahan kimia yang modern. Ia hanya menggunakan pupuk kandang kotoran kambing 2 karung saat mengolah 1/4 hektar tanahnya. Kemudian ia juga menggunakan urin kelinci untuk perawatan tanamannya, cukup 40 liter saja disemprotkan secara berkala dari awal tumbuh sampai panen.

Nah, sebelum menjalankan metode barunya ini, Pak Tani memelihara kambing dan kelinci di pekarangan samping dan belakang rumahnya. Tiga ekor kambing dan 9 ekor indukan kelinci (8 betina dan 1 jantan) terlihat dalam kandang sederhana bikinan sendiri dalam investigasi penulis, Sabtu 2 Maret 2016 di kediamannya. Tepatnya di Desa Tendas, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kotoran kambing dan urin kelincinya inilah yang kemudian digunakan untuk mengolah 1/4 hektar lahannya yang ditanami padi.



Meskipun sudah satu tahun ini Pak Tani menjalankan usahanya, tidak banyak kawan seprofesi yang mau menirunya. Kenapa? Kebanyakan mereka menganggapnya terlalu merepotkan, menambah pekerjaan dan sayang mengeluarkan modal. Padahal, kerja sampingan beternak kambing dan kambing ini tidak banyak memakan waktu, tidak banyak memakan modal, bisa menambah penghasilan dari penjualan hasil ternaknya bahkan menambah hasil panen padinya.

Mari kita rinci perhitungan kerja sampingan ini, biaya pembuatan kandang kita abaikan sebab tergolong modal tetap yang bahkan bisa dibuat tanpa modal sepeserpun jika kreatif. Kebutuhan pakan yang utama meski diperhitungkan dalam beternak, sebab bisa dibilang hampir keseluruhan modal larinya ke situ. Baiklah, untuk memberi makan 9 ekor kelincinya ini Pak Tani hanya perlu 1 ember kaporit ampas tahu yang perlu dibeli dengan uang 10 ribu rupiah tiap 2 hari sekali. Sedang pakan hijauan berupa dedaunan pagar atau rumput tidak butuh terlalu banyak, bisa diambil di sekitar sawah dan lingkungan rumah atau menanam sendiri di sela2 tanah pinggir jalanan kampung. Jika dihitung pengeluaran untuk pakan jadinya cuma 150 ribu rupiah saja tiap bulan. Bagaimana dengan 3 ekor kambingnya? Dengan tegas dijawabnya : itu sudah termasuk!

Oke, lanjut kita akan bahas tambahan penghasilan dari kegiatan sampingan beternak ini. Tiap dua bulan sekali, Pak Tani memanen 30 ekor anakan umur 1 bulan yang dihargai oleh pedagang sebesar 35 ribu per ekor. Coba kita hitung, jia 30 dikalikan 35 ribu maka dipelroleh uang sebesar 1.050.000 ribu rupiah. Lumayan khan? Jika mau lebih bersabar membesarkan sebulan lagi, bahkan harganya bisa naik 2 kali lipat di kisaran 60 - 70 ribu rupiah per ekor.


Kira-kira apa kita masih perlu menghitung pendapatan bersihnya? Mari kita perhatikan saja bagaimana jika hasil penjualan anakan kelinci ini dikurang biaya pembelian pakan, untuk 2 bulan tentunya tinggal mengalikan saja. Oke, jika hasil panen sebesar 1.050.000 dikurang biaya pakan 300.000 (2 bln) kira-kira masih untung atau tidak? Saya rasa tidak perlu terlalu detail, yang namanya kerja sampingan, untung kecil saja sudah tentunya sudah alhamdulillah. Sekedar mengingatkan pembaca, semua perhitungan tersebut belum termasuk hasil penjualan kambingnya, silahkan dihitung sendiri.

Hampir lupa, Pak Tani juga berpesan agar pakan hijauan jangan sampai dikasih tanaman yang berduri. Tambahnya, jangan pula jenis tanaman yang beracun. Dan satu lagi jenis tanaman yang pantang diberikan, yaitu tanaman jaran atau biasa disebut kudo ( Lannea coromandelica), kata Pak Tani jenis ini membahayakan kelinci karena sering menempel di langit-langit mulut kelinci saat proses mengunyah sehingga rawan tersedak dan masuk saluran pernafasan.

Pak Tani hanyalah satu dari jutaan petani di Indonesia. Tanpa disadarinya, penerapan usaha pertanian terpadu sebagaimana diteorikan di buku-buku oleh para ahli  sebetulnya telah ia terapkan. Dimana usaha pertanian dan peternakan itu saling mendukung, bersinergi untuk saling melengkapi menjaga keseimbangan ekosistem alam. Alangkah akan bertambah makmurnya negeri ini jika petani yang menerapkan hal yang sama semakin banyak. Jika perlu, sinerginya ditambah lagi dengan terapan teknologi energi ramah lingkungan. Selamat mencoba!








tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
2
768
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Dunia Kerja & Profesi
Dunia Kerja & ProfesiKASKUS Official
37KThread8.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.