Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

susej.lolotAvatar border
TS
susej.lolot
OPM Akan Tembak Warga Non-Papua yang tak Mau Tinggalkan Nduga, Ini 7 Ultimatumnya


SERAMBINEWS.COM - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), akan menembak warga non-Papua yang tidak mau meninggalkan Kabupaten Nduga.

Hal itu merupakan salah satu ultimatum yang dikeluarkan OPM kepada Pemerintah Indonesia.

OPM mengeluarkan ultimatum kepada warga sipil non-Papua, agar meninggalkan wilayah Kabupaten Nduga, per tanggal 23 Februari 2019.

Ultimatum tersebut disampaikan pentolan TPNPB-OPM, Egianus Kogeya melalui media sosial Facebook TPNPB pada Sabtu (23/2/2019).

Seperti dilansir Serambinews.com dari Tribun Video, setidaknya ada 7 poin ultimatum yang Egianus kepada pihak Indonesia.

Baca: Mirip Sejarah GAM di Aceh, Natalius Pigai Ungkap Awal Mula Berdirinya OPM di Papua

Salah satu ultimatum berisi ancaman tembak kepada warga non-Papua yang masih ada di Nduga.

Karena warga sipil non-Papua dianggap TPNPB sebagai anggota TNI/Polri yang menyamar.

Selain itu, Egianus yang menyebut dirinya Panglima Kodap III Ndugama, menegaskan bahwa TPNPB tidak akan pernah berhenti perang sampai ada pengakuan kemerdekaan Papua dari RI.

Baca: Kerap Berbaur dengan Warga Lokal, Kelompok Bersenjata OPM di Papua Sulit Diidentifikasi

Berikut ini 7 poin ultimatum untuk Indonesia yang dikeluarkan TPNPB-OPM:

1. Perang kami TPNPB kodap III Ndugama tuntut Kemerdekaan Bangsa Papua Barat untuk Penentuan Nasip sendiri
2. Perang kami tidak akan pernah berhenti sampai pengakuan kemerdekaan Papua.

3. Kami minta kepada pemerintah indonesia tuntutan pengakuan kemerdekaan Papua hanya dengan kontak senjata.

4. Kami TPNPB/OPM tidak mintah pembangunan dan bama seluru masyarakat 32 Distrik Kab Nduga minta Merdeka.

5. Seluruh Tanah Ndugama dari ujung sampai ujung manusia Rambut Lurus Warna kulit puti adalah musu utama TPNPB Kodap III Ndugama karena banyak anggota TNI/POLRI pria wanita yang selama ini menyamar ibu Guru suster dan tukang Bangunan bahkan sopir taksi kami akan tembak.

6. Kami harap Pos TNI yang bertugas di Distrik Mbua segera hentikan operasi di perkampungn masyarakat.

7. Sampai dengan pernyataan ini kami keluarkan semua warga sipil non Papua kosongkan dearah Kabupaten Nduga. kalau sampai masih ada kami akan tembak.

Lokasi kejadian terpencil dan tak ada jaringan seluler

Menurut Wakapolres Jayawijaya Kompol A Tampubolon, untuk sampai ke lokasi kejadian dari Wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya perlu perjalanan sekitar delapan jam dengan menggunakan kendaraan.

Setelah itu, perjalaan dilanjutkan dengan berjalan kaki beberapa kilometer.

“Lokasi di sana tidak ada sinyal. Jalan mulai dari kilometer 46 sudah tidak beraspal dan menanjak. Di sana cuaca dingin, sekitar enam derajat celcius. Ini menjadi tantangan buat anggota di lapangan untuk menuju ke sana,” jelasnya.

Tampubolon menegaskan, tugas anggota yang berangkat ke lokasi, yang utama mengecek informasi yang mereka terima dari monitor radio milik warga di sana, tentang adanya 31 orang pekerja pembangunan jembatan tewas dibunuh kelompok KKB.

“Intinya, kalau yang terburuk terjadi. Tugas utama pasukan akan melalukan evakuasi jenazah dari lokasi kejadian ke Wamena. Tapi kita berdoa, hal itu tak terjadi,” pungkasnya.

4. 150 personel dikerahkan untuk memburu KKB

Sebanyak 150 personel aparat gabungan dari TNI dan Polri telah diberangkatkan ke Kali Yigi - Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (4/12/2018).

Keberadaan aparat TNI dan Polri di Nduga guna mengecek informasi adanya 31 pekerja PT Istaka Karya, yang mengerjakan pembangunan jembatan di Kali Yigi - Kali Aurak tewas dibunuh anggota KKB.

Wakapolres Jayawijaya Kompol A Tampubolon mengungkapkan, saat ini sekitar 150 personel gabungan Polri dan TNI sudah berangkat ke lokasi untuk mengecek kebenaran informasinya.

5. Jenazah para korban masih belum dievakuasi

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan, saat ini aparat TNI dan Polri tengah berada di lokasi kejadian untuk mengecek informasi tersebut.

“Kami selalu siap untuk mengevakuasi para korban dan juga menangkap para pelaku,” kata Kamal, Senin (3/12/2018) malam.

Sebagai informasi, sebanyak 31 orang pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, dikabarkan dibunuh oleh KKB.

31 pegawai PT Istaka Karya tersebut sedang bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah itu.

Sampai saat ini jenazahnya belum bisa diambil lantaran lokasinya jauh dari ibu kota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.

6. Pangdam dan Kapolda turun tangan pantau kondisi Nduga

Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring bersama Kapolda Papua Irjen Pol.

Martuani Sormin Siregar akan memimpin langsung penyelidikan kasus pembantaian 31 pekerja bangunan di Nduga.

“Besok saya dengan Kapolda Papua akan menuju pegunungan tengah untuk mengecek kebenaran informasinya. Nanti, kalau informasinya sudah didapat akan kami sampaikan publik,” kata Pangdam Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring.

“Kami tahu di lokasi informasi kejadian ini, tidak ada sinyal sama sekali,” kata.(*)

OPM Anjienk


di kaskus ada 1 akun yg pro OPM, sering memuat berita propaganda buatan sendiri...

kapan niehh di jadikan anak Band??
0
3.2K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.