Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jabalnursajaAvatar border
TS
jabalnursaja
Tanah Anarki
          
Tanah anarki, semua orang orang mengatakan hal yang sama tentang tanah yang kusut dan mentari selalu mendayu sedih padanya. Tak ada yang berani menentang hukum disini. Tak ada yang berani juga menyelundupkan narkoba walau secuil. Tak ada juga yang menantang pemimpin di tanah kusut ini. Tapi semuanya adalah bohong, itu semua bohong. Tak ada lagi tanah yang benar benar suci dari tindak kejahatan dan kriminal. Apalagi jika manusia yang tinggal didalamnya telah diracuni ego dan ambisi dunia.
          Tanah anarki mungkin leboh cocok dikatakan demikian. Orang orang yang melihatnya dari kejauhan juga mengatakan demikian rupanya. Semakin dekat mata memandang, semakin jelas kekusutan yang diperlihatkan. Sungguh tak ada lagi jejal tanah yang dapat dijajaki dengan kebenaran dan kesucian. Jika ada, pastinya telah diracuni kedustaan yang kekal. Itu akan selalu ada dan menghiasinya.
          Masyarakat yang tinggal hanyalah sebuah formalitas yang dijadikan sebagai pemungutan suara pada mereka yang ingin berkuasa dan menduduki tahta. Suara suara itu lalu mati suri didalam kotak suara yang tak berwarna. Hilang ditelan kertas bertuliskan angka. Melayang layang ditengah badai percumbuan politik yang tak karuan.
          Tahta menjadi perebutan kekuasaan yang wajib dilakukan demi ambisi membeli suara dan hukum sendiri. Hingga tak ada lagi hukum yang mampu menyentuh kekuasaan itu. Jika ada hukum yang berhasil menyentuh kekuasaan itu, tak akan ada efek sampingnya sama sekali. Tak akan pernah berguna hukum didepan penguasa yang bertahta dan berharta. Hukum telah menjadi alat politik di tanah anarki ini. Walau hukum adalah produk politik.
          Generasi dimatikan akal pikirannya. Tak dibebaskan pada setiap sudut pandang mereka. Mati hingga tak tersisa walau secuil suara yang disuarakan. Di tanam sedalam dalamnya. Sampai tak terdengar lagi bising yang mengganngu tahta yang berharta. Kekuasaan tanah anarki menjadi sebuah kegelapan pada akal sehat anak anak ini. Dikekang oleh hukum yang dibuat ole kekuasaan yang dipilih sendiri. Pikiran dan kebebasan ditindas dan dipenjarakan selama lamanya. Tak ada lagi kebebasan berpikir ditanah anarki. Mati tergurus kekuasaan suaranya sendiri.
          Buku buku dibakar dan dikubur. Diatanah anarki tak ada buku yang berani melawan rezim pemerintahan. Penulis penulis dan budayawan malah takut dibunuh dan tak diberi nafkah oleh kekuasaan. Dan pada akhirnya tulisan tulisan yang tak bernalar berhasil menembus pasaran di pasar pasar tanah kusut. Para penyair telah lama mati rasa dalam negeri yang mereka ciptakan sendiri. Terjajah dalam kandang yang dibuat sendiri. Menguburkan akal sehat demi menyelamatkan hidup yang tak lagi bermakna.
          Lapar dan haus dinegeri anarki yang penuh dengan polusi industri adalah sebuah tatanan hidup yang berhasil diciptakan pada setiap jejal langkah rezim yang berkuasa. Menata akal pikiran sesuai nalar mereka sendiri. Menyembunyikan kebenaran dan menanam dusta pada setiap pembangunan hukum. Nyaris tak ada lagi kebenaran. Hukum yang diproduksi hanya sebagai tatanan resolusi dari setiap yang bersuara. Tak keras dan tak terdengar.
0
388
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.