Buku dengan cover didominasi warna biru dan dengan judul Merdeka dengan ukuran tulisan yang cukup besar sehingga benar-benar terlihat hanya dengan sekali tatapan mata saja, cerpen yang begitu eksotis untuk dibaca dan tentunya cerpen ini tidak membosankan pada setiap lembaran-lembaran kertasnya

Buku cerpen yang bisa dibilang cukup tebal dengan total 312 halaman ini akan semakin memanjakan mata kita untuk membacanya ya gan

Buku cerpen yang sangat menarik dengan gaya khas penulisnya yang tak perlu diragukan lagi dengan bahasa yang padat dan lugas yang mampu menghipnotis siapa saja yang membacanya hingga ikut merasakan kandungan isi didalamnya

Menjadi sebutir pasir buat Merdeka, mengalami masa- pelepasan
Tak ada masalah
Tak ada gangguan
Tak perlu beramah tamah dan main basa-basi. Tak memerlukan uang
Inilah nirwana, kebahagiaan sejati yang abadi dan tak bisa berkurang
Tak ada akhir, tak ada kematian, bebas dari segala hukum
Merdeka memang bertahun-tahun sudah merindukan untuk jadi sebutir pasir
Tak mengenal dingin dan panas
Tak perlu menderita malu
Tak mengenal permusuhan
Hidup menjadi damai selama-lamanya

"Penggunaan gaya bahasa yang khas yang ditulis dalam buku ini tentu memiliki nilai tambah tersendiri bagi para pembacanya ya gan"

Apa bedanya nasibnya sekarang dengan dulu
Kalau dulu tak lebih dari penjara, sekarang juga penjara
Tapi dulu ia masih leluasa mondar-mandir, sekarang ia hanya tontonan yang tak bisa ber untuk selama-lamanya
Barangkali kalau ada gempa bumi atau peperangan, ia bisa lagi beranjak
Tapi itu seperti mendoakan peristiwa berdarah, amat bertentangan dengan prinsip hidupnya yang mencintai sesama manusia. Apalagi masih sama-sama satu negeri
Merdeka lalu bersedih, i tertimbun dalam kesulitan kembali

"Penggunaan bahasa yang tegas pada cerpen ini tentu mampu memikat para pembacanya untuk menyelesaikan kalimat-kalimat pada setiap lembar buku cerpen ini ya gan"