Jembatan Holtekamp di Kota Jayapura, Provinsi Papua, yang hampir rampung pengerjaannya, Jumat (22/2/2019).
Ibu kota Provinsi Papua, Jayapura, akan memiliki ikon baru berubah jembatan dengan desain melengkung. Jembatan Holtekamp itu berwarna merah, tak heran masyarakat setempat menjulukinya Jembatan Merah.

Sepintas, desain kerangkanya mirip dengan jembatan di Palu, Sulawesi Tengah, yang rusak dihantam tsunami tahun lalu. Rangka bentangan Jembatan Holtekamp dirakit di PT PAL Surabaya, Jawa Timur.

Rangka jembatan seberat 2.000 ton dan diangkut dengan kapal tongkang berukuran 300 feet tahun lalu. Menempuh perjalanan berjarak 3.200 kilometer selama 17 hari dari Surabaya, rangka jembatan itu tiba di Jayapura pada akhir 2017.

Jembatan Holtekamp membentang di atas Teluk Youtefa, memiliki panjang 732 meter. Holtekamp menjadi jembatan terlebar pertama terlebar di Indonesia dengan empat lajur untuk dua jalur.

Secara keseluruhan, proses pembangunan konstruksi yang dimulai sejak 2015 sudah selesai dan hanya menyisakan detail. Presiden Joko "Jokowi" Widodo dijadwalkan meresmikan jembatan senilai investasi Rp1,7 triliun ini pada Maret nanti.

"Rencana akhir bulan ini akan dilakukan pengaspalan," ujar Project Manager Jembatan Holtekamp, Rizki Dianugrah. Sementara pekerjaan lain yang masih dilakukan adalah bagian art lighting dan pengecatan. "Kalau cuaca cerah bisa (kerja) sampai malam," kata seorang pekerja bernama Duduh.

Ketika berada di atas jembatan ini, lanskap hijau perbukitan dan pulau-pulau kecil di Teluk Youtefa mendominasi bentang alam. Deburan ombak pantai, terdengar dari atas jembatan.

Kampung apung nelayan menghiasi salah satu sudut pemandangan dari atas jembatan itu. “Kalau yang senang swafoto, lokasi ini sangat pas," kata Rizki berpromosi.

Pemandangan Jembatan Holtekamp di Jayapura, Papua, saat malam hari, Jumat (22/2/2019).
Menurut Rizki, masyarakat yang melewati jembatan bisa singgah di Pantai Hamadi yang berada di sekitarnya. Sementara nama Holtemkamp diambil dari pantai di sekitar yang menawarkan keindahan alam luar biasa.

Jembatan ini juga diharapkan menghidupkan perekonomian daerah sekitarnya. Masyarakat bisa menggunakan Jembatan Holtekamp untuk menuju perbatasan dengan Papua Nugini.

Waktu tempuh dari Jayapura ke Skouw, pos perbatasan antarnegara di Distrik Muara Tami, bisa terpangkas separuh hanya tinggal satu jam 20 menit. Pos perbatasan selama ini dikenal menjadi tempat transaksi antara warga Papua Nugini dan Indonesia.

Pemerintah juga telah membangun pasar. Warga Papua Nugini sering berbelanja barang-barang produk Indonesia seperti minuman kemasan dan makanan ringan. "Hari pasarnya Senin dan Kamis," ujar Ebis, pedagang kelontong yang sudah empat tahun berjualan di pasar itu.

Selain jembatan, menurut Irfan Hidayat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan, pihaknya juga membuat jalan baru sepanjang hampir sepuluh kilometer. Jalan ini langsung menembus jalan nasional yang sudah ada.

Jembatan Holtekamp diklaim bisa bertahan sampai 1.000 tahun kemudian. Dari uji ketahanan gempa, jembatan ini mampu bertahan dari guncangan berkuatan 7,0 SR.

Jokowi dalam beberapa kesempatan mengatakan tekadnya untuk membangun infrastruktur di berbagai daerah yang selama ini luput dari perhatian. Jokowi pun sudah beberapa kali meninjau pembangunan jembatan ini.

"Kita harapkan akan menumbuhkan titik perekonomian baru di Jayapura dan sekitarnya karena dapat memperpendek jarak dari Kota Jayapura ke Skouw," kata Jokowi saat meninjau, tahun lalu.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-baru-di-papua

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Rentetan hoaks yang berdampak sepanjang 2018

- BMKG: Gempa Magnitudo 5,0 getarkan Maluku Barat Daya

- Dana asing mengalir deras ke Indonesia, kini capai Rp45,9 T