Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

100sunsAvatar border
TS
100suns
[Review Debat Capres] Solusi Konkret Vs Retorika Utopia
WELCOME

[Review Debat Capres] Solusi Konkret Vs Retorika Utopia


[Review Debat Capres] Solusi Konkret Vs Retorika Utopia


[Review Debat Capres] Solusi Konkret Vs Retorika Utopia


Sumber: tagar.id


Gue akui jalannya debat kedua kemarin berlangsung seolah lebih berat sebelah. Pak Jokowi kurus, Pak Prabowo tambun, jelas lebih berat pak Prabowo. Eh tapi bukan itu, maksudnya jalannya debat lebih dikuasai oleh pasangan nomer satu, mendominasi, dan cenderung lebih seperti acara kampanye pak Jokowi yang menjadikan Pak Prabowo sebagai juru kampanyenya. Serangan-serangan dari Pak Prabowo justru jadi kesempatan pak Jokowi untuk mengklarifikasi segala hal yang jadi isu kelemahan pemerintahan beliau. Gak heran sih gue, kebetulan tema yang diangkat pada debat kali ini emang jadi senjata andalannya pak Jokowi selama masa pemerintahan, yakni Infrastruktur. Pak Jokowi terlihat sangat menguasai materi, jawaban luwes, tegas, meskipun didukung data-data yang masih bisa dipertanyakan keabsahannya, tapi secara overall beliau menyampaikan solusi yang konkrit atas permasalahan yang ditanyakan.

Sementara hampir semua jawaban pak Prabowo masih saja berputar pada agenda besar yang belum jelas bagaimana melakukannya. Pak Prabowo terlihat tidak siap dan gagap dengan tema debat. Seringkali bahkan pak Prabowo hanya mengiyakan dan tidak mampu menjawab balik pernyataan dari pak Jokowi. Malah keluar kata-kata yang kira-kira begini "Klo kita sudah sepaham, kenapa masih harus diadu-adu lagi?", Lah pak, esensi dari debat kan emang beradu argumen dengan lawan debat, kalo bapak cuma bisa sepakat, namanya bukan debat, tapi musyawarah. Mungkin, mungkin nih ya, Pak Prabowo ingin mem-brandingdirinya sebagai sosok negarawan tulen yang benar-benar meresapi dan memegang teguh sila ke-4 Pancasila. Salut pak!

Mungkin Pak Prawobo memang handal dalam beretorika, itulah kelebihannya,  memercikan semangat dengan pesan-pesan patriotik khas beliau. Tapi yang perlu diingat, zaman sudah berubah, kita bukan lagi berada pada masa perang yang membutuhkan suntikan semangat dengan janji-janji utopia. Masyarakat sudah cerdas, kita membutuhkan solusi yang "how to" bukan sekedar retorika "I want to" yang cuma kedengaran mewah tapi gak tau gimana caranya. 

Seperti contoh, isu bagaimana meningkatkan kesejahteraan Petani. Pak Prabowo Cuma bisa mengulang-ulang agenda "Stop Import" , "Swasembada Pangan", atau "Berdiri dengan kaki sendiri", tapi tanpa disertai program yang jelas bagaimana mencapainya. Berbeda dengan pak Jokowi yang menyampaikan program TaniHub-nya dengan jelas dan ringkas. Beliau menjelaskan solusi dengan dengan menciptakan program TaniHub. Dari situ petani bisa menjual langsung hasil taninya kepada konsumen, akhirnya dapat harga yang lebih baik dan bisa memotong cost distribusi karena tanpa perantara tengkulak. Itu yang gue sebut konkret!

Kegagapan dan ketidaksiapan pasangan nomer 2 juga ditunjukan ketika sesi tanya jawab antar pasangan. Saat itu Pak Jokowi bertanya, "Bagaimana program bapak dalam menciptakan infrastruktur untuk unicorn-unicorn Indonesia?". Sempat bingung dengan pertanyaan pak Jokowi, akhirnya pak prabowo menjawab, "yang onlen-onlen itu ya?". Hah, cukup bikin gue nyengir mendengar respon pak Prabowo yang begitu polos itu. Tapi yang bikin lebih nyengir adalah jawaban beliau, "saya khawatir dengan perkembangan pesat unicorn-unicorn ini malah jadi lebih banyak uang kita yang lari ke luar negeri", Gue sih jujur gak paham ya relevansinya dimana, antara perkembangan start-up di Indonesia dengan uang kabur keluar negeri. Apa karena jadi lebih banyak investor asing yang menanam modal ke unicorn ini? Atau karena takut unicorn ini nantinya diculik orang luar negeri?  Ada yang bisa jelasin? Ah lupakan.. yang jadi masalah adalah jika pak Prabowo tidak paham dan terbuka tentang masalah industri digital ini ketika memimpin nanti, gue khawatir akan ada menteri-menteri baru yang mengatakan, "internet cepat buat apa?". Sedih gak sih?

[Review Debat Capres] Solusi Konkret Vs Retorika Utopia
Sumber: uzone.id


Tapi biar lebih berimbang gue juga punya kritikan untuk pasangan nomer 1 nih. Sebagai manusia yang gak sempurna, pasti juga punya kelemahan, termasuk pak Jokowi. Seperti ketidakakuratan data-data yang beliau sampaikan. Misalnya pak Jokowi menyampaikan dalam masa pemerintahannya tidak ada kebakaran hutan dan minim konflik agraria, "ganti untung!" sebut beliau. Lebay mana ada ganti untung! Relokasi karena pembebasan lahan kan bukan sekedar untung-rugi, masih banyak aspek lain yang mesti dipertimbangkan. Banyak data yang menunjukan bahwa sebenarnya konflik agraria lebih banyak terjadi pada masa pemerintahan beliau dibanding pemerintahan sebelumnya (pembebasan lahan untuk infrastruktur, katanya)
Padahal ya klo tim kampanye dan komunikasi politiknya pak Prabowo lebih teliti dalam riset, masih banyak problem-problem yang bisa dijadikan amunisi untuk menyerang pak Jokowi dalam debat. Ada banyak masalah-masalah bisa dikritisi dari pemerintahan pak Jokowi, misalnya masalah reklamasi di teluk Benoa, konflik petani Kendeng dengan Semen Indonesia, atau klaim Pak Jokowi mengenai kebakaran hutan yang sebenarnya bertolak belakang.

Tapi yah nasi sudah menjadi nasi goreng, debat sudah berlalu, dan nampaknya kubu Pasangan nomer 2, mesti berlapang dada menerima fakta bahwa mereka tidak siap dan gagal memanfaatkan kesempatan menaikan 'nilai' pak Prabowo melalui debat. Mungkin bagi BPN segala masalah yang tidak dipahami bisa dihindari dengan joget-joget? Jadi gak perlu mempersiapkan materi untuk pak Prabowo?  Tapi sayang mereka salah perhitungan, ternyata pak Prabowo gak bisa joget karena gakda pasangan duet mautnya. Blunder pak!

Intinya, gak perlu lah tuh lapor-lapor sini ngerasa dicurangin, kayak anak kecil yang kalah main winning eleven aja. Gak boleh one-two lah, gak boleh umpan tarik lah, gak boleh sleding tekel lah.. basi! Gak usah bersedih sampe ngamuk-ngamuk gitu juga kali pak, masih ada debat ketiga kan? Persiapkan di sana dan semoga saja pak Sandi Uno bisa membalas dengan menunjukan performa yang solid,  tapi pelan-pelan ya pak, lawannya sudah sepuh soalnya.. Cheers!

[Review Debat Capres] Solusi Konkret Vs Retorika Utopia
Catatan Tambahan: Penonton Barbar!

[Review Debat Capres] Solusi Konkret Vs Retorika Utopia

Sumber: liputan6.com


Menurut gue ini adalah hal yang paling mengganggu ketika menonton debat kemarin.  Gimana enggak? Tiap kali salah satu calon presiden selesai ngomong, teriak "WOOO".. tiap kali ada kata-kata bagus terucap, "WOOO", tiap selesai satu sesi, "WOOO'.. Lha kok teriak-teriak macem nonton pertandingan bola? Ini acara debat woi, bukan lagi nobar final Liga Champion. Gue ngerti, gue ngerti lo cuma pengen menunjukan rasa antusias lo ngedukung calon presiden pilihan lo itu. But yeah, tau tempat lah. Acara debat itu acara resmi yang punya aturan sendiri, tempatnya para kaum terpelajar berdiskusi, menyampaikan visi dan misi, dan berdialog merumuskan solusi, bukan ajang memamerkan dominasi mana yang punya pendukung paling bergengsi. Bukan gak boleh memberi dukungan loh ya, tapi kan ada saatnya memberikan  apresiasi, yaitu ketika moderator sudah mempersilahkan. Ini acara disiarkan hampir di semua chanel  keseluruh Indonesia loh, bahkan juga jadi perhatian media-media luar negeri. Tunjukan contoh penonton yang cerdas dan beretika. Emangnya gak malu nunjukin sikap barbar kayak gitu?

Gue jadi kasihan sama mbak Anisha dan bang Tommy selaku moderator di sana, dikit-dikit "Harap tenang!", Sebentar-sebentar "Mohon Tenang!", Ini moderator apa satpam rumah sakit?. Mungkin klo di era orde baru, penonton macem ini udah dikarungin kali, eh tapi gak mungkin juga orde baru ada acara debat calon presiden ya, ups!

Belum lagi itu tuh, kabarnya salah satu staff dari BPN membuat kericuhan karena gak terima Pak Jokowi menyinggung yang 'katanya' masalah personal. Lah Pak, klo gak mau disinggung masalah kepemilikian lahan yang dikuasai segelintir orang aja, ya jangan angkat isu itu donk ah. Seolah-olah itu murni salahnya pemerintah, lah situ sendiri menguasai ratusan ribu hektar lahan. Itu namanya menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Makanya pak, saran saya klo mau bikin agenda dipikir-pikir dulu, kira-kira bakal jadi senjata makan tuan apa gak? Coba gini, bapak kan hobi berkuda kan ya, angkat lah isu bagaimana cara menaikan kesejahteraan para kuda. Misalnya buat program pemberdayaan kuda yang dapat berevolusi menjadi unicorn. Pasti aman, gak bakal ada celah untuk diserang balik, dan pastinya semua senang!

[Review Debat Capres] Solusi Konkret Vs Retorika Utopia

Udah ya, sekian review debat capres ke-2 dari gue. Sory dory strobery klo tulisan gue kedengaran subjektif ke salah satu calon. Lah gue kan bukan moderator yang gak boleh memihak. Bukan pula golongan hewan air yang hidup di genangan, atau hewan malam yang bergelantungan. Gue Cuma pemilih rasional yang menyampaikan pendapat berdasarkan apa yang gue lihat, rasa, dan dengar. Lo boleh sependapat, boleh juga enggak, gak ada yang larang. Intinya jauhi kekerasan dan tetap santun ke sesama. Salam pemilu damai! 

Best Regards,
100Suns


Quote:

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
417
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.