[Review Debat Capres] Review Singkat Debat Capres Kedua ala Pemilih Galau (Ane)

Beranda

...

Pilih Capres & Caleg
[Review Debat Capres] Review Singkat Debat Capres Kedua ala Pemilih Galau (Ane)

kaniarf

19-02-2019 07:27

[Review Debat Capres] Review Singkat Debat Capres Kedua ala Pemilih Galau (Ane)

ALOHA GANSIS

WELCOME TO MY THREAD

Sumber: Kaskus.com / KaskusKreator

Gansis sudah punya pasangan calon untuk dipilih pada pemilu nanti? Wah kalau sudah, ane ucapkan “Selamat!”. Kok selamat? Iya, karena sejujurnya ane masih galau mau pilih pasangan calon yang mana nantinya. Di satu sisi ingin kepemimpinan dilanjutkan presiden sebelumnya dengan alasan prestasi beliau cukup baik, tapi di sisi lain ane juga mengharapkan ada penyegaran kepemimpinan yang mampu membawa Indonesia jadi lebih baik lagi.

Akibat kegalauan ane, pada pra-pemilu 2019 ini ane jadi lebih aktif mencari beragam informasi seputar politik dan pemilu. Mencari informasi terkait pemilu sekarang ini sebenarnya cukup mudah dan bisa dari mana saja, tapi ane cukup menghindari yang namanya sosial media karena kebanyakan beritanya bermuatan negatif daripada positifnya. Akhirnya ane memutuskan mencari informasi di salah satu portal digital terpercaya (itu loh miliknya Mbak Nanas), selain itu ane juga cari informasi dari ajang debat capres-cawapres.

Dalam setiap debat capres biasanya ane memperhatikan beberapa hal, di antaranya visi misi calon, bagaimana upaya mereka mencapai hal tersebut, bagaimana kemampuan berpikir calon jika dihadapkan pada kasus tertentu dan emosi tiap calon saat melempar serangan atau justru diserang lawan. Dari sekian banyak yang jadi perhatian ane, fokus ane biasanya meningkat saat segmen pilih amplop pertanyaan dan dijawab bergantian oleh para calon. Entah kenapa bagian ini terasa lebih seru untuk disimak karena di segmen inilah berasa banget adu pendapatnya.

Jika dibandingkan dengan debat pertama yang buat ane rasanya “hambar” banget karena kedua paslon sudah punya contekan, debat kedua (terutama saat segmen tanya jawab) serasa jadi lebih hidup. Di sini bisa kita lihat siapa yang paling siap dengan segala riset-riset yang “mungkin” sudah mereka pelajari sebelumnya. Nah bakal ketahuan deh mana yang persiapannya lebih matang.

Namanya juga “Review Singkat”, jadi langsung aja ke intinya ya. Menurut ane pribadi, debat kedua (secara keseluruhan) Capres No. 01 lebih unggul karena penyampaian beliau terasa lebih lugas, tidak ‘katanya-katanya’ dan beliau juga menyajikan data dalam bentuk angka yang terasa lebih meyakinkan (meskipun setelah debat dan ane kroscek, banyak juga data yang tidak 100% sesuai). Beliau juga menyampaikan langkah-langkah sistematis dalam mencapai tujuan beliau ke depannya. Kesannya jadi lebih realdan bukan angan-angan semata.

Meskipun begitu, bukan berarti Capres No. 02 kalah telak loh. Ada beberapa pandangan beliau yang cukup menarik perhatian ane. Sayangnya Capres No. 02 masih “malu-malu” memaparkan data yang ada. Ane sih masih berharap beliau bisa memanfaatkan data-data secara lebih maksimal saat debat selanjutnya. Ane juga cukup surprise, ane pikir beliau akan lebih banyak mencecar lawan saat adu argumen berlangsung. Tapi ternyata beliau justru mengakui prestasi lawannya. Walaupun sebenarnya hal tersebut merugikan pihaknya, tapi ane merasa tindakan beliau perlu diapresiasi. Gak gampang loh mengakui keunggulan lawan, ya kan?

Jadi, apakah ane sudah menentukan pilihan berdasarkan hasil debat capres kedua? Hmm, belum gan. Entah kenapa ane masih merasa ragu sama kedua paslon dan ane masih mau jadi pihak netral sampai semua seri debat terlaksana. Alasannya sih simple,karena dengan menjadi penonton yang netral, jawaban kedua calon jadi lebih bisa ane olah-olah sendiri, tidak defensive terhadap informasi dari salah satunya. Terima aja dulu semua infonya, catat, baru deh validasi setelah acara debat berakhir. Dari sini bisa kelihatan mana yang datanya benar dan mana yang mau show off (atau dilebihkan) aja.

Nah kalau menurut agan-agan gimana nih soal debat capres kedua? Apakah semakin yakin dengan pilihannya di awal atau ada yang berubah? Atau justru kaya ane yang masih galau dan perlu diyakinkan lagi dengan seri debat berikutnya?