Beberapa waktu lalu, tindakan arogan kembali dipraktikkaan oleh pendukung Prabowo-Sandi. Lieus Sungkharisma dan Jaya Suprana mengamuk karena tak diberi izin masuk untuk menjenguk Ahmad Dhani, di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur.

Padahal, Lieus Sungkarisma dilarang masuk ke Lapas oleh petugas rutan bukan karena semena-mena. Tetapi memang karena ada aturan bahwa tak ada kunjungan di Hari Sabtu dan Minggu.

Tetapi, Lieus Sungkarisma tak mau tahu. Dia tetap ngotot pengen masuk, dan merasa paling benar sendiri. Bahkan dia menghina petugas Lapas sebagai jahat dan feodal.

Dengan tindakannya itu, Lieus Sungkarisma bia dikatakan telah melecehkan kewibawaan Kemenkumham. Ia juga berusaha menabrak peraturan, bahwa Sabtu serta Minggu tidak ada kunjungan ke napi di Lapas Cipinang.

Berdasarkan UU No. 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan memberikan wewenang kepada pejabat pemerintahan yaitu Kalapas mengatur jadwal kunjungan Lapas.

Namun, wewenang tersebut justru dilecehkan dan diolok-olok oleh Liues Sungkarisma yang ketika diberitahu tentang aturan Kalapas mengenai waktu kunjung. Lieus Sungkarisme ini merasa paling benar sendiri, dan maunya institusi negara mengikuti kemauannya.

Tindakan Lieus Sungkarisma itu mencerminkan sifat dan model kepemimpinan Prabowo Subianto. Watak mau menang sendiri dan gemar melakukan kekerasan memang sudah tipikal mereka.

Baru menjadi timses Prabowo-Subianto saja sudah berperilaku congkak meniru arogansi dan kecongkakan Prabowo, sehingga hukum bisa diperalat untuk melindungi dan menguntungkan kroni-kroni Prabowo. Apalagi jika terpilih nanti.

Pemimpin adalah cerminan rakyatnya. Lieus Sungkara adalah karakter kepemimpinan Prabowo.