agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
Cinta Yang Tak Pernah Padam - Part 6
Rindu menatap derasnya hujan yang turun disore itu...dilekatkannya wajahnya ke kaca, terasa dingin, seperti dinginnya suasana yang ia rasakan saat ini. Perlahan airmatanya jatuh membasahi pipinya, ia tak kuasa menahan kerinduan yang teramat dalam. Diraihnya sweater Iman yang tergeletak di ranjang, dipeluknya dan ia merasakan aroma tubuh Iman menyatu dalam sweather itu. Dibenamkan wajahnya kedalam sweather dan seketika itu pecahlah tangisnya. Kerinduan yang berbaur kecemburuan telah membuat dadanya sesak, hingga tangisnya seolah tak hendak berhenti. Deru angin dan rinai hujanpun seolah ikut merasakan kegundahan hatinya.

--------------

Mentari dan Iman duduk sambil menikmati kopi hangat. Iman menatap wajah Mentari lekat lekat, tangannya menggenggam jemari lentik mentari, dan dikecupnya. Mentari melabuhkan kepalanya di dada bidang Iman. Meski perkimpoian mereka sudah memasuki pernikahan perak, tetapi mereka seperti sepasang sejoli yang tengah dimabuk cinta. Api cinta dalam diri mereka selalu membara dan seolah tak pernah padam. Itulah yang membuat Rindu selalu dalam kegelisahaan.

"Sayang, besok aku harus ke Jakarta, kamu jaga diri baik baik ya."
"Iya mas. Mas juga jaga diri ya. Jangan lupa telpon aku," Mentari merajuk manja.
"Iya sayang, mas janji begitu sampai, mas langsung akan telpon."
"Janji ya!!, jangan bohong."

Iman tak menjawab rajukan Mentari, ia malah mengeratkan pelukannya. Dan tak membiarkan Mentari untuk terus berbicara.

Suara Muadzin membangunkan Mentari, dilihatnya Iman sudah selesai mandi dan merapikan alas shalat. Mentari bergegas mandi dan berwudhu, sesaat mereka larut dalam khusuk shalat berjamaah.

Mentari sedang menyiapkan sarapan ketika dirasakan tangan kekar melingkari pinggangnya. Iman sudah berdiri dibelakangnya dan memeluknya mesra. Mentari melepaskan pelukan suaminya dan mengajaknya sarapan.

"Yuk mas, kita sarapan?".
"Hmm...sepertinya istriku tercinta, menyiapkan sarapan pagi yang istimewa nih. Ah betapa beruntungnya aku," ujar Iman sambil memperlihatkan raut wajah lucu, yang membuat Mentari tersenyum, sambil mencubit lengan Iman. Yang dicubit meringis dan membalasnya dengan kecupan hangat.

Mentari menggandeng Iman ke meja makan, senyum merekah dibibirnya yg tipis. Senyuman itulah yang membuat Iman tak bisa melupakannya. Iman makan dengan lahap, soal masak Mentari memang juara. Setiap masakan yang lahir dari tangannya selalu istimewa, karena ia memasaknya dengan cinta. Ya cinta yang selalu ia pupuk dan ia rawat, hingga takkan ia biarkan siapapun menghancurkan cintanya.
Tetapi keshalihahannya dan kepatuhan kepada ketentuan illahi Rabbi, membuat ia mengecualikan kehadiran Rindu. Ia menerima Rindu dan menjadikannya bagian dalam hidupnya, dan juga bunda bagi anak anaknya. Itulah nilai lebih yang dimiliki Mentari, yang jarang dimiliki orang lain.
Diubah oleh agusmulyanti 16-01-2019 15:56
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
505
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.