Jakarta: Polisi berhasil membongkar peredaran narkotika jaringan lembaga pemasyarakatan (lapas) yang peredarannya menggunakan sekolah sebagai gudang penyimpanan. Tiga orang diringkus dan ratusan gram sabu disita.


Kapolsek Kembangan Kompol Joko Handoko mengungkapkan ketiga tersangka itu yakni DL, CP, dan AJ. Dua orang di antaranya, DL dan CP, merupakan karyawan di sekolah tersebut.


Joko enggan membeberkan sekolah mana yang dijadikan gudang untuk menyimpan barang haram tersebut. Meski demikian, ia mengaku telah menyita ratusan gram sabu.


'Kita sita dari tersangka 355,56 gram sabu dan ribuan butir obat-obatan. Jadi, yang bersangkutan ini yang dua orang ini adalah karyawan yang berkerja di sekolah tersebut,' ujar Joko, Selasa, 15 Januari 2019.


Lebih lanjut, Joko mengatakan DL dan CP merupakan anak seorang pengurus sekolah. Itulah mengapa mereka bisa bekerja di sekolah tersebut.


Baca: Ada 76 Mafia Narkoba di Indonesia


Sementara tersangka AJ, kata Joko, berperan sebagai kurir yang menjemput sabu dari lapas ke sekolah dan mengirimnya ke para konsumen. 'Dipecah oleh ketiga tersangka menjadi beberapa bagian sesuai pesanan. Sesuai instruksi dari lapas,' ucap Joko.


Ketiga tersangka tak hanya pengedar, ia juga mengonsumsi barang haram itu di lingkungan sekolah. Sebab, mereka tak hanya diberikan sejumlah uang oleh ketua jaringan narkoba berinisial AN (DPO), namun juga dapat menikmati sabu usai merampungkan tugas mengedarkan kepada para pelanggan.


'(Sabu) ini digunakan oleh ketiga tersangka, dipakai di lingkungan sekolah saat sekolah sudah sepi. Saat sekolah tidak ada siswanya lagi,' kata Joko.


Atas perbuatannya, ketiga tersangka dikenakan Pasal 112 jo 114 Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dan Pasal 62 UU RI nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika. Mereka diancam hukuman seumur hidup atau hukuman mati.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/peristiw...gudang-narkoba

---