TS
elysa929
Contoh Laporan Penelitian Sejarah
MAKALAH PENELITIAN
PENINGGALAN SEJARAH DI KABUPATEN TULUNGANGUNG
“SEJARAH MASJID AL MIMBAR”
DISUSUN OLEH :
ELYSA DWI PUTRIANI (011)
Tahun Pelajaran 2018/2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………. i
KATA PENGANTAR.................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Heuristik...........................……........... 2
2.2 Verifikasi.......................................... 2-3
2.3 Interpretasi........................................ 4
2.4 Historiografi..................................... 4-5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................... 5
3.2 Lampiran.......................................... 5-6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. KepadaNya kita memohon perlindungan. Karena berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah laporan penelitian ini.
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan,bahasa, ataupun data-data yang kurang lengkap dan sebagainya. Untuk itu kami membutuhkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi para pembacannya.
Tulungagung, 22 November 2018
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Latar belakang penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas sejarah yaitu melakukan penelitian tempat bersejarah di Kabupaten Tulungagung. Saya memilih untuk melakukan penelitian di ‘Masjid Al Mimbar’
Karena masjid tersebut merupakan masjid tertua di Kabupaten Tulungagung dan masjid ini salah satu peninggalan sejarah tentang perkembangan islam di Kabupaten Tulungagung yaitu pendirinya masih keturunan dari kerajaan Mataram.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Heuristik
Heuristik (bahasa Yunani Heuristik berarti menemukan) yaitu berusaha untuk mencari dan mengumpulkan sumber sejarah, baik sumber benda, sumber tulisan, maupun sumber lisan.
Sumber Benda
-Menara
-Bedug
-Mimbar
-Kitab
-Pusaka
-Relief pada gapura masuk Masjid Al
-Mimbar
-Gapura masuk Masjid Al Mimbar
-Makam
Sumber Tulisan
-Internet
Sumber Lisan
-Wawancara dengan Pak Hadi
2.2 Verifikasi
Verifikasi maksudnya melakukan pemeriksaan atau pengujian terhadap kebenaran dari sumber-sumber sejarah yang telah terkumpul, atau pemeriksaan terhadap kebenaran terhadap laporan terhadap peristiwa sejarah.
Verifikasi dapat dilakukan dengan cara melaksanakan “kritik sumber” yang dalam ilmu sejarah dibedakan menjadi:
a.) Kritik Intern
-Menara
Menara masjid Al Mimbar merupakan bangunan tua yang dibangun dengan masjidnya, bngunan tersebut berumur kurang lebih 100 tahun yang lalu tetapi masih berdiri kokoh.
-Bedug
Salah satu bedug masjid Al Mimbar merupakan bedug peninggalan dahulu yang terbuat dari kulit kambing tetapi masih terlihat bagus.Suara yang dikeluarkan berbeda dari bedug biasanya.
-Mimbar
Sesuai namanya Masjid Al Mimbar yang didirikan oleh Mbah Hasan Mimbar memiliki mimbar yang berbeda dari masjid lain. Mimbar tersebut setiap digunakan (untuk khotbah jumat atau yang lainya) selalu ditutup oleh kain, tujuannya supaya orang tidak tertuju kepada wajah sikhotbah melainkan kepada suaranya.
-Kitab
Bukti sejarah lainnya yaitu kitab, kitab ini merupakan kitab raksasa. Dibuktikan sebagai berikut:
-Kertas
Kertas yang digunakan sebagian sudah rusak, besar dan tebal.
-Tulisan
Tulisannya asli tulisan tangan menggunakan tinta
-Pusaka
Peninggalan ini yang paling fenomenal dari Mbah Hasan yaitu pemberian kerajaan yang sekarang dikenal dengan pusaka Kiai Golok. Setiap tahun di bulan Maulid di masjid Al Mimbar rutin digelar grebeg Mulid yang ikon pertamanya adalah pusaka Kiai Golok.
-Relief
Relief pada gapura masuk masjid al mimbar dan gapuranya merupakan bangunan penainggalan sejak dahulu yang tidak diubah terlihat dari bentuk dan kebersihan.
-Makam
Di belakang masjid Al Mimbar terdapat makam leluhur yang bernama Makam Sentono Inggil yaitu makam dari keturunan Mbah Hasan Mimbar dan Kerajaan Mataram dan juga mantan bupati Tulungagung yang ke-1 dan ke-5.
b.) Kritik ekstern
Menara Masjid Al Mimbar dibangun kurang lebih 100 tahun yang lalu
Tanah yang digunakan adalah tanah wakaf seluas 95 hektare
Relief dan gapura masuk Masjid Al Mimbar sudah banyak lumut tetapi masih berdiri kokoh.
2.3 Interpretasi
Interpretasi yaitu penafsiran terhadap peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap peristiwa sejarah.
Dalam penelitian sejarah kali ini saya berpandangan bahwa Masjid Al Mimbar merupakan salah satu peninggalan sejarah perkembangan islam di Kabupaten Tulungagung yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram yaitu Mbah Hasan Mimbar sejak tahun 1727 yang mendapatkan perintah menyampaikan ajaran islam di Tulungagung.
Menurut saya Masjid Al Mimbar harus tetap dilestarikan karena sejarah-sejarahnya tetap dikenal oleh semua orang.
2.4 Historiogarafi
Historiografi adalah penulisan sejarah dengan metode tertentu sesuai dalam norma disiplin ilmu sejarah.
Masjid Al-Mimbar berada di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru merupakan masjid tertua di Kabupaten Tulungagung. Masjid ini salah satu prninggalan sejarah tentang perkembangan islam di Tulungagung yaitu peninggalan KH. Hasan Mimbar, salah satu ulama besar dimasa kerajaan Mataram adalah pendiri masjid tesebut. Sampai sekarang Masjid Al-Mimbar masih berdiri kokoh. Berbagai aktivitas keagamaan diadakan di masjid ini.
Pada tahun 1727 atas nama Sunan, Bupati Ngabai Mangundirojo memberi kuasa kepada saudaranya KH. Hasan Mimbar untuk melaksanakan hukum nikah dan sebagainya, kepada orang yang membutuhkannya sampai tahun 1979. “Dulu desa Majan mendapat kebijaksanaan sendiri dalam melakukan pernikahan namun sekarang sudah tidak lagi karena diberikan kepada pemerintah” jelas M. Yasin yang sudah dua kali sebagai Kepala Desa Majan.
Menurutnya semua tanah yang ada di Majan merupakan tanah perdikan, namun sekarang tidak lagi. Pada tahun 1979, Desa Majan, Winong dan Tawangsari tidak lagi daerah perdikan. Pada saat itu, yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur adalah Soenandar Prayosoedarmo, dan Bupati Tulungagung Singgih.
Di desa Majan diwakili Towil Isa, desa Winong diwakili oleh Sujangi Habib dan Desa Tawangsari oleh Murtadho. Ketiga Desa tersebut kemudian berstatus sebagai desa biasa lazimnya desa-desa yang ada di Kabupaten Tulungagung. Didalam perjanjian pembebasan tanah Desa Majan tersebut berbunyi :
- Adat istiadat Majan tidak dirubah selama tidak bertentangan dengan agama
- Akan diberi prioritas
- Akan disesuaikan dengan desa biasa
Mengenai Masjid Al-Mimbar sejak dulu dijadikan pusat kegiatan dan pengembangan agama Islam. Beberapa peninggalan yang masih tersisa sampai saatnya diantaranya Mimbar Khotbah, Beduk dan Menara. Sudah sering kali masjid ini mengalami renovasi.
Mimbar selalu tertutup tidak seperti masjid yang lain. Menurut M. Yasin mimbar tersebut memberi makna dasarnya jangan memandang yang berkhotbah, tetapi dengar yang berkhotmah. Selain sebagai tempat beribadah, juga dijadikan tempat untuk mengembangkan ilmu karomah. M. Yasin yang juga sebagai pengasuhnya menjelaskan, cara wirid masjid Majan naluri Tegalsaren.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peristiwa yang terjadi di masa lampau dapat menjadi kisah sejarah. Dalam membuat kisah sejarah tersebut dapat ditulis menggunakan metode. Metode tersebut terdiri dari beberapa langkah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi
3.2 Lampiran





Itu dia contoh laporan dari ane. Semoga berguna bagi yang membutuhkan
Jangan lupa share dan beri⭐⭐⭐⭐⭐
PENINGGALAN SEJARAH DI KABUPATEN TULUNGANGUNG
“SEJARAH MASJID AL MIMBAR”
DISUSUN OLEH :
ELYSA DWI PUTRIANI (011)
Tahun Pelajaran 2018/2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………. i
KATA PENGANTAR.................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Heuristik...........................……........... 2
2.2 Verifikasi.......................................... 2-3
2.3 Interpretasi........................................ 4
2.4 Historiografi..................................... 4-5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................... 5
3.2 Lampiran.......................................... 5-6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. KepadaNya kita memohon perlindungan. Karena berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah laporan penelitian ini.
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan,bahasa, ataupun data-data yang kurang lengkap dan sebagainya. Untuk itu kami membutuhkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi para pembacannya.
Tulungagung, 22 November 2018
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Latar belakang penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas sejarah yaitu melakukan penelitian tempat bersejarah di Kabupaten Tulungagung. Saya memilih untuk melakukan penelitian di ‘Masjid Al Mimbar’
Karena masjid tersebut merupakan masjid tertua di Kabupaten Tulungagung dan masjid ini salah satu peninggalan sejarah tentang perkembangan islam di Kabupaten Tulungagung yaitu pendirinya masih keturunan dari kerajaan Mataram.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Heuristik
Heuristik (bahasa Yunani Heuristik berarti menemukan) yaitu berusaha untuk mencari dan mengumpulkan sumber sejarah, baik sumber benda, sumber tulisan, maupun sumber lisan.
Sumber Benda
-Menara
-Bedug
-Mimbar
-Kitab
-Pusaka
-Relief pada gapura masuk Masjid Al
-Mimbar
-Gapura masuk Masjid Al Mimbar
-Makam
Sumber Tulisan
-Internet
Sumber Lisan
-Wawancara dengan Pak Hadi
2.2 Verifikasi
Verifikasi maksudnya melakukan pemeriksaan atau pengujian terhadap kebenaran dari sumber-sumber sejarah yang telah terkumpul, atau pemeriksaan terhadap kebenaran terhadap laporan terhadap peristiwa sejarah.
Verifikasi dapat dilakukan dengan cara melaksanakan “kritik sumber” yang dalam ilmu sejarah dibedakan menjadi:
a.) Kritik Intern
-Menara
Menara masjid Al Mimbar merupakan bangunan tua yang dibangun dengan masjidnya, bngunan tersebut berumur kurang lebih 100 tahun yang lalu tetapi masih berdiri kokoh.
-Bedug
Salah satu bedug masjid Al Mimbar merupakan bedug peninggalan dahulu yang terbuat dari kulit kambing tetapi masih terlihat bagus.Suara yang dikeluarkan berbeda dari bedug biasanya.
-Mimbar
Sesuai namanya Masjid Al Mimbar yang didirikan oleh Mbah Hasan Mimbar memiliki mimbar yang berbeda dari masjid lain. Mimbar tersebut setiap digunakan (untuk khotbah jumat atau yang lainya) selalu ditutup oleh kain, tujuannya supaya orang tidak tertuju kepada wajah sikhotbah melainkan kepada suaranya.
-Kitab
Bukti sejarah lainnya yaitu kitab, kitab ini merupakan kitab raksasa. Dibuktikan sebagai berikut:
-Kertas
Kertas yang digunakan sebagian sudah rusak, besar dan tebal.
-Tulisan
Tulisannya asli tulisan tangan menggunakan tinta
-Pusaka
Peninggalan ini yang paling fenomenal dari Mbah Hasan yaitu pemberian kerajaan yang sekarang dikenal dengan pusaka Kiai Golok. Setiap tahun di bulan Maulid di masjid Al Mimbar rutin digelar grebeg Mulid yang ikon pertamanya adalah pusaka Kiai Golok.
-Relief
Relief pada gapura masuk masjid al mimbar dan gapuranya merupakan bangunan penainggalan sejak dahulu yang tidak diubah terlihat dari bentuk dan kebersihan.
-Makam
Di belakang masjid Al Mimbar terdapat makam leluhur yang bernama Makam Sentono Inggil yaitu makam dari keturunan Mbah Hasan Mimbar dan Kerajaan Mataram dan juga mantan bupati Tulungagung yang ke-1 dan ke-5.
b.) Kritik ekstern
Menara Masjid Al Mimbar dibangun kurang lebih 100 tahun yang lalu
Tanah yang digunakan adalah tanah wakaf seluas 95 hektare
Relief dan gapura masuk Masjid Al Mimbar sudah banyak lumut tetapi masih berdiri kokoh.
2.3 Interpretasi
Interpretasi yaitu penafsiran terhadap peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap peristiwa sejarah.
Dalam penelitian sejarah kali ini saya berpandangan bahwa Masjid Al Mimbar merupakan salah satu peninggalan sejarah perkembangan islam di Kabupaten Tulungagung yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram yaitu Mbah Hasan Mimbar sejak tahun 1727 yang mendapatkan perintah menyampaikan ajaran islam di Tulungagung.
Menurut saya Masjid Al Mimbar harus tetap dilestarikan karena sejarah-sejarahnya tetap dikenal oleh semua orang.
2.4 Historiogarafi
Historiografi adalah penulisan sejarah dengan metode tertentu sesuai dalam norma disiplin ilmu sejarah.
Masjid Al-Mimbar berada di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru merupakan masjid tertua di Kabupaten Tulungagung. Masjid ini salah satu prninggalan sejarah tentang perkembangan islam di Tulungagung yaitu peninggalan KH. Hasan Mimbar, salah satu ulama besar dimasa kerajaan Mataram adalah pendiri masjid tesebut. Sampai sekarang Masjid Al-Mimbar masih berdiri kokoh. Berbagai aktivitas keagamaan diadakan di masjid ini.
Pada tahun 1727 atas nama Sunan, Bupati Ngabai Mangundirojo memberi kuasa kepada saudaranya KH. Hasan Mimbar untuk melaksanakan hukum nikah dan sebagainya, kepada orang yang membutuhkannya sampai tahun 1979. “Dulu desa Majan mendapat kebijaksanaan sendiri dalam melakukan pernikahan namun sekarang sudah tidak lagi karena diberikan kepada pemerintah” jelas M. Yasin yang sudah dua kali sebagai Kepala Desa Majan.
Menurutnya semua tanah yang ada di Majan merupakan tanah perdikan, namun sekarang tidak lagi. Pada tahun 1979, Desa Majan, Winong dan Tawangsari tidak lagi daerah perdikan. Pada saat itu, yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur adalah Soenandar Prayosoedarmo, dan Bupati Tulungagung Singgih.
Di desa Majan diwakili Towil Isa, desa Winong diwakili oleh Sujangi Habib dan Desa Tawangsari oleh Murtadho. Ketiga Desa tersebut kemudian berstatus sebagai desa biasa lazimnya desa-desa yang ada di Kabupaten Tulungagung. Didalam perjanjian pembebasan tanah Desa Majan tersebut berbunyi :
- Adat istiadat Majan tidak dirubah selama tidak bertentangan dengan agama
- Akan diberi prioritas
- Akan disesuaikan dengan desa biasa
Mengenai Masjid Al-Mimbar sejak dulu dijadikan pusat kegiatan dan pengembangan agama Islam. Beberapa peninggalan yang masih tersisa sampai saatnya diantaranya Mimbar Khotbah, Beduk dan Menara. Sudah sering kali masjid ini mengalami renovasi.
Mimbar selalu tertutup tidak seperti masjid yang lain. Menurut M. Yasin mimbar tersebut memberi makna dasarnya jangan memandang yang berkhotbah, tetapi dengar yang berkhotmah. Selain sebagai tempat beribadah, juga dijadikan tempat untuk mengembangkan ilmu karomah. M. Yasin yang juga sebagai pengasuhnya menjelaskan, cara wirid masjid Majan naluri Tegalsaren.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peristiwa yang terjadi di masa lampau dapat menjadi kisah sejarah. Dalam membuat kisah sejarah tersebut dapat ditulis menggunakan metode. Metode tersebut terdiri dari beberapa langkah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi
3.2 Lampiran





Itu dia contoh laporan dari ane. Semoga berguna bagi yang membutuhkan
Jangan lupa share dan beri⭐⭐⭐⭐⭐
Diubah oleh elysa929 14-01-2019 13:35
0
53.3K
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
22.5KThread•13.6KAnggota
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru