Thailand Master Princess Sirivannavari 2019 yang telah dilaksanakan pada 8 - 13 Januari 2019 berhasil memberikan kejutan kepada pecinta badminton. Tour BWF Super 300 yang berlangsung di Bangkok ini berhasil menghantarkan beberapa pemain muda menjadi pemenang. Sebut saja Kean Yew Loh dari Singapura dan Fitriani dari Indonesia yang bukan unggulan pada pertandingan ini, berhasil merebut gelar juaranya. Kean Yew Loh dari Singapura yang harus merangkak dari babak kualifikasi akhirnya mampu menumbangkan pemain terbaik sepanjang sejarah yaitu Lin Dan dengan dua game pada laga final. Sedangkan Fitriani yang merupakan satu-satunya wakil Indonesia pada babak final mampu memenangkan laga bersama wakil tuan rumah yaitu Busanan Ongbangrumphan dengan straightgame.

Bagi Indonesia ini merupakan gelar pertama pada tahun 2019. Gelar ini merupakan gelar yang tidak pernah disangka-sangka. Pasalnya gelar tersebut diraih oleh sektor tunggal putri Indonesia. Biasanya gelar disumbangkan oleh sektor ganda putra atau ganda campuran. Akan tetapi pada laga pembuka awan tahun ini, Gelar juara diberikan oleh sektor tunggal putri yang bukan merupakan pemain unggulan.

Siapa sangka, Fitriani mampu membungkam cibiran para netizen. Fitri mampu masuk partai final setelah sebelumnya menyelesaikan pertandingan secara rubber game pada semua babak yang ia lalui.  Pada babak pertama (R1), Fitri menjadi play of the match. Ia mampu menikung skor lawan yaitu Lee Ying Ying (MAS) dari skor 13-20 menjadi 21-20.  Delapan angka beruntun yang diperoleh Fitri membuat ia semakin percaya diri. Akhirnya, Fitri mampu menyelesaikan game dengan poin 23-21 sekaligus berhak masuk ke babak R2. Pada babak R2, Fitri juga harus menyelesaikan pertandingannya dengan rubber game. Pertandingan yang tidak mudah dilalui oleh Fitri. Ia harus berhadapan dengan unggulan pertama yang merupakan pemenang Thailand Master tahun lalu. Fitri mampu membungkam pertandingan melawan Nitchaon Jindapol (THAI) dengan waktu 62 menit. Tidak hanya Nitchaon Jindapol (THAI) yang berhasil dibungkam oleh Fitri dalam waktu diatas satu jam,  Yeo Jia Min (SGP) juga menjadi korban Fitri pada perempat final. Fitri berhasil memenangkan pertandingannya pada babak perempat final dengan durasi pertandingan 60 menit. Pada babak semifinal, Fitri kembali menghentikan langkah Deng Joy Xuan (HKG). Tentunya pertandingan yang dimenangkan oleh Fitri ini dimainkan dengan rubber game. Kemenangan tersebut membuat fitri mengantoingi tiket final sekaligus satu-satunya pemain Indonesia yang tersisa pada Thailand Master 2019. Babak final dilalui oleh Fitri dengan penampilan yang sangat baik. Tidak seperti babak-babak sebelumnya, dimana ia harus menyelesaikan pertandingan dengan rubber game. Pada laga final ia mempu menumbangkan lawannya denga dua games.

Fitriani mengungkapkan kegembiraannya setelah berhasil memenangkan partai final tunggal putri dengan sujud syukur. Saat diwawancarai setelah pertandingan berlangsung, Fitiani mengatakan bahwa ia sangat senang dan mengucapkan terimakasih kepada Tuhan, pelatih, keluarga dan semua fans yang sudah mendukungnya (13/1). Kemenangan ini merupakan gelar pertamanya pada tour BWF level internasional di luar Indonesia. Fitriani sebelumnya berhasil menjadi pemenang pada Indonesia International Chalenge tahun 2016.

Setelah dua tahun minim prestasi yang dilalui oleh Fitriani, akhirnya ia kembali berhasil menjadi pemenang pada Thailand Master 2019. Dua tahun yang dilalui oleh Fitriani untuk meyakinkan bahwa ia bisa menjadi pemain badminton terbaik Indonesia bukanlah hal yang mudah. Fitri harus rela menerima cacian dan buly-an dari para netizen. Apalagi pada tahun 2018 prestasinya kian menurun. Diturunkan pada sejumlah turnamen BWF tour, Fitriani selalu terhenti pada babak pertama atau kedua. Tak jarang para netizen mencibirnya dengan sebutan pemain mentok atau pemain yang tidak berkembang. Kekalahan demi kekalahan dialami Fitri pada tahun 2018. Prestasi yang semakin menurun membuat para coach tunggal putri memanggil psikolog untuk memberikan terapi pada psikisnya. Hal ini bertujuan agar Fitri mampu tampil lebih percaya diri pada setiap turnamen yang ia ikuti.

Minarti Timur yang merupakan asisten pelatih tunggal putri Indonesia selalu mendampingi Fitri pada setiap babak. Minarti menuturkan bahwa ia selalu memberikan masukkan kepada Fitri untuk tetap tenang dan yakin pada pola permainan yang ia mainkan (10/1). Sebagai seorang asisten pelatih, Minarti Timur cukup sukses membuat tim tunggal putri untuk kembali berangkat dari keterpurukan. Dari semua sektor yang ada pada bulutangkis Indonesia, sektor tunggal putri lah yang sangat minim prestasi. Hampir empat tahun terakhir sektor ini terjadi kekosongan prestasi. Prestasi intenasional terakhir yang diperoleh oleh sektor ini didapatkan oleh Adriyanti Firdasari pada ajang Indonesia Grand Prix Gold pada tahun 2014. Sejak itu, tiada lagi raihan tour  BWF internasional (kelas super 300-1000) yang diperoleh oleh sektor tunggal putri. Hanya ada satu raihan yang cukup menjanjikan pada tahun 2017 yaitu riahan kemenangan oleh Gregoria Mariska Tunjung yang menjadi juara pada BWF kejuaraan dunia junior.

Kemenagan yang diperoleh oleh Fitriani pada awal tahun ini menjadikan harapan baru bagi pecinta bulutangkis Indonesia. Pecinta bulutangkis Indonesia berharap bahwa Fitri mampu meberikan konsistensinya pada setiap laga turnamen yang ia ikuti. Tidak hanya bagi sektor tunggal putri, pecinta badminton juga berharap adanya peningkatan dan konsistensi dari semua sektor bulutangkis Indoesia. Semoga dengan adanya kejutan dari Fitriani di awal tahun ini membuat para pemain lainnya termotivasi untuk tampil lebih baik lagi di tahun ini.