agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
Kecemburuan Rindu - Part 5
Mentari sedang membaca ayat terakhir dari surat Al Baqarah, ketika terdengar pintu diketuk. Mentari merapikan mukenanya, dan bergegas membuka pintu. Betapa terkejutnya ia, begitu mengetahui siapa yang berdiri dibalik pintu. Iman berdiri disana, dengan senyum manis tersungging dibibirnya.

"Loh...mas disuruh berdiri saja nih, gak disuruh masuk ?", gurau Iman.

Mentari tersentak kaget, tanpa malu dipeluknya belahan jiwanya itu erat erat. Iman membalas pelukan itu dengan mesra. Mereka berpelukan lama, sejenak tak ada suara, hanya gurauan kecil yang ditingkah rajukan manja Mentari.

"Koq gak bilang mau datang mas?".
"Kenapa, kamu gak suka aku datang?", gurau Iman sambil memijit hidung Mentari.
"Sukalah mas, cuma aku kaget aja. Kalau tau mas mau datang, aku kan bisa siap siap".

Iman menatap lembut mentari, dibukanya hijab yang menutupi rambut istrinya itu. Rambut mentari yang hitam legam terurai indah, terlihat begitu sempurna dimata Iman.

"Dengar istri solihahku, kamu itu cantik dalam keadaan apapun. Kamu adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan untukku. Aku mencintaimu dan akan terus mencintaimu", bisik Iman sambil membelai lembut rambut Mentari dengan tangan kekarnya.

"Aku juga mencintaimu mas", ujar Mentari.

Disaat mereka berpelukan, di mushala terdengar adzan isya berkumandang, Iman mengajak Mentari shalat berjamaah di mushala. Mereka terlihat berjalan beriringan, dan sesekali menjawab sapa tetangga yang berpapasan.

------------

Rindu sedikit galau, pikirannya agak kacau, ia sama sekali tidak menyangka, jika ketidak bisaannya mengantar pulang Mentari telah berbuntut perdamaian diantara keduanya. Iman, suaminya sudah kembali mesra dengan Mentari madunya. Ia agak kaget, ketika pagi tadi suaminya pamit hendak menjumpai Mentari. Dipandanginya handphone yang ada dihadapannya, ia agak ragu untuk menghubungi Iman, tapi kecemburuannyalah yang memaksanya untuk memencet tombol panggil di handphonenya.
Terdengar suara sahutan diujung sana, bukan Iman tapi Mentari. Suaranya terdengar lembut sesuai dengan orangnya.

"Halo....assalamualaikum mbak".
"Waalaikumusallam". Rindu mengatur nafasnya untuk menutupi kegusaran hatinya, bicaranya dibuat selembut dan sewajar mungkin, agar Mentari tidak bisa membaca kecemburuannya. Perlahan ia melanjutkan bicaranya.

"Mentari, maaf apa mas Iman sudah sampai?".
"Alhamdulillah mbak, sudah. Mas Iman sedang mandi sekarang. Mbak terimakasih ya, terimakasih untuk semuanya", ucap mentari. Suaranya terdengar gembira, tidak seperti waktu bertandang kerumahnya.

"Oh iya Mentari, sama sama. Alhamdulillah, kalau mas Iman sudah sampai". Diujung sana terdengar suara Iman memanggil Mentari dengan mesra. Rindu semakin gelisah, ia begitu marah.
"Sudah dulu ya Mentari, aku cuma ingin tau kabar mas Iman. Assalamualaikum".
"Waalaikumusallam", ujar Mentari dari ujung sana.

Rindu duduk termenung, tak disentuhnya makanan yang sejak tadi terhidang. Anak anak Mentari yang sudah sejak tadi menunggu bundanya, disuruh makan terlebih dahulu. Ia berdalih sedang tidak enak makan. Rindu pamit akan kekamar lebih awal. Anak2 saling berpandangan dan mengangkat bahu, bingung dengan tingkah bundanya yang tidak biasa.

Ok ..gan dan sist, tunggu lanjutannya ya
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
383
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.