agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
Pertemuan Yang Dinanti
Hari masih gelap ketika bus yang ditumpangi mentari memasuki terminal, Mentari terbangun dari tidurnya, dilihatnya jam dipergelangan tangannya menujuk ke angka empat. Bergegas diraihnya tas yang tersimpan di bagasi, dan ia mulai mencari masjid.

Dipercepat langkah kakinya, karena gerimis mulai menerpa bumi. Sejenak ia tertegun, memandang kedai kopi, tempat ia dan Iman biasa mampir, jika kembali dari kampung seusai lebaran. Ah...Iman selalu membuatnya bahagia, hingga ia tak bisa mematri nama lain dihatinya. Tangan kokohnya senantiasa memberikan kenyamanan dan perlindungan untuknya. Dadanya yang bidang menjanjikan kehangatan yang tiada tara. "Ah...mas, sedang apa kamu. Aku kangen genggaman tanganmu, disaat seperti ini," gumam Mentari. Adzan subuh sudah berkumandang, Mentari menepis bayang bayang yang membuatnya mabuk dalam rindu.

Air wudhu membuat Mentari sadar, bahwa hidup tak harus diruntuki tapi mesti dijalani, walau penuh onak dan duri, dengan tak lupa melangitkan doa2 yang dipanjatkan pada illahi.

Khusuk Mentari larut dalam doa, bersimbah air mata melangitkan pinta, berharap belas kasih yang Maha Kuasa, agar terangkai kembali bahagia yang hampir sirna.

Mentari menghentikan angkot yang ditumpanginya di depan rumah besar, berhiaskan taman asri, sungguh hunian yang sangat nyaman dan indah, berbeda seratus delapan puluh derajat dengan rumah yang ia tinggali. Terlihat seorang pria tengah berolah raga, ah..itu mas Iman, Mentari langsung mengenali sosok itu. Mentari mengucap salam, dan pria itu membalikan badannya. Sejenak Iman dan Mentari saling bertatapan, ingin ia memeluk mentari, betapa kangennya ia pada sosok itu, begitu juga dengan Mentari. Tetapi Iman yang masih berbalut dengan amarah, mengurungkan niatnya, tatapannya tajam menghujam. Mentari menyalami suaminya, diciumnya punggung tangan Iman.

Dari dalam Rindu mencari tau siapa yang datang. Alangkah kagetnya ia, melihat sosok Mentari yang sudah hadir di rumahnya sepagi ini, berdiri disisi Iman. Dicobanya menyapa Mentari dengan ramah, meski ribuan prasangka membuatnya resah.

Mentari menyalami Rindu dengan ramah, dan mempersilahkan masuk. Tangannya erat menggandeng Iman dan Imanpun merangkul mesra Rindu, seolah ingin memanaskan hati mentari, sudut matanya menangkap kecemburuan yang terpancar dari wajah Mentari. Iman pamit hendak mandi, sambil mengecup pipi Rindu, Rindu membalasnya dengan cubitan mesra di pinggang Iman. Mentari menunduk diam, hatinya terasa sangat perih.

Rindu sudah selesai menyiapkan sarapan, ketika Iman datang. Harum parfum Iman, membangkitkan kenangan. Ah...mas Iman masih menggunakan parfum yang dulu. Mentari diam menunduk, wajahnya tak sanggup menutupi kerinduan yang teramat dalam, ia tak ingin Iman melihat itu.

Gan dan sist...sampai disini dulu ya
Diubah oleh agusmulyanti 08-01-2019 16:55
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
428
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.