• Beranda
  • ...
  • Buku
  • My Overprotective Bad Boy (Part 1 - I Shoot You When I First Met You)

pra.ciliaAvatar border
TS
pra.cilia
My Overprotective Bad Boy (Part 1 - I Shoot You When I First Met You)
My Over Protective Bad Boy.
1 – I Shoot You when i first met you.

Blam!

“MARIO!” seru seorang cowok ketika ia baru saja membuka pintu kelas dengan sekuat tenaga sampai menimbulkan bunyi gaduh karena sapu dan pel di belakang pintu pada berjatuhan.

“Tito! Berdiriin balik tuh sapu! Cepetan!” suruh satu cewek yang duduk dibangku terbelakang bersama seorang cowok, Mario.

“Iya, badak afrika!” teriak Tito. Seisi kelas ingin tertawa, namun ditahan karena Jessi, sedang memelototi mereka.

“Gue bukan badak afrika! Kulit gue putih gak hitam, bego!” Tito berjalan ke arah Mario yang sedang asik sendiri dengan HP dan earphonenya.

Ia menoleh sebentar ke Jessi, lalu mengalihkan tatapannya ke Mario. “Rio,” panggil Tito. Namun Rio tak dengar, ya bagaimana mau mendengar, ia saja sedang mendengarkan musik dengan volume suara full.

“Rio!” kesal, Tito akhirnya mencabut paksa earphone Rio dari kepalanya.

“Lo cari masalah sama gue!” Rio bangkit dan langsung menarik kerah seragam Tito dengan kasar. Sungguh, ia sangat tempramental.

Tito melirik kerah seragamnya yang sepertinya akan sangat kusut nanti. “Rio,” panggil Tito pelan. “Lo tau si Tita udah dimari, bego!” bentaknya.

Sontak, Rio melepaskan cengkramannya. Ia tiba-tiba tersenyum sumringah. “Lo gak bercanda, kan?” Rio menatap Tito yang membalas tatapannya dengan garang.

“Ya enggak, lah! Dari pada lo berduaan sama si badak afrika, lebih baik lo samperin tuna-”

Sebelum Tito menyelesaikan ucapannya, Rio segera membungkam mulut embernya itu. “Lo diam!” desis Rio.

“Dimana dia?” tanya Rio seraya melepaskan tangannya yang berada di mulut Tito.

“Kantin. Tadi gue- Oi Rio! Buset dah, gue ditinggalin gitu aja.” Teriak Tito saat Rio melewatinya begitu saja setelah ia memberitahukan dimana keberadaan Tita.

***

Rio berjalan di koridor. Sungguh, ia senang sekali hari ini. Ia tak menyangka apa yang ditunggu-tunggunya selama dua bulan terkahir sudah tiba. Jujur saja, hatinya entah kenapa merasa gugup.

Ia teringat percakapan Ibunya dengannya dua bulan lalu.

Flashback on

“Mario. Kamu sudah pulang, nak.” Rio berjalan ke arah ibunya yang duduk di sofa di living room. Lalu ia mencium punggung tangan ibunya itu.

“Rio. Duduk disini dulu, nak.” Kata ibunya sambil menepuk ruang kosong disebelahnya.

“Kenapa, Ma? Mau marahin aku karena aku gak ucap salam tadi? Oke, aku balik lagi.” Rio hendak berbalik menuju pintu rumah namun tangannya langsung diraih oleh sang ibu.

“Bukan itu, Rio. Sekarang duduk dulu.” Rio menghela nafas lalu duduk disebelah Ibunya itu.

Ibu Rio mengambil sebuah kotak di bawah meja. Lalu memberinya ke Rio. “Rio, Mama rasa kamu udah dewasa, jadi kamu berhak mengetahui ini, dan Mama minta, kamu jangan nolak, karena ini perintah.”

Rio mengernyitkan dahinya, memangnya apa isi kotak ini? Dengan tak sabaran, Rio membukanya. “Ini apa, Ma?” tanya Rio sambil mengacungkan sebuah kertas usang ditangannya.

“Baca dulu, Rio.” Rio membuka lipatan kertas. Matanya bergerak turun kebawah dengan cepat, dan semakin kebawah, matanya semakin membesar karena terkejut.

“Itu surat wasiat dari uyut kamu. Uyut kamu minta supaya salah satu cicitnya menikah dengan cicit dari sahabatnya.”

Mendengar itu, emosi Rio tersulut. “Mama, ini bukan zaman siti nurbayah, aku gak mau dijodohin kayak gitu. Aku cari cewek sendiri, Ma.”

“Rio, ini bukan sekedar cewek. Ini menyangkut pasangan hidup kamu. Dan, kamu tau, sahabat uyut dulu mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan uyut kamu. Uyut merasa berutang budi, dan ia pengin supaya cicitnya kelak akan menikah sama cicit sahabatnya,” jelas ibu Rio.

Rio mengusap wajahnya kasar! “Dan cicit uyut itu hanya aku, Ma.”

Ibu Rio mengangguk. “Iya.”

“Mama. Gimana kalau perempuan itu jelek, Ma!? Rio gak mau punya pasangan jelek! Apalagi untuk seumur hidup!” Rio berkata dengan dewa angkuhnya.

Ibu Rio tersenyum. “Mungkin kamu bakal narik kata-kata kamu tadi waktu kamu ngeliat foto ini.” Ibu mengeluarkan dua lembar foto dari sakunya. Dan memberikannya pada anak semata wayangnya.

“Ini, Lara. Dia seumuran sama kamu. Cantik, kan.” Ujar Ibu dengan menunjuk satu foto yang bergambar gadis manis dengan rambut dikuncir disana. “dan ini, Tita. Adik Lara, dia lebih muda satu tahun dari kamu.”

Rio tak bisa mengalihkan pandangannya terhadap satu foto yang menampilkan wajah gadis yang benar-benar cute disana, Tita. Tita tersenyum ceria sambil memamerkan deretan gigi putihnya ke kamera. Di dalam gendongannya ada satu kucing berbulu putih yang membuat Rio iri. Harusnya dia saja yang berada dalam dekapan Tita!

“Rio. Hei!” Rio tersadar dari lamunannya. “pilihan kamu gak cuman satu. Kebetulan cicit sahabat uyutmu ada dua orang, jadi kamu bisa pilih salah satu diantara mereka.”

Dengan segera, Rio mengembalikan foto Lara ke tangan ibunya. “Rio pilih Tita, Ma.” Kata Rio dengan tegas. Entah kenapa mulutnya berkata seperti itu. Padahal otaknya sedang mengumpatnya karena keputusan ini berarti akan mengakhiri hubungan asmaranya dengan Jessi, si badak afrika.

“Baguslah. Pilihan kamu tepat. Karena Lara saat ini sedang bersekolah di Singapura. Sedangkan Tita, dia masih di Bandung, tapi mama denger, dia bakal pindah ke Jakarta dua bulan lagi.”

Flashback off.



Senyum di wajah Mario seketika lenyap ketika melihat Tita, ya itu pasti Tita, sedang bercengkrama ria dengan seorang cowok.

Dengan langkah tegas, Rio menghampiri meja itu. Tanpa aba-aba ia segera menarik lengan cowok tak bersalah itu dan langsung melayangkan satu bogem mentah untuknya.

Bugh!

Bugh!

"Gue bilangin ke elo! Jangan pernah deketin Tita lagi!" Setelah puas berteriak. Rio berbalik dan segera mengamit lengan Tita, membawanya pergi dan mengacuhkan suara riuh dari orang-orang.

Tita sendiri merasa kebingungan. Dia tidak kenal siapa cowok yang menarik tangannya ini. Berbagai pertanyaan hinggap dikepala Tita, dari mengapa cowok itu bisa tau namanya lalu kenapa menariknya seperti ini seolah ia cemburu dan akan memarahi Tita karena dekat dengan cowok lain, padahal kan Tita saja tidak kenal siapa dia.

Tita juga tidak berontak. Entahlah, rasanya ia nyaman walaupun ditarik kasar seperti ini. Sampai akhirnya mereka tiba di gedung tua di belakang sekolah.

Rio berbalik, mengahadap Tita yang menatapnya balik dengan tatapan polos.

"Lo, Tita, kan."

Tita mengangguk. "Kok lo bisa tau? Sedangkan gue gak kenal lo."

Rio sedikit terkejut. Apa Tita berbohong? Tapi tidak ada titik kebohongan dimata polosnya itu. Kenapa keluarga Tita tidak memberitahukannya pasal tunangan itu?

"Eh tapi tunggu, deh," Ujar Tita dengan dahi mengerut. "Kayaknya gue pernah liat lo, deh. Tapi dimana ya?"

Rio belum melepaskan genggamannya, ia malah semakin mengeratkannya. Ia heran, tak biasanya ada gadis yang seperti Tita. Biasanya juga, mereka akan histeris jika dipegang tangannya oleh Mario.

"Eh, Elo, Mario! Ya kan." Rio mengangguk. "Eh maksud gue, kak Mario."

Rio mengernyit tak suka. Entah kenapa ia tak suka Tita memanggilnya dengan embel-embel 'kakak'. "Tita, panggil gue Rio, aja. Jangan pake 'kakak' segala!"

"Terserah, deh. Btw, lo kan tunangan kakak gue, kak Lara. Ya, kan."

Perkataan Tita seperti petir yang menyambar telinga Rio. "Apa!? Gue bukan tunangan kakak lo, gue tunangan lo!" Ujar Rio dengan penekanan disetiap perkataannya.

"Enggak, Rio. Gue denger sendiri kok, waktu itu. Lo dijodohin sama kak Lara karena wasiat uyut kita, ya kan."

"Iya, emang. Tapi, gue maunya sama lo! Bukan sama kakak lo."

Tita jadi bingung sendiri, rasanya Rio ini aneh. "Yo, apaan sih lo. Lo tuh sama kakak gue. Bukan sama gue!"

Rio menghentakkan tangan Tita sedikit keras karena kesal. "Enggak! Gue gak mau sama kakak lo. Gue maunya sama lo. Dan mulai sekarang lo jadi cewek gue. Mau gak mau lo harus mau, titik!" Setelah itu Rio berbalik meninggalkan Tita yang melongo atas sikap Ray yang ... aneh.


****


Hay hay....emoticon-excited
Sudah baca prolog?
Nah ini part 1 nya. Part 2 akan segera hadir.... tunggu saja yah... makanya follow, biar dapet notifnyaemoticon-Cek PM... iyakah? Dapetyah? Sori kalau salah, saya newbie soalnya...
Pai pai...



oulaaaAvatar border
oulaaa memberi reputasi
1
629
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.