Halo gan salam Serie A!

Pekan lalu gan boxing day melahirkan kejutan. Bukan soal hasil pertandingan, tapi soal insiden rasisme yang diterima oleh pemain Napoli, Kalidou Koulibaly dalam laga melawan Inter Milan. 

Tiap kali Kalidou Koulibaly membawa bola, fans Inter mengejeknya dengan menirukan suara monyet. Semua langsung bereaksi dengan aksi rasisme tersebut. Megabintang Cristiano Ronaldo sampai Mohamed Salah mengecam rasisme tersebut, petinggi klub Inter sampai Walikota Milan juga mengutuk aksi rasisme tersebut. 



Bahkan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mempertimbangkan membekukan Serie A dampak dari rasisme tersebut.

Rasisme terus terjadi di lapangan hijau. Sudah berkali-kali terjadi. Hukuman besar sudah ditetapkan atas munculnya rasisme. Klub, ofisial, pelatih sampai pemain bisa kena denda besar jika ada fans mereka atau selama pertandingan muncul aksi rasis. Selain denda, pelaku rasisme bisa dihukum dilarang terlibat dalam pertandingan selama minimal 10 laga. Itu aturan UEFA gan. 

Aturan di UEFA menetapkan, klub yang fans mereka melakukan rasisme bisa dihukum bermain tanpa laga dalam beberapa partai. 

Bahkan UEFA mengatur, jika rasisme muncul saat laga berlangsung, wasit bisa menghentikan pertandingan. Kalau dirasa aksi rasisme sudah tak bisa dihentikan, wasit diperkenankan untuk menyudahi pertandingan dan tim yang jadi korban rasisme bisa diberikan kemenangan langsung tanpa menunggu laga berakhir. 



Aslinya gan, hukuman atas rasisme sudah berat. Tapi kenapa rasisme masih terus muncul di lapangan hijau. 

Masalahnya di mana sih gan? kok masih saja muncul aksi rasisme. 

Apa perlu menurut agan, perlu hukuman yang lebih berat dan keras dari yang telah diberlakukan tersebut?

Pembekuan liga, rasanya adalah hukuman yang sangat berat dan menarik dipertimbangkan sih gan. Kalau rasisme memang sudah tak terkendali. Kalau agan dan sista punya rumusan apa nih buat mengakhiri aksi rasisme di lapangan hijau?