Kamu menyebutnya sempurna,
sampai rasanya kamu ingin menjadi seperti dia.

Saat yang lain memiliki banyak kekurangan dan dirundung insekuritas. Dia sangat menawan, sampai tiada cela untuk menyebutnya kurang.

Namun, kamu hanya berprasangka.

Temanmu yang paling pandai bisa saja sedang depresi. Mimpinya terpaksa hangus, sebab orang tuanya terlalu menuntut.

Yang kamu tahu ia selalu belajar dengan giat, seakan masa depannya telah tertata. Namun, kamu tidak tahu, perihal semua bekas sayatan di tangan dan semua rasa putus asa di jiwanya.

Temanmu yang paling suka menghibur.
Terlihat selalu bahagia, namun bisa saja ia sedang terluka. Masalah keluarga yang rumit, pertengkaran tanpa henti, dan jiwanya kosong tak terisi.

Hidup mereka terkesan indah sebab yang mereka lukis di depanmu hanyalah tawa.
Kamu tidak pernah tahu perihal rasa putus asa dan air mata dalam hidupnya.

~On the outside it looks perfect, but from within, who doesn't know that.