Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

brainstrom90Avatar border
TS
brainstrom90
Fakta dan Beda Aksi 812 Malaysia dengan 212 Indonesia
Fakta dan Beda Aksi 812 Malaysia dengan 212 Indonesia

Aksi 812 Malaysia. Dok. Ist

Baru-baru ini muncul gerakan di Malaysia yang mirip dengan aksi yang terjadi di Indonesia. Jika di Indonesia ada Aksi 212, maka di Malaysia ada Aksi 812. Tujuh bulan setelah aliansi Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad memenangi Pemilu, digelar aksi besar-besaran di Kuala Lumpur pada 8 Desember lalu. Aksi yang dikenal tersebut diikuti sekitar 55 ribu orang dan ditunggangi oposisi.

Berbeda dengan aksi di Indonesia, Aksi 812 yang digelar di Dataran Merdeka ini dipicu rencana pemerintah, yang kini dikuasai kubu Mahathir, yang akan meratifikasi International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (Konvensi Internasional dalam Eliminasi Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) atau ICERD. Teriakan 'Hidup Melayu' dan 'Hancurkan ICERD' terdengar keras di Dataran Merdeka.


Sedikit mengenai ICERD merupakan konvensi hak asasi manusia yang mewajibkan anggotanya untuk menghapuskan diskriminasi etnis dan mengembangkan pengertian di antara semua ras. ICERD juga memberikan kewajiban pelarangan penyebaran kebencian dan mengkriminalkan keikutsertaan dalam organisasi rasis. ICERD juga memiliki mekanisme pengaduan individual apabila terjadi pelanggaran, sehingga telah berkembang suatu yurisprudensi mengenai penafsiran dan penerapan konvensi ini.


Quote:


 Pemerintah Malaysia pada akhirnya mengurungkan niat meratifikasi ICERD, namun aksi 812 tetap digelar. Aksi itu didukung dan digerakkan dua parpol oposisi terbesar Malaysia, yakni United Malays National Organisation (UMNO) dan Parti Islam Se-Malaysia (PAS). Bahkan senior UMNO yang juga eks PM Malaysia Najib Razak mengikuti Aksi 812.

Pemerintahan Malaysia kini diisi kubuPakatan Harapan (PH). PH didirikan sejak tahun 2015 yang berisikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Aksi Demokratis (DAP), dan Partai Amanah Negara (Amanah). 


PH saat itu berada di kubu oposisi dari pemerintahan Najib Razak yang didukungBarisan Nasional (BN). Namun tiga tahun berselang, secara mengejutkan PH memenangkan Pemilu Malaysia. Kemenangan PH sekaligus mematahkan dominasi BN--sebelumnya bernama Parti Perikatan--yang berkuasa sejak tahun 1957.

PH yang pro-Mahathir mendominasi kursi parlemen Malaysia dengan meraih 113 dari total 222 kursi Dewan Rakyat. Rinciannya adalah PKR (47 kursi), DAP (42), PPBM (13), dan Amanah (11). Sedangkan BN yang berada kini jadi oposisi dan pro-Najib memiliki 79 kursi yang terdiri dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu atau UMNO (54 kursi), Partai Pesaka Bumiputera Bersatu (13), Partai Rakyat Sarawak (3), Kongres India Malaysia (2), Partai Demokratik Progresif Sarawak (2), Partai Persatuan Tionghoa Malaysia (1), Partai Bersatu Sabah (1), The Sarawak United Peoples' Party (1), Organisasi Pasokmomogun Kadazandusun Murut Bersatu (1), dan Partai Persatuan Rakyat Sarawak (1).

Selain BN, pihak yang berada dalam oposisi di Dewan Rakyat Malaysia adalah Partai Islam Se-Malaysia (18), STAR (1), dan independen (2). Selain itu, ada 9 kursi yang memilih netral, yakni Partai Warisan Sabah (8) dan pihak independen (1). 


Kembali ke Aksi 812. Demonstrasi ini didukung UMNO dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS). UMNO dan PAS memiliki kekuatan 72 kursi di parlemen. Mereka memprotes rencana pemerintah Mahathir untuk meratifikasi konvensi PBB mengenai larangan diskriminasi rasial.

Pemerintahan Mahathir menyatakan batal meratifikasi ICERD. Tetapi massa tetap menggelar Aksi 812. Apa sebabnya? Pihak pengorganisir demo menyebut aksi tersebut 'aksi syukur’.

Hujan sempat mengguyur saat aksi berlangsung dan massa menggelar salat berjamaah. Massa membubarkan Aksi 812 pada pukul 16.50 waktu setempat.

Pemerintah juga mengizinkan digelarnya Aksi 812. Aksi tersebut digelar di bawah pengawasan ketat polisi dan berlangsung damai hingga berakhir.

Sejumlah analis menyebut Najib dan partainya memakai Aksi 812 untuk mengalihkan perhatian dari dakwaan-dakwaan korupsi dirinya, istrinya Rosmah Mansor dan mantan pejabat-pejabat pemerintahannya yang tergabung dalam Barisan Nasional (BN).


Seperti dilansir The Star dan Reuters, Kamis (20/9), Najib sempat dijerat 25 dakwaan terkait dugaan aliran dana 2,3 miliar Ringgit (Rp 8,2 triliun) dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB) ke rekeningnya. Dakwaan-dakwaan yang dijeratkan terhadap Najib terdiri atas 21 dakwaan pencucian uang dan empat dakwaan penyalahgunaan kekuasaan untuk menerima gratifikasi. Namun Najib menyangkal semua dakwaan itu. 
Fakta dan Beda Aksi 812 Malaysia dengan 212 Indonesia

Najib Razak. Dok. Ist

Najib yang mengenakan kemeja koko putih dan peci hitam berada di barisan depan saat Aksi 812. Dua hari berselang, Najib kembali ditangkap oleh Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) terkait perubahan laporan audit akhir 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
 
Dalam kasus ini, auditor umum Tan Sri Madinah Mohamad mengatakan bahwa bagian-bagian laporan audit akhir 1MDB telah dihilangkan. Bagian-bagian tersebut menyebut tentang keberadaan konglomerat Low Taek Jho alias Jho Low yang diburu aparat.
 
Madinah menyebut, perintah untuk mengubah laporan audit tersebut datang dari Tan Sri Shukry Salleh, yang menjadi sekretaris pribadi utama untuk Najib ketika masih menjadi perdana menteri.

Perubahan pada laporan 1MDB tersebut dilakukan pada 26 Februari 2016 dengan alasan bahwa itu merupakan 'isu sensitif'. Sejauh ini, selain Najib, MACC telah menanyai sejumlah orang mengenai perubahan laporan audit 1MDB tersebut.

 
Sumber
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.4K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.