Bullying sudah menjadi makanan sehari-hariku. Kenapa aku bisa bilang begitu? Jelas saja, dari SD hingga SMA aku merasakan hal itu. Dikucilkan, disumpahserapahi, dimaki-maki. Sudah kebal hati ini mendapat hal-hal semacam itu.
 
Dari yang awalnya aku menangis seharian, takut masuk sekolah, hingga akhirnya aku hanya bisa menertawai diriku yang menjadi bahan olokan. Serendah itukah aku hingga orang-orang ini menjahatiku? Sekejam inikah dunia? Seperti inikah budaya di negaraku yang tercinta?
 
Aku tak punya teman semasa sekolah. Tak ada yang mau menemaniku. Mungkin hanya ada satu atau dua, untuk sekedar bekerja kelompok. Mereka memilih untuk menjauh dariku agar reputasi mereka aman, tak ikut dijauhi teman-teman yang lain.
 
Kedengarannya menyedihkan ya? Tapi aku sudah tak sedih sekarang. Sudah terlalu terbiasa dengan kesedihan ini. Aku bahkan merasa aneh jika tak mendengar satu olokan dalam sehari semasa sekolah dulu.
 
Tapi setelah aku dewasa, aku memahami sesuatu. Bullying lah yang membuatku kuat dan tegar. Aku ingin menceritakan hal ini, memberi semangat pada mereka yang masih tertindas karena ulah teman-temannya. Tapi aku masih malu jika harus memperlihatkan identitasku di depan publik.
 
Podcast adalah suatu cara terbaik, pikirku. Aku bisa saja menggunakan 'nama panggung' dan tak ada orang yang akan tau. Sudah banyak platform untuk itu, tapi aku tak mau platform mainstream. Pilihanku jatuh kepada satu aplikasi, Dengar Radio. Aku menemukannya di Play Store. Aku merekam banyak hal di sana. Anehnya, aku tidak canggung bercerita di aplikasi itu. Banyak orang yang mengobrol denganku di kolom komentar memberi respon baik. Sungguh menyenangkan! Kamu pun harus mencoba.