TS
coachyudi
Memperdayakan, Baik Atau Buruk ?? | Coach Yudi Candra | Leading With Value
Sahabat Milyarder, pemberdayaan adalah suatu seni, dan dasar untuk menguasai seni memberdayakan orang lain adalah dengan memahami orang lain dan diri sendiri. Masalah kepemimpinan merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh berbagai organisasi yang bersifat profit, non profit, hingga pemerintahan.
Krisis kepemimpinan muncul bersamaan dengan berbagai krisis multi dimensi lainnya. Krisis ini tidak hanya terjadi di suatu negara, namun juga di berbagai negara di Kawasan dunia, mulai dari negara – negara berkembang ke negara – negara adikuasa lainnya. Para pemimpin dunia dipaksa untk turun dari singgasananya melalui kekuasaan rakyat yang telah diperintahnya selama beberapa dasawarsa. Setelah dipaksa turunnya beberapa pemimpin di Asia beberapa tahun lalu, sekarang giliran para pemimpin di Timur Tengah dan Afrika harus mengalami proses yang sama melalui people power.
Dari kejadian – kejadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses suksesi atau penggantian tongkat estafet kepemimpinan tidak berjalan dengan baik. Ada hal yang menjadi kemiripan dari para pemimpin yang dipaksa diturunkan tersebut, yakni mereka memnjadi pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan tidak mau berbagi dengan orang – orang yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin haruslah menyadari akan peranan yang telah dipercayakan padanya untuk dapat memaksimalkan potensi setiap orang yang dipimpinnya, mereka dengan bakat dan kemampuan berbeda yang belum diketemukan dan dikembangkan. Disinilah tugas seorang pemimpin untuk melakukan empowerment, yakni suatu proses untuk menciptakan suasana atau iklim yang memotivasi setiap anggota dalam kelompok yang dipimpinnya untuk dapat mengeluarkan potensi diri mereka sepenuhnya, sehingga setiap individu disamping dapat mencapai tujuan pribadinya, sekaligus juga dapat mencapai tujuan kelompoknya.
Dari definisi tersebut diatas, jelas bahwa ketika melakukan empowerment, suatu hasil hanya dapat dicapai dan mengalami kemajuan ketika para anggota didalam suatu kelompok memiliki suatu komitmen dan keterlibatan. Berlainan dengan dimasa lampau, ketika hanya seorang pemimpin yang diperbolehkan untuk mengendalikan arus informasi, pengambilan keputusan dan penetapan tujuan, dan mengambil sepenuhnya hasil pencapaian dari suatu organisasi, setiap individu dalam suatu kelompok dapat memberikan kontribusi yang bernilai dan berbagai tanggung jawab dan kepercayaan untuk mengalami kesuksesan dalam mencapai visi dan misi suatu kelompok atau organisasi.
Salam Milyarder!
Oleh: Yudi Candra
Krisis kepemimpinan muncul bersamaan dengan berbagai krisis multi dimensi lainnya. Krisis ini tidak hanya terjadi di suatu negara, namun juga di berbagai negara di Kawasan dunia, mulai dari negara – negara berkembang ke negara – negara adikuasa lainnya. Para pemimpin dunia dipaksa untk turun dari singgasananya melalui kekuasaan rakyat yang telah diperintahnya selama beberapa dasawarsa. Setelah dipaksa turunnya beberapa pemimpin di Asia beberapa tahun lalu, sekarang giliran para pemimpin di Timur Tengah dan Afrika harus mengalami proses yang sama melalui people power.
Dari kejadian – kejadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses suksesi atau penggantian tongkat estafet kepemimpinan tidak berjalan dengan baik. Ada hal yang menjadi kemiripan dari para pemimpin yang dipaksa diturunkan tersebut, yakni mereka memnjadi pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan tidak mau berbagi dengan orang – orang yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin haruslah menyadari akan peranan yang telah dipercayakan padanya untuk dapat memaksimalkan potensi setiap orang yang dipimpinnya, mereka dengan bakat dan kemampuan berbeda yang belum diketemukan dan dikembangkan. Disinilah tugas seorang pemimpin untuk melakukan empowerment, yakni suatu proses untuk menciptakan suasana atau iklim yang memotivasi setiap anggota dalam kelompok yang dipimpinnya untuk dapat mengeluarkan potensi diri mereka sepenuhnya, sehingga setiap individu disamping dapat mencapai tujuan pribadinya, sekaligus juga dapat mencapai tujuan kelompoknya.
Dari definisi tersebut diatas, jelas bahwa ketika melakukan empowerment, suatu hasil hanya dapat dicapai dan mengalami kemajuan ketika para anggota didalam suatu kelompok memiliki suatu komitmen dan keterlibatan. Berlainan dengan dimasa lampau, ketika hanya seorang pemimpin yang diperbolehkan untuk mengendalikan arus informasi, pengambilan keputusan dan penetapan tujuan, dan mengambil sepenuhnya hasil pencapaian dari suatu organisasi, setiap individu dalam suatu kelompok dapat memberikan kontribusi yang bernilai dan berbagai tanggung jawab dan kepercayaan untuk mengalami kesuksesan dalam mencapai visi dan misi suatu kelompok atau organisasi.
Salam Milyarder!
Oleh: Yudi Candra
anasabila memberi reputasi
1
241
0
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Image
42.9KThread•4.1KAnggota
Komentar yang asik ya