Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ferryajahhAvatar border
TS
ferryajahh
Anak yang Menderita
 Umurku 10 tahun. Aku adalah anak biasa yang suka bermain seperti anak lainnya. Bedanya adalah aku anak yang menderita. Aku tidak tahu apakah hanya aku yang mengalaminya ataukah temanku juga sama denganku.


Ibu suka mencela perbuatanku. Entah itu aku melakukan sebuah kesalahan atau tidak. Dia juga suka marah-marah dan membandingkan dengan saudaraku yang lain. Aku mencoba bersabar dengan semua apa yang aku alami. Namun, tetap saja itu sangat menyakitkan. Luka fisik mudah diobati, tetapi luka batin tidak. Aku tumbuh dengan kebencian terhadap ibu meskipun aku tetap berusaha untuk memaafkan seluruh tindak tanduknya yang menyakitiku.

Aku pernah disuruh menyapu rumah. Aku melakukannya dengan senang hati. Namun, ketika selesai bukan ucapan terima kasih yang aku terima. Ibu malah mengolokku karena hasil bersih-bersihku tidak baik. Aku jengkel. Aku sudah berusaha semampuku untuk membuatnya senang, tetapi masih saja kata-kata menyayat hati yang keluar darinya.

Pernah juga ibu menyuruhku untuk membelikan beras. Aku diberi uang 20 ribu. Aku belanjakan uang itu, saat pulang ibu menanyakan uang kembalian. Ibu merasa memberikan uang lebih 5 ribu kepadaku untuk berjaga-jaga kurang. Aku tidak merasa membawa uang lagi selain 20 ribu itu. Malah ibu memakiku karena dianggap menghilangkan uang. Setelah itu ibu pergi ke kamar dan menemukan uang 5 ribu yang disiapkan belum diberikan kepadaku. Ibu hanya cengar-cengir, tidak ada permintaan maafnya kepadaku. Berbeda sekali jika aku menghilangkan uang, ibu akan menuntuku untuk meminta maaf.


Ayahku berbeda dengan ibu. Ayah sibuk sekali dengan pekerjaannya. Ayah jarang sekali berbicara dengan kami, anak-anaknya. Nampaknya ayah lebih suka mengurusi pekerjaannya daripada bermain dengan kami. Ayah juga suka kedatangan tamu dan terlihat akrab dengan mereka. Nampaknya ayah juga lebih suka berbicara dengan temannya daripada berbicara dengan kami.


Aku tidak memiliki banyak kenangan dengan ayah. Ayah hanya memberikan mainan ketika aku meminta. Mungkin itu wujud kepeduliannya kepada kami. Aku tidak pernah tahu apakah mainan itu lebih berarti bagi sosok ayah itu sendiri.






Itu adalah sekelumit kisah anak yang menderita oleh sebab orang tuanya sendiri. Tentu, ini hanya dari sudut pandang anak saja. Sebab aku masih dalam posisi anak dan sering mendapatkan berbagai macam cerita semacam itu. Pernah ada teman yang merasa orang tuannya pilih kasih, ada yang ingin minggat karena disakiti terus-menerus, ada yang diolok tanpa henti, ada yang disiksa seperti dipukuli dan masih banyak hal lain yang mungkin tidak aku ketahui.

Namun, bukan berarti semua kesalahan hanya pada orang tua. Bisa jadi sang anak memang adalah anak yang tidak pernah menuruti orang tuanya. Bisa jadi juga sang anak rewel dan masih banyak kemungkinan lainnya.


Orang tua dulu pernah menjadi seorang anak. Seharusnya bisa dijadikan pelajaran dalam mendidik anak mereka. Pun mereka juga bisa belajar melalui ceramah agama atau literatur lain. Sedangkan anak tidak pernah merasakan posisi orang tua, sehingga mereka belum bisa memposisikan diri mereka menjadi orang tua. Namun, anak juga bisa belajar untuk berbakti pada orang tua mereka.


Pada akhirnya tidak ada orang tua yang sempurna. Pun tidak ada anak yang sempurna. Kesempurnaan hanya Milik-Nya. Cara yang paling baik adalah saling menghormati antara anak dan orang tua. Keduanya harus belajar. Orang tua untuk mendidik anak, anak agar berbakti kepada orang tua.


Mohon maaf jika tulisanku tidak berkenan. Ada perbedaan pendapat harap diutarakan secara halus dan sopan. Terima kasih.





0
315
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & ParentingKASKUS Official
4.1KThread4.9KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.