Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gue.bangetAvatar border
TS
gue.banget
Sandiaga Uno melangkahi makam Pendiri NU KH Bisri Sansuri
Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Jawa Timur, menilai bahwa aksi demo dengan mengatasnamakan "Masyarakat Jombang Peduli Ulama" di Jombang, Senin (12/11/2018), telah dipolitisasi.



Demo yang menuntut permintaan maaf dari Sandiaga Uno, karena melangkahi makam Pendiri eN U, KH Bisri Sansuri, dianggap terlalu berlebihan.

"Kami melihat bahwa aksi itu dipolitisasi. Respon santri itu dipolitisasi," kata Hendro Tri Subiantoro, Ketua Penggalangan dan Relawan BPP Jawa timur, Senin (12/11/2018).


Menurut Hendro, politisisasi itu bertujuan untuk menjatuhkan, dan mendiskreditkan Calon Wakil Presiden nomor urut dua ini.

"Karena gorengan di media sosial, kemudian ditangkap oleh kelompok yang memiliki kepentingan politik" kata Hendro yang juga politisasi Partai Gerindra ini.

Selain itu, kemunculan polemik tersebut juga diduga untuk memperkeruh suasana.
"Ada yang ingin membenturkan santri dengan Mas Sandi" lanjut Hendro.

Ia lantas menyamakan aksi tersebut, dengan kejadian di Boyolali.

Yang mana, juga telah terjadi unjuk rasa, atas sikap Prabowo yang membandingkan kelas, antara si kaya dengan si miskin, dengan mencontohkan masyarakat Boyolali, dengan sebutan tampang Boyolali jarang masuk hotel mewah.

Memang, tak lama pasca pidato Tampang Boyolali itu, Prabowo lantas meminta maaf.

"Seperti yang di Boyolali. Isu ini kemudian digoreng, padahal biasa saja. Apalagi, pada saat ziarah, Mas Sandi juga tidak sendiri, namun juga ada yang membimbing dari pihak keluarga," kata Hendro.

Pada prinsipnya, pihaknya memegang teguh adab ketika berziarah. Apalagi, saat melakukan ziarah di momentum Hari Santri (22/10/2018), Sandiaga bersama Prabowo didamping langsung oleh cucu Kiai Bisri, KH Abdussalam Shohib.

"Gus Salam yang menuntun prosesi itu. Saat itu tidak terjadi apapun yang kemudian menjadi polemik seperti saat ini" kata Hendro.

Saat ini, pihaknya juga belum ada rencana untuk meminta maaf, atas kejadian tersebut. Menurutnya, masalah adab bisa diselesaikan dengan sosialisasi adab yang sama.

"Kalau memang diperlukan, kami bersama Mas Sandi akan ziarah lagi. Pada dasarnya, Mas Sandi sangat menghormati jasa para ulama," tegas Hendro yang juga Caleg DPRD Jatim.

Hendro mengatakan bahwa, Sandiaga melihat pesantren dan santri memiliki potensi untuk berkembang.

"Santri, kiai dan pesantren, adalah aset bangsa yang harus diperhatikan kedepan. Inilah yang kemudian menjadi alasan Bang Sandi berziarah ke makam ulama" tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa, tak ada masalah dengan pihak keluarga pasca ziarah tersebut.

"Komunikasi kami dengan pihak keluarga juga baik-baik saja. Kita ziarahnya kemarin juga bersama" katanya.

Pihaknya juga optimis bahwa, isu tersebut tak akan menggerus suara Prabowo dan Sandi dari kalangan santri. "Kami akan menyuarakan terus tentang kepedulian Prabowo-Sandi tentang pesantren" katanya.


"Kami tak akan putus asa, namun malah optimis. Apalagi dengan kejadian yang digoreng oleh kelompok-kelompok yang mempolitisir" tegasnya.



Pihaknya juga belum ada rencana untuk melaporkan beberapa pihak, yang diduga menyebarkan sekaligus memprovokasi dengan mengunakan video tersebut.

"Kami tak akan terjebak pada aksi atau isu provokasi" tegasnya.

Untuk diketahui, sebelumnya ratusan warga Jombang yang tergabung dalam 'Masyarakat Jombang Peduli Ulama' mendesak Cawapres Sandiaga Uno meminta maaf kepada seluruh masyarakat, atas tindakan yang dilakukannya, yakni melangkahi makam pendiri NU KH Bisri Syansuri saat melakukan ziarah di makam tersebut.


Selain itu, massa juga meminta agar Sandiaga meminta maaf kepada keluarga Kiai Bisri.

"Jika yang dilakukan Sandiaga adalah kesengajaan, maka sangat naif. Jika hal itu berdasarkan ketidaktahuan, maka seharusnya Sandiaga belajar dulu tata cara ziarah makam," kata kordinator aksi Faizuddin Fil Muntaqobat, Senin (12/11/2018).

Respon warga Jombang tersebut menyusul beredarnya video Sandiaga Uno, saat ziarah ke makam KH Bisri Syansuri beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Juru debat Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo Subianto-Sandiaga, Sodik Mudjahid menjelaskan, tak ada larangan melangkahi makam, seperti contohnya di Arab Saudi.

"Di negeri kelahiran Islam, duduk, serta melangkahi makam, adalah hal yang tidak terlarang, bahkan biasa," kata Sodik ketika dihubungi, Senin 12 November 2018.

Menurut wakil ketua komisi bidang agama DPR atau Komisi VIII ini, soal melangkahi mayat dan tabur bunga, memang masalah khilafiyah. Yaitu, di mana golongan muslim bisa berbeda-beda dalam pandangannya.

Karena itu, menurutnya, bisa ada perbedaan pandangan antara sebagian umat Islam terkait hal ini. Namun, dia meyakinkan, Sandiaga tak punya maksud untuk tidak menghormati seorang tokoh NU itu.


"Tidak ada niat sama sekali dari Sandi, untuk tidak menghormati makam dari orang yang sudah wafat. Sandi adalah orang yang sangat menghormati sesama manusia, terutama orang yang masih hidup," ujar Sodik.

"Jadi, cara melangkah dan menabur bunga Sandi hanya karena beda pandangan, dan sama sekali tidak berniat kurang menghormati makam. Kepada ulama, Sandi sangat hormat, sehingga dia mencium tangan KH Ma'ruf Amin," katanya.

Sebelumnya, apa yang dilakukan oleh Sandiaga itu sempat diunggah dan dipermasalahkan akun twitter @CandraMalik. Hal itu, kemudian menjadi viral di media sosial.

"Dengan segala hormat, benarkah Anda, Saudara @sandiuno telah melangkahi Maqbarah Kiai Bisri Syansuri di Denanyar, Jombang ketika berziarah? Mendiang adalah salah satu tokoh Islam yang ikut mendirikan Nahdlatul Oelama bersama Hadratus Syekh Hasyim Asya'ari. | Cc: @nu_online," cuit akun tersebut dikutip Senin 12 November 2018.

Sementara itu Cawapres Sandiaga Uno angkat bicara soal video viral dirinya melangkahi makam. Sandiaga menyampaikan permohonan maaf karena melangkahi makam tokoh Nahdlatul Ulama KH Bisri Syansuri.

"Pertama-tama, tentunya permohonan maaf. Manusia itu pasti ada khilaf. Saya hampir tiap hari berkunjung di kubur untuk ziarah," kata Sandiaga di Warkop 45 Jl Arifin Achmad Pekanbaru Riau, Senin (12/11/2018).

Sandiaga mengaku, setiap kali berziarah, selalu ada orang yang memandunya. Namun Sandiaga tak mau menyalahkan pihak lain.

"Dan dalam ziarah tersebut, tadi juga ada ziarah kubur, di sini juga ada pemandunya. Dan tanpa mau menyalahkan siapa-siapa, saya harus berani mengambil risiko ini bahwa kesalahan ada di saya," ujar dia.

"Oleh karena itu kesalahan saya, saya mohon maaf. Dan tentunya manusia penuh khilaf, penuh salah. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf," imbuh Sandiaga.


0
866
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.