Setiap tanggal 28 Oktober, kita selalu memperingati hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda ini dicetuskan oleh orang-orang hebat yang terdiri atas Moh. Yamin, Soegondo Djojopuspito, Mohamad Tabrani, Soenario Sastrowardoyo, WR Supratman, Sie Kong Liong, Soetomo.

Hampir 59 tahun berlalu tapi belum semua pemuda mengerti makna dari Sumpah Pemuda. Hampir semua orang hanya mengerti arti tiap baitnya tanpa mengerti maknanya. Mulai dari bait pertama yang berisi tanah air yang satu, bait kedua berisi berbangsa yang satu, dan bait terakhir berisi bahasa yang satu. 

Bila dibaca secara keseluruhan, Sumpah Pemuda memiliki arti untuk menjadi pemuda yang cinta akan tanah airnya, karena kita berasal dari tanah yang sama, yang masih satu saudara dan memiliki bahasa yang sama. Tapi apa makna sebenarnya dari sumpah pemuda ini? Yup, untuk menghindarkan Indonesia dari perpecahan.

Sumber: wartapagi.id

Semakin tua umur Indonesia tidak membuat semakin dewasanya Indonesia. Indonesia 73 tahun merdeka tapi masih ada saja perpecahan dimana-mana. Kita masih mudah dibodohi oleh HOAX yang bertebaran di media sosial. Kita masih mudah dibodohi dan diiming-imingi oleh orang-orang yang punya kepentingan. Kita masih saja tidak bisa menghargai orang lain. Kenapa? Karena kita belom bisa berpikir kritis.

Jujur gw dulu adalah orang yang gampang banget dibodoh-bodohin. Kalo gw udah meyakinin tokoh A, apapun yang dia lakuin bakal gw anggep bener. Semua hal yang negatif selalu gw acuhin. Tanpa gw cari tau lebih dulu apa yang sebenernya terjadi. 

Alhamdulillah setelah sering-sering baca forum BP otak gw mulai berubah. Gw mulai belajar untuk bersikap netral dan mencari sumber yang nyata dari berita-berita yang ada. Bukan karena forum BP aja, menjadi mahasiswa juga bikin gw untuk berpikir kritis. Gw yang dulu lulus SMA cuma bisa nurut-nurut aja, pas kuliah gw diajarin buat jadi kritis, buat berpikir apa harus kita ngelakuin itu? Kenapa kita mau ngelakuin itu?

Ya walaupun sampe akhirnya gw kritisi juga senior-senior yang dulu ngospekin gw. Kenapa dia ngospek dengan cara itu? Kenapa ga ada perubahan tiap tahunnya? Kenapa ga mau ngikutin kampus-kampus luar aja yang ospeknya lebih manusiawi? Dll. Ya walaupun ujungnya percuma aja karena gw rasa mereka "bahagia" mengospek dengan cara itu.

Cara gampang untuk mulai berpikir kritis adalah dengan mulai bersikap netral. Contohnya untuk memilih calon presiden kita nanti, coba lihat sisi baik dan buruk dari kedua calon. Alhamdulillah karena pikiran kritis ini gw bisa nentuin harus pilih apa untuk pilpres tahun depan. Gw pilih golput .

Beda lagi saat berpikir kritis di media sosial. Terkadang ada sebagian orang yang mengubah atau memotong gambar atau video asli dengan tujuan tertentu. Entah itu menjatuhkan atau membuat sensasi. Cobalah untuk tidak langsung percaya sama semua yang ada di media sosial. Bijaklah berkomentar. Bila kalian mau memberi kata-kata yang bijak, coba telusuri dulu apa benar foto atau videonya begitu atau itu editan. 

Karena gw sering liat kelakuan orang-orang yang sok bijak di media sosial tapi salah dan sok tau. Seperti kasus ibu-ibu yang minta-minta dengan maksa. Di Medan, ibu ini udah terkenal untuk meminta-minta secara maksa. Awalnya minta seribu, setelah dikasih seribu dia bakal tambah dan terus menerus. Kalo ga dikasih, orang yang dimintanya akan dicubit. 

Banyak yang berkomentar "udah kasih aja 10rb"' "kasih aja, duit ga bakal dibawa mati" dst. Padahal faktanya ibu ini punya rumah yang layak tinggal dan badannya sehat walafiat, jadi masih bisa bekerja normal.

Oleh karena itu, ayolah mulai berpikir kritis. Biar kalian ga gampang dibodoh-bodohi. Biar kalian bisa menilai sesuatu dari dua sisi . Itulah salah satu makna Sumpah Pemuda. Karena pendirinya sadar, kalo kita ga bersatu kita bakal mudah dipecah belah. Bila kita bisa berpikir kritis, kita akan sulit untuk dipecah belah.