Ola juragans, salam Pak Edy Rahmayadi!

Luis Milla menyita perhatian karena pada akhirnya berpisah juga dari jabatannya sebagai kepala pelatih timnas sepakbola Indonesia. PSSI ternyata menunggak gaji Milla yang memang terbesar dalam sejarah sepakbola kita, Rp 2,5 miliar per bulan dalam kontraknya.

Tapi kebiasaan nunggak PSSI dulu juga pernah berlaku pada pelatih asing timnas Indonesia. Sebelumnya ada Alfred Riedl, arsitek asal Austria yang gajinya juga tertunggak pada 2013 silam.

Alfred Riedl







Yuk kita bahas soal fee Alfred Riedl yang ketunggak lima tahunan lalu. Adapun total uang yang harus dilunasi PSSI ke Riedl senilai 120.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar.

Jumlah tersebut merupakan 75 persen dari keseluruhan gaji Riedl. Berbeda dengan Milla yang memang sudah punya pengalaman melatih tim La Liga, Riedl tidak semahal gaji Milla.

Milla pernah melatih timnas Spanyol muda, Real Zaragoza, dan sebagai pemain pernah membela Real Madrid dan Barcelona sekaligus.


Peter White








Ente masih inget nggak nih gan sama pelatih kelahiran Liverpool, Inggris ini? Peter White pernah menangani Kurniawan Dwi Yulianto Cs dulu lho.

Yes, medio 2004 sampai 2007, White menangani Indonesia. Manajer yang pernah jadi pemain Aston Villa ini memang tak terlalu gemilang kala menangani Indonesia.

Tapi dari deretan pelatih asing di list ini, White jelas tercatat dengan salah satu yang bergaji terendah. White bahkan bayarannya juga ditunggak gajinya yang dulu cuma sebesar 12 ribu USD. Dengan kurs saat itu, gaji White 'cuma' 120 juta perbulannya.


Ivan Kolev








Ivan Kolev sebelumnya bahkan digaji lebih sedikit dari deretan nama di atas. Disebutkan bahwa gaji Ivan Kolev cuma digaji setengah dari Peter White, suksesornya dulu.

Itupun manajer asal Bulgaria itu sempat bernyanyi soal gajinya yang ditunggak. Karena hal itu, PSSI akhirnya memecat Kolev.
Pada dasarnya, seperti yang diungkap Rahmad Dharmawan dahulu, para pelatih sebenarnya dilarang keras bicara masalah gaji, dan itu ada dalam kontrak yang mereka teken.

So melihat kasusnya, pendapat kalian gimana soccermania?