Dalam temu wicara usai peresmian Taman Kita Oreo, Ahli Psikologi sosial, Dr. Juneman Abraham S.Psi., mengatakan, ada korelasi antara penggunaan media sosial dengan perasaan hampa. Makin sering seseorang habiskan waktu di media sosial, kian merasa hampa dirinya. Benarkah?

Pada 2014, Primack and colleagues mengambil sampel 1.787 orang dewasa berusia 19 hingga 32 tahun, menggunakan kuesioner untuk menentukan waktu dan frekuensi penggunaan media sosial. Mereka bertanya tentang 11 platform media sosial paling populer: Facebook, YouTube, Twitter, Google Plus, Instagram , Snapchat, Reddit, Tumblr, Pinterest, Vine, dan LinkedIn.

Para ilmuwan mengukur isolasi sosial yang dirasakan peserta menggunakan alat penilaian yang divalidasi yang disebut the Patient-Reported Outcomes Measurement Information System.

Dari analisis berbagai faktor sosial dan demografi terdapat temuan menarik. Peserta yang menggunakan media sosial lebih dari dua jam sehari memiliki dua kali peluang merasakan isolasi sosial daripada rekan-rekan mereka yang menghabiskan kurang dari setengah jam di media sosial tiap hari.

Peserta yang mengunjungi berbagai platform media sosial 58 kali atau lebih per minggu memiliki sekitar tiga kali lipat kemungkinan isolasi sosial dibandingkan mereka yang mengunjungi kurang dari sembilan kali per minggu.

Namun belum diketahui, apakah rasa kehampaan diri muncul akibat dari orang yang memang awalnya merasa terisolasi lalu beralih ke media sosial. Atau bisa jadi karena penggunaan media sosial berlebihan menyebabkan perasaan terisolasi dari dunia nyata. Bisa juga yang terjadi adalah kombinasi keduanya.

Sumur : www.futurity.org