Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

JayakahmiAvatar border
TS
Jayakahmi
Demokrasi Sekarang Tidak Menghadirkan Nalar Sehat
Demokrasi Sekarang Tidak Menghadirkan Nalar SehatMatinya Demokrasi (Ilutrasi/Istimewa)
NUSANTARANEWS.CO, Depok – Dahnil Anzar Simanjuntak yakni Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah mengaku gelisah dengan situasi demokrasi saat ini. Tren yang berkembang dalam demokrasi sekarang, kata Dahnil adalah demokrasi stigma. Sebuah demokrasi yang diproduksi dengan tidak menghadirkan nalar sehat.

Baca Juga: 

Ratna Sarumpaet Akui Operasi

Ratna Sarumpaet: Kita Melawan Gerombolan yang Kekuatannya “Menipu”
Ketua Fraksi Hanura Sebut Prabowo Dipinang Komunis Cina

Dimana kata dia, kondisi sekarang yang terjadi apabila ada orang yang berbeda politik dituding sebagai anti Pancasila, radikalis dan pendukung HTI. Menurutnya, situasi demokrasi semacam ini terus diproduksi.
“Demokrasi kita hari ini yang terjadi adalah stigmatisasi. Stigmatisasi itu diproduksi. Bahkan, terhadap Partai Gerindra yang memang plural itu, bisa distigma sebagai khilafah. Ini gak masuk akal,” kata Dahnil saat mengisi acara di kawasan Depok, Jumat (5/10/2018).

Baca juga: 

Masyarakat yang Pro Pancasila Menurun
Menolak Khilafah, Bukan Berarti Anti Syariat Islam

Jadi lanjut Dahnil, partai Gerindra yang prural di dalamnya terdiri dari berbagai kelompok, ras dan suku, oleh pihak yang berbeda politik dituduh radikalis.
“Rocky Gerung yang liberal itu dituduh radikal. Kan sakit jiwa. Saya ini, presiden Religion for Peace Asia and Pacific, saya dituduh radikalis. Gara gara apa? Gara gara, tidak dukung Ahok. Itu saja!” ujar pria yang kini menjadi tim kampanye Prabowo Sandi.

Baca Juga: 
Indonesia Memasuki Zaman Kolobendu
Pesan Armada Hantu Komunitas Intelijen Terhadap Cina

Cina Sumber Ancaman Konflik Kawasan
Cina Enggan Kendorkan Investasi di Indonesia

“Jadi kalau dukung Ahok dulu, baru itu toleran. Sakit jiwa kan? Kalau dukung Jokowi hari ini, itu toleran, Pancasilais. Jadi, stigma,” terangnya.
Dahnil menegaskan, pokoknya, orang yang berbeda politik itu kemudian distigma sebagai anti Pancasila. Radikalis. Atau disebut pendukung HTI. “Ini mengerikan!” ujarnya.

Baca juga: 
Soal Sejarah Komunis, Memaafkan Boleh, Melupakan Jangan!
Citra Buruk PKI Akibat Peristiwa G30S/PKI Perlahan Mulai Terhapus
Kerja di Indonesia, Imigrasi Karawang Temukan WNA Asal China Berbekal Buku Pedoman Partai Komunis


Dan hal yang tak habis ia pikir, stigma stigma itu terus dilakukan. Sehingga jika ada orang yang kritis kemudian dituduh HTI. Kemudian dituduh anti toleransi.
“Ini jadi ancaman serius bagi saya. Dan tentu anak anak muda yang ada di negeri ini. Dan juga bagi demokrasi kita di masa depan.”
“Demokrasi kita hari ini, diproduksi dengan nalar tidak hadir. Atau absen, akal sehatnya. Itu yang terjadi hari ini. Demokrasi kita, kalau Rocky Gerung menggunakan istilah IQ 200 Bong,” kata Dahnil.

Baca Juga:
Impor Beras, Jokowi Ingkar Janji di Bidang Perdagangan
Soal Impor Beras, Gatot Nurmantyo: Kok Tetep Mau Impor! Ada apa?
Kembali Impor Beras, DPR Minta Jokowi Tindak Tegas Kemendag
Budi Waseso, Bersikap Buas Kepada Para Pengimpor Beras
-1
1.3K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.