*free water*

Namaku Rino, dan penyihir itu akhirnya mati tepat didepanku

Semua ini bermula dimana saat aku berjalan sendiri di suatu malam, aku hanya ingin membeli sekotak rokok dan sebungkus coklat untuk adikku di minimarket baru di persimpangan jalan rumahku.

Dan kini, aku terjebak dengan para manusia manusia arogan yang mempertaruhakan asumsi-asumsi konyol mereka.

Mata merah yang terus melirik tiada henti, nafas yang terus terpacu, dan keringat busuk yang keluar dari jidat mereka, serasa ingin ku ledakan saja semuanya.

Permainan yang sangat menjijikan, ini seperti politik yang tidak ada habisnya.

Kepercayaan dan kekuasaan sangat diperebutkan disini, untuk apa? Hanya untuk angka keparat di telapak tangan ini.

Yahh, aku tidak menyalahkan keadaan. Tapi mau bagaimana lagi, kini aku sudah berada di titik 5/9, dan aku sudah sangat muak dengan permaianan busuk ini.

Maaf, aku sudah mulai seperti wewe. Pikiran-pikiran hina ini sudah mulai menggerogoti akal sehat ku.

Aku harus tenang, aku harus bisa mengontrol semuanya lagi seperti pertama aku disini.

"0/9" itulah angka yang pertama aku lihat saat pertama kali aku disini. Hal terakhir yang kuingat adalah kasir minimarket itu menawarkan aku uang tunai dan sebuah pil untuk aku minum.

Siapa juga yang bisa menolak uang tunai hanya dengan meminum sebuah pil, lagi pula aku di izinkan mengambil air mineralnya dengan geratis.

Terdengar konyol? Memang, tapi saat aku memutuskan untuk melakukannya, aku merasa aku hanya ingin mencoba sesuatu yang baru dan aku tak menyangka ternyata begini jadinya.

(Bersambung)