Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak empat anggota polisi dan tiga orang dari kelompok pro Jokowi ikut menjadi korban kericuhan dalam aksi unjuk rasa dua kelompok massa di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (20/9).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan polisi dan massa pendukung Presiden Jokowi itu terluka setelah terkena lemparan batu dari mahasiswa.

"Data sementara personel Polri yang mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu dari mahasiswa sebanyak empat orang, massa dari elemen Komunitas Masyarakat Cinta NKRI sebanyak tiga orang," kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/9).

Dia menerangkan, insiden kericuhan bermula saat sekitar 200 mahasiswa dari Aliansi Pergerakan Mahasiswa Bersatu se-Kota Medan menggelar aksi unjuk rasa sejak sekitar pukul 11.58 WIB dengan sasaran aksi Kantor DPRD Sumatera Utara di Jalan Imam Bonjol, Medan.

Menurutnya, Aliansi Pergerakan Mahasiswa Bersatu se-Kota Medan terdiri dari mahasiswa asal Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Universitas Panca Budi Medan.

Selain itu, ada elemen dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Potensi Utama, Institut Kesehatan Helvetia, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Medan, Universitas Medan Area (UMA), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Medan.

Dedi melanjutkan bahwa aksi di depan pintu keluar DPRD Sumatera itu dilakukan dengan membentangkan poster dan spanduk. Isinya, penyampaian seruan pencopotan Menteri Perdagangan, penurunan Walikota Medan, kekecewaan terhadap Presiden Jokowi, serta minimnya peliputan yang dilakukan media televisi terhadap aksi yang diselenggarakan pihaknya.

Massa pun sempat diterima oleh perwakilan anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi PKS, Zulfikar, sekitar pukul 13.46 WIB.

Namun, semenit berselang aksi lempar-lemparan batu antarkubu pendukung Jokowi dan mahasiwa terjadi. Keributan antarkedua kubu dengan saling melempar batu kembali terjadi pukul 14.49 WIB sehingga polisi mengambil langkah pengendalian massa .

Akibat keributan kedua massa sehingga saling lempar antara kedua kelompok. Polisi pun melakukan tindakan persuasif dengan membubarkan semua massa. Namun, langkah tersebut disikapi dengan aksi saling lempar batu kerikil hingga menyebabkan belasan orang mengalami luka-luka.

Dedi berkata, pihaknya juga mengamankan dua orang mahasiswa yang melakukan perusakan mobil dinas kepolisian Polrestabes Medan.

Sebelumnya, di media sosial beredar sejumlah mahasiswa yang diklaim sebagai korban represif aparat kepolisian. Di antaranya, video mahasiswa berjas hijau terluka dengan darah mengucur dari kepala dan memenuhi wajahnya.

Selain itu, ada sekelompok mahasiswa yang disebut sampai harus berlindung di markas Kodim demi berlindung dari tindakan represif aparat kepolisian.